BAB 29 - [memulai dari awal]

8.2K 672 9
                                    

*sorry for typo

_____________

"Mau kemana?" satu tangga baru saja Jaemin lewati, namun terhenti karena suara serak Jeno menyeruak masuk ke dalam telinga. Lelaki cantik itu menolehkan kepala, lalu mengangguk singkat sebagai jawaban.

"Kau tahu dimana kamar ku?" tanya Jeno dengan satu alis terangkat. Seingatnya dia belum memberitahu Jaemin dimana letak kamar pribadinya. Mungkin Tiffany memberitahu saat makan malam tadi, pikirnya.

"Aku tidak tahu" jawab Jaemin cengengesan. Jari jemarinya bergerak ke balakang, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Melihat itu Jeno mengulas senyum, sebelum akhirnya menawarkan diri untuk mengantar.

"Biar aku mengantar mu" Jeno berjalan melewati Jaemin tanpa berniat menggandeng tangan nya. Takut Jaemin tidak nyaman dan marah-marah.

Jaemin sendiri acuh tak acuh dengan sikap dingin Jeno, seolah sudah terbiasa dengan semua itu. Jaemin memilih mengekor di belakang. Sesekali membiarkan pandangannya bergerilya kemana-mana, mengamati seluruh sudut mansion.

Kamar pribadi Jeno terletak di lantai dua. Entah sudah berapa lama kamar itu tidak di huni. Mungkin terhitung 10 tahun semenjak kepindahannya ke New York.

Begitu Jeno membuka pintu, Jaemin di suguhkan degan desain interior kamar yang begitu mewah dan elegan. Kamar yang di dominasi dengan warna putih dan abu-abu, juga sangat bersih dan rapi.

Desain interior kamar itu sangat estetik. Bagaimana tidak, tempat tidur dihadapkan langsung ke arah jendela. Siapapun yang berbaring disana akan disuguhi oleh keindahan kota Milan.

Tatapan kagum selalu Jaemin perlihatkan. Tidak peduli dengan Jeno yang mentertawakan ekspresi wajah nya. Pria itu duduk di pinggiran ranjang sembari memperhatikan interaksi Jaemin.

"Kau sudah makan?" Tanya Jeno basa basi.

Jaemin menghentikan kegiatannya dan menjawab, "aku sudah makan tadi, bahkan perut ku serasa ingin meledak sekarang" mengusap perutnya yang membuncit karena kekenyangan.

Hening, percakapan mereka berakhir. Jaemin duduk di samping Jeno kini, kedua saling diam dan fokus pada pikiran masing-masing.

"Jeno, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu!"

"Katakan saja, aku mendengarkan mu babe" Jeno menyematkan panggilan sayang, ingin melihat wajah malu-malu Jaemin. Namun, semua harapannya pupus saat melihat raut muka serius dari Jaemin.

"Aku ingin kita memulai dari awal dan aku mohon, ajari aku mencintaimu" dengan sekali tarikan napas, Jaemin berhasil mengungkapkan keinginannya.

Bukannya senang kala mendengar ungkapan Jaemin, Jeno malah menatap Jaemin dengan sorot mata penuh kecurigaan.

"Ini bukan siasat mu kan?"

Mendengar pertanyaan Jeno, Jaemin terdiam beberapa saat. Lalu menggelengkan kepalanya dan tersenyum tipis. "Aku tidak sedang merencanakan apa-apa. Aku serius dengan ucapan ku, sayang"

"Ada apa dengan mu, kenapa tiba-tiba kau ingin memulai semuanya dari awal?" Tanya Jeno masih curiga, takut dikelabuhi untuk yang kedua kalinya. Jaemin bisa mengerti, karena itu dia tidak marah sedikit pun.

"Aku tidak ingin hidup dalam keterpurukan, Jen. Karena itu aku ingin mencoba nya bersama mu," bisik Jaemin dengan tekad yang kuat. Jeno sendiri terdiam di tempat, tidak tahu harus melakukan apa.

Dalam sekejap pikirannya menghilang karena saking terkejutnya. "Kau mau mencoba nya, kan?" tanya Jaemin memastikan. Mengulang pertanyaan karena tidak mendapat jawaban.

"Tentu saja babe" Jeno mencium bibir Jaemin dengan sangat lama dan menuntut. Ingin melakukan lebih, namun kali ini Jeno tidak memaksa Jaemin melakukan kewajibannya sebagai seorang istri.

Mr. Billionaire's Wife | Nomin [M-preg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang