Mission X | Semakin Menjadi

920 127 22
                                    

"Ziva, gimana hasil penelitian kamu? Kita dapat sample dari beberapa rumah sakit.." ucap salah seorang rekan laboran Ziva saat mereka kembali menerima beberapa sampel dari orang orang yang terjangkit oleh penyakit misterius. Ziva terdiam sejenak, ia teringat dengan ucapan Chandra dan juga Mikha mengenai penyakit misterius yang kabarnya sengaja disebarkan untuk kepentingan pihak tertentu.

"Iya, aku sudah mulai memeriksa beberapa sampel dari rumah sakit ini. Dan semua hasilnya sama. Leukosit dari sampel darah itu semua tinggi. Sepertinya memang terjangkit virus yang sama. Partikel yang ditemukan hampir sama," jawab Ziva. Gadis itu kembali memicingkan manik matanya untuk meneliti kembali sampel darah yang sudah ia pasang di bawah mikroskop besar dihadapannya.

"Ini semua katanya sampel darah dari mereka yang barusaja melakukan donor. Kondisi pasien memburuk pasca transfusi, dan dilakukan beberapa tes karena pasien tersebut mengalami gejala seperti demam, pandangan kabur, dan sesak nafas," ucap rekannya lagi. Ziva menghembuskan nafas panjang. Dari beberapa sampel yang ia periksa selama ini, memang terdapat beberapa kecocokan. terlebih saat ia mendengar pasien yang terjangkit penyakit misterius itu adalah pasien yang barusaja melakukan donor darah. Ziva lalu bangkit dari tempat duduknya setelah menyelesaikan pekerjaannya. Ia segera mengalihkan pekerjaan itu kepada rekannya, karena sudah sejak semalam hingga pagi ini, Ziva belum sama sekali beristirawat. Gadis itu melepaskan jas putihnya dan berjalan keluar menuju ke balkon laboratorium itu untuk mencari udara segar. Ia segera meraih ponsel dari dalam celana kainnya dan menghubungi Chandra.

"Aku ganggu kamu ya?" tanya Ziva saat mendengar suara Chandra yang nampak seperti baru saja terbangun dari tidurnya. Chandra terkekeh ditempatnya, ia rupanya juga barusaja dapat memejamkan manik matanya beberapa menit yang lalu. Suasana dirumah Yudhistira tidak sedang baik baik saja. "Nggak..sudah selesai kerjanya? Mau dijemput?" tanya Chandra. Ziva tersenyum di tempatnya, jarang-jarang Chandra berlaku manis seperti yang dilakukan pemuda itu akhir akhir ini. "Nggak usah. AKu masih mau lanjut kerja lagi setelah ini. Aku cuma mau kasih kabar aja sama kamu, karena dari tadi aku hubungi Mbak Mikha nggak di angkat, mungkin dia lagi istirahat juga. Soal sampel darah yang aku terima dari beberapa rumah sakit. Hasilnya sama. Terjangkit virus dengan tanda leukosit dalam darah meningkat, dan ada beberapa partikel yang tampak dari gumpalan darah pada sampel. Dan dari beberapa rumah sakit itu, kondisi pasien tampak semakin parah setelah mereka melakukan transfusi darah, artinya memang yang di lihat oleh Mbak Nana itu bener, Chan..Kayaknya perlu selidiki Bank Darah lebih lanjut," ucap Ziva seraya memijat keningnya yang terasa berat.

"Itu urusan Mikha dna tim nya, lagipula barusan Om Yudhis mendapat laporan kalau Bank Darah bersih. Tidak ada indikasi seperti yang kita curigai, Ziv.." Ucap Chandra.

"Bisa jadi mereka sudah lebih dahulu menyembunyikan barang bukti, Chan..Aku akan coba selidiki lebih lanjut soal masalah ini, aku ada beberapa teman yang kerja di Bank Darah, mungkin mereka tahu dengan apa yang terjadi sebenarnya. Pasien yang terjangkit penyakit misterius ini sudah semakin menjadi, Chan.. Banyak juga yang meninggal dunia, kami sedang berusaha mencari penyebabnya, dan membuat vaccine yang tepat," ucap Ziva.

"Lebih baik tidak perlu ikut campur, Ziv. Lakukan saja tugasmu disini, apapun yang kamu ketahui dan temukan dari hasil penelitianmu, sampaikan saja padaku, nanti aku akan menyampaikan pada mereka yang berkompeten dalam masalah ini. Yang penting, jangan kamu dekat dekat dan terlibat kontak ataupun berbincang dengan profesor. Setelah tahu dia jadi atasan kamu, aku jadi nggak tenang," ucap Chandra. Ziva berucap siap sebelum akhirnya ia memutuskna sambungan komunikasinya dengan Chandra. Ziva menghembuskan nafas panjang sebelum ia kembali ke dalam ruangan untuk melanjutkan pekerjaannya. Ziva berjalan di dalam koridor yang sepi, namun ia terkejut saat melihat seorang mengenakan jas hitam berada tepat di depan ruang menuju laboratorium tempatnya bekerja.

Mission X √ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang