BAB 8 - [curiga]

13K 1.1K 39
                                    

*sorry for typo
Puas mengobrol, Jeno memutuskan untuk pulang ke mansion jam 1 malam. Jeno hendak mengunjungi tahanannya. Sudah lama Jeno tidak datang ke ruang bawah tanah.

Krietttt....suara pintu terbuka berhasil membuat semua pandangan tertuju padanya. Suara pantofel Jeno terdengar sangat menakutkan.

Petinggi perusahaan yang di bawa Mark beberapa hari yang lalu terlihat ketakutan. Seolah-olah mereka sedang melihat malaikat kematiannya tengah berjalan mendekat.

Raut pucat masih terlihat jelas walaupun wajah ketiganya dipenuhi memar dan darah yang sudah mengering. Setiap hari mereka mendapat siksaan, ini hanya sebagian kecil hukuman yang Jeno berikan. Hukuman sebenarnya akan diberikan langsung oleh Jeno, sekarang dan saat ini juga.

Jeno menghimpit rahang salah satu dari petinggi perusahaan tersebut, "berapa uang yang kalian curi?" Tanya Jeno sambil menguatkan cengkeraman tangannya.

"Seratus juta dolar t-tuan" jawab pria itu dengan suara terbata. Jeno tersenyum miring, lalu menempelkan pistol nya tepat di tengah dahi pria yang menjawab.

"Karena kau sudah berani mengakui, aku akan memberikan mu sebuah hadiah berupa kematian yang tidak terlalu menyakitian"

DOR!

Jeno menekan menekan pelatuk menembak kepala pria malang itu. Membuat kepalanya pecah dan darah berceceran kemana-mana.

Matanya melirik ke samping, dimana dua orang tersisa berada. "Masukkan mereka berdua dan satu mayat ini ke dalam kandang Roger, dia akan senang mendapat santapan makan malam yang lezat!" Perintah Jeno sebelum melangkahkan kakinya pergi dari ruangan tersebut.

Sekedar info, Roger adalah macan hitam yang Jeno asuh semenjak masih kecil. Kedua orang itu akan dimakan hidup-hidup oleh hewan peliharaan Jeno.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Pagi itu Jaemin berdebat dengan maid yang bekerja di mansion. Jaemin berniat menyiapkan sarapan untuk Jeno, namun semua pelayan memohon agar Jaemin pergi beristirahat.

Bukan Jaemin namanya jika menurut, Jaemin mengancam akan menangis dan menakuti mereka menggunakan nama Jeno. Alhasil mereka mengalah dan membiarkan Jaemin menguasai area dapur.

"Ellie, dimana istri ku?" Tanya Jeno, begitu bangun langsung mencari keberadaan sang pujaan hati.

"Tuan Jaemin sedang memasak, tuan besar" Ellie menjawab dengan gugup dan kepala menduduk.

"Apa?!" Jeno membulatkan matanya kaget, kemudian berlari menuju dapur.

Jeno menghentikan langkahnya tatkala mendapati Jaemin memasak dengan senyum merekah. Aroma yang tercium pun menggugah selera, sepertinya Jaemin pandai memasak.

"Kau disini?" Jaemin terkejut melihat Jeno berdiri sambil melemparkan tatapan tajam.

"Kenapa kau memasak, Jaem?" Selangkah demi selangkah Jeno mendekati Jaemin, lalu mematikan kompornya.

"Ini belum matang, kenapa dimatikan?" Marah Jaemin, kembali menyalakan kompor tersebut. Jeno tersenyum, tidak menyangka Jaemin mempunyai sisi menggemaskan.

"Duduk di sana dan tunggu aku!" Pinta nya seraya menunjuk kursi kayu yang terletak di samping lemari es.

"Tidak mau, aku ingin melihat istri ku memasak!" Tolak Jeno, mengarahkan tangannya kedepan, memeluk Jaemin dari belakang.

Risih, ingin rasanya Jaemin mendorong Jeno. Namun, kedok aslinya akan terbongkar nanti. "Kau memasak apa?" Tanya Jeno.

"Pasta dan steak!" Jawab Jaemin cepat. Tidak ada pembicaraan lagi.

Mr. Billionaire's Wife | Nomin [M-preg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang