"Jadi, Bapak Presiden tidak percaya dengan laporan yang diberikan oleh Panglima?" tanya Samudera tidak percaya. Panglima itu menghembuskan nafas kasar seraya mengangguk tegas.
"Dalam masalah ini, keselamatan Bapak Presiden adalah yang utama. Saya perintahkan kamu, tetap lanjutkan Mission X. Lakukan tindakan yang menurutmu diperlukan. Semua tanggung jawab penuh ada di tangan saya. Apapun itu, saya yang menanggungnya, paham, Kolonel?" ucap Panglima itu. Samudera mengangguk tegas seraya berujar siap sebelum akhirnya memberi hormat dan meninggalkan ruangan Panglima tersebut.
"Semua tim bersiap! Kita lakukan sesuai rencana!" ucap Samudera dalam sambungan komunikasinya. Ia kemudian masuk ke mobil caravan yang di kemudikan oleh Galang. Di dalam mobil tersebut terdapat Anjas, Akbar, Kirana, dan Samudera yang barusaja masuk.
"Siap lakukan aksi!" titah Samudera. Semua orang berujar siap lalu menggunakan topeng hitam yang menutupi hampir seluruh wajah mereka hingga tidak ada satu orang pun yang mengenali mereka.
"Laporkan posisi.. " tanya Samudera dalam sambungan komunikasinya.
"Target barusaja keluar dari Kinarya Hotel. Perjalanan sekitar lima belas menit. Posisi target masih di dalam lift.. "
"Galang.. Tancap gas!" ucap Samudera. Galang mengangguk dan segera memacu mobil caravan itu secepat mungkin.
"Lima menit menuju lobby hotel.. "
"Siap. Kami tiba tak berselang jauh.. " jawab Samudera. Galang kembali berkonsentrasi memaju mobil caravan itu masuk, menerobos barikade dan berhenti tepat di depan lobby. Suasana sangat ramai, banyak masyarakat yang menunggu kehadiran Bapak Presiden di sekitar hotel tersebut. Saat Galang sampai tepat di lobby hotel, Anjas dan Kirana turun dengan cepat dan menarik tubuh Bapak Presiden saat sedang melambaikan tangannya pada masyarakat sekitar. Mereka pun kembali masuk ke dalam mobil dan segera melaju pergi meski pasukan pengawalan presiden menghujani mobil itu dengan peluru, namun tidak menyurutkan mental Galang untuk terus menginjak pedal gas dan melaju pergi.
"Siapa kalian?" tanya Bapak Presiden saat melihat dirinya berada di sekeliling orang orang mengenakan topeng hitam. Samudera mengawali diri melepaskan topeng itu diikuti anggota lainnya. Samudera memberi hormat seraya tersenyum pada Bapak Presiden itu.
"Siapa kalian?" tanya Bapak Presiden sekali lagi.
"Mohon ijin, Bapak, kami adalah orang orang yang ditugaskan untuk menyelamatkan nyawa Bapak Presiden, " ucap Samudera tegas.
"Menyelamatkan saya dari apa? Siapa yang mau membunuh saya?" Tanya Bapak Presiden. Tidak ada satu orang pun yang memberikan jawaban, semua diam hingga akhirnya keadaan pun hening hingga akhirnya Galang memarkirkan mobil tersebut di dalam garasi.
"Silakan Bapak Presiden, " ucap Anjas. Panglima berdiri menyambut kedatangan Bapak Presiden tersebut.
"Mohon maaf atas kelancangan saya, Bapak Presiden. Saya tidak akan tinggal diam jika ada hal menyangkut keselamatan Bapak Presiden dan negara ini.. " ucap Panglima.
"Sebenarnya permainan apa yang anda perankan Panglima?! " Tegas Bapak Presiden menahan geram.
"Seperti yang sudah saya sampaikan tempo hari, Prof Arya tidaklah sebaik yang anda pikirkan, Bapak Presiden. Ada kepentingan di dalam misinya memberikan vaksin ini pada masyarakat. Saya sudah pernah menyampaikan hal tersebut sebelumnya, namun ada baiknya jika anda melihat hasil temuan tim saya, Bapak Presiden.. " ucap Panglima seraya memerintahkan pada anak buahnya untuk memutarkan sebuah vidio dan beberapa slide foto mengenai Proyek Miangas, beberapa warga yang menjadi korban uji coba hingga bom biokimia yang telah dipersiapkan oleh Profesor Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission X √ TAMAT
ActionTugas negara adalah sebuah kehormatan setiap prajurit, untuk itu tugas harus diselesaikan dengan baik, benar, sempurna, tanpa cacat. Tidak ada kata ragu saat langkah ini terus menapak maju, mengangkat senjata demi melindungi orang orang yang dicinta...