BAB 7 - [meminta bayaran]

15.2K 1.1K 9
                                    

*sorry for typo
Jeno mengeram kesal, tatkala sambungan telepon terhubung namun Jaemin tidak mengangkat dan mengabaikannya. Sekarang handphone nya malah tidak aktif.

Pulang, Jeno harus kembali ke mansion sekarang. Mengecek keadaan Jaemin, takut jika lelaki cantik itu membuat onar dan melarikan diri.

Ini baru sehari dan pikiran Jemo sudah dipenuhi dengan hal-hal negatif. Tidak salah, mengingat Jaemin lelaki manipulatif yang banyak tingkah.

"Aku akan pulang, bilang pada Taehyun untuk menemui ku di club!" Jeno menelpon Mark dan mengakhiri sambungan tanpa menunggu jawaban.

Wajah sumringah nya berubah menjadi muram dalam sekejap. Ketidak pedulian Jaemin membuat Jeno kesal. Pasalnya Jeno berjuang sendiri dan Jaemin malah ingin melarikan diri.

"Sir! Biar saya yang mengantar anda pulang" entah sejak kapan Mark berdiri di samping mobil. Mark terlalu peka, tau Jeno akan mengebut jika sedang marah. Dan Mark tidak ingin bos nya menggila.

"Ck, kalau begitu cepat masuk!" Jeno membanting pintu mobil, marah kepada Mark tanpa sebab.

Mark menghembuskan napas panjang, sebelum masuk ke dalam dan menjalankan mobil berwarna hitam itu dengan kecepatan sedang.

Sepanjang perjalanan, Jeno diselimuti perasaan yang gelisah. Terus menerus menyuruh Mark menambah kecepatan. Jaemin adalah hidupnya, Jeno tidak bisa membayangkan jika Jaemin pergi meninggalkannya. Mengamuk, sudah jelas. Mungkin para pekerja juga ikut terkena imbas nya.

Begitu sampai di mansion, Jeno langsung berlari masuk. Menanyakan keberadaan Jaemin kepada Ellie. Saat tahu istrinya itu sedang menonton tv, rasa gelisah nya hilang dengan seketika.

Tidak lama setelah itu, Jeno pergi ke lantai tiga, dimana Jaemin berada. "Kau mengabaikan panggilan ku, sayang?" Suara berat Jeno terdengar menakutkan.

Jaemin tersentak, menolehkan kepalanya ke belakang. Sedikit terkejut melihat suaminya berdiri dengan raut muka masam.

Ragu-ragu Jaemin mengulas senyum, lalu berlari ke arah Jeno. Jaemin memeluk tubuh tegap sang suami. Sangat erat sampai membuat dirinya nyaman.

"Sudah pulang eum? Aku sengaja mengabaikan panggilan mu, agar kau pulang dan menghampiri ku, sayang!" Semanis mungkin Jaemin berucap. Berusaha merayu Jeno dengan kata-kata manisnya.

Asal kalian tau, Jaemin hanya berpura-pura. Tidak mungkin Jaemin mau menerima Jeno dalam waktu singkat. Semua ini Jaemin lakukan untuk mendapat kepercayaan suaminya, Jaemin akan melarikan diri begitu mendapat momen yang tepat.

"Ada dengan mu?" Jeno keheranan kala melihat Jaemin berinisiatif memeluknya terlebih dulu. Jaemin melepaskan pelukannya, lalu mendongak. Pipinya menggembung, memasang wajah imut nya.

"Kau tidak suka jika aku memeluk mu?" Jaemin bertanya dengan mata berkaca-kaca. Dan berhasil, amarah Jeno runtuh.

"Bukan begitu, hanya saja aku sedikit heran dengan perubahan sikap mu. Ini bukan siasat untuk mengelabuhi ku kan?" Menuding dengan tatapan serius.

"Kau tidak mempercayai ku?" Jaemin kembali berlagak manis. Bertanya dengan wajah polos, sungguh akting Jaemin sangat bagus, mungkin Jaemin bisa menjadi aktor terkenal jika mengikuti audisi.

"Aku percaya padamu, tapi ingat satu hal Jaemin. Sekali kau mengkhianati ku, aku tidak akan pernah percaya padamu lagi" Jeno mengusap kepala Jaemin dengan lembut, mencium kening nya dan mengajak nya duduk di sofa kamar.

Jaemin terdiam di tempat, memikirkan ucapan Jeno barusan. Entah kenapa, Jaemin merasa takut dan tidak ingin mengkhianati suaminya. Tetapi kebebasannya juga hal yang penting.

Mr. Billionaire's Wife | Nomin [M-preg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang