BAB 11 - [melarikan diri]

10.5K 918 29
                                    

*sorry for typo
Pulang dari mansion Kenzo, Belle langsung pergi ke rumah sakit. Orang tua Kenzo sudah pulang dan mungkin mereka sudah tau akan kebenarannya.

Sedih, kehidupan telah berakhir sekarang. Mimpi, karir, kebahagiaan, semua itu telah menghilang. Perasaan yang Jaemin rasakan dulu kini berbalik padanya. Bahkan berkali lipat lebih buruk.

Melihat Siwon duduk termenung sambil menatap jendela membuat Belle semakin terluka. Merasa gagal menjadi anak karena tidak bisa melakukan apapun demi kebahagiaan ayahnya.

"Yah, ayo kita pulang" ajaknya. Mendorong kursi roda karena sepertinya Siwon masih lemah.

Melihat Belle datang, Siwon tersenyum tipis. Ia merentangkan kedua tangan, meminta sebuah pelukan hangat. Belle tak banyak bicara, langsung mendekap tubuh lemah sang ayah.

"Maafkan ayah, sayang. Ayah  tidak bisa memberimu apa-apa lagi sekarang" Belle semakin terisak. Tidak menyangka, di saat-saat seperti ini pun ayah masih bisa berkata demikian.

"Seharusnya aku yang minta maaf, di usia sebesar ini aku masih menjadi beban dan tidak bisa memberikan kebahagiaan pada mu, yah!" Belle tidak bisa membayangkan. Bagaimana reaksi ayah nya nanti saat tahu Kenzo menceraikannya.

"Dimana Kenzo, kau datang sendirian?" Siwon melihat ke arah pintu, siapa tahu menantunya itu menunggu di depan pintu.

"Yah, aku ingin membicarakan sesuatu. Tapi berjanjilah kau tidak akan marah" lirih Belle. Ragu mengungkapkan kebenarannya. Pasalnya kesehatan Siwon baru saja membaik

"Cerita saja, tapi marah atau tidak nya ayah tidak bisa berjanji, itu semua tergantung dari cerita mu!" Mendengar itu, Belle semakin takut. Jantung nya berdegup kencang.

"Sebenarnya a-anak yang ku kandung bukan lah anak Kenzo. A-aku tidak tahu siapa ayah nya" sontak Siwon mendorong Belle menjauh.

PLAK! Satu tamparan kembali Belle dapatkan. Tamparan Kenzo masih menyisahkan rasa perih, di tambah dengan tamparan ayah nya. Pipi nya semakin memerah.

"Dengarkan penjelasan ku, yah. Aku tidak masalah kau menamparku sampai mati, tapi dengar kan cerita ku!" Belle bersimpuh, memeluk kaki ayahnya.

"Kalau begitu jelaskan!" Seru Siwon, duduk bersandar. Mencoba menahan diri.

Belle menceritakan segalanya, mulai dari obat perangsang sampai cinderamata yang ditinggalkan pria asing itu. Tanpa melebihkan ataupun mengurangi.

"Aku menyesal, yah!" Siwon menghembuskan napas nya lelah. Diusianya yang sekarang, harus nya ia duduk menikmati secangkir kopi sambil menunggu ajal menjemput.

Mungkinkah masalah yang datang hukuman dari Tuhan karena perlakuan buruknya pada anak bungsunya yaitu Jaemin.

Lalu dimana Jaemin sekarang. Jika bisa, Siwon ingin meminta maaf sebelum kematian datang menjemputnya.

"Sudah lah nak, mungkin Tuhan memberikan hukuman yang setimpal kepada kita karena telah menyakiti Jaemin!"

"Jangan menangis, kita akan menjalani hukuman ini bersama-sama. Ayah selalu menemanimu nak" Siwon ikut menangis, tidak bisa membayangkan betapa sulit hari-hari mereka selanjutnya.

"Seharus nya aku jujur dari awal, mungkin masalah kita tidak akan serumit ini" sesal Belle masih terisak dalam pelukan sang ayah.

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri nak, ayah juga bersalah. Kematian Yoona merubah ku menjadi manusia yang dipenuhi kebencian. Akulah akar dari segala masalah, seharusnya kau menyalahkan ku" Belle semakin mengeratkan pelukannya.

Mulai hari ini aku berjanji akan memperbaiki semuanya. Mulai dari hubungan ku dengan adikku, dan mencoba untuk menjadi wanita yang mandiri.

︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Mr. Billionaire's Wife | Nomin [M-preg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang