"Sertu Kirana kenapa tidak ikut kembali?" tanya Guntur tegas sesaat setelah menerima laporan dari kedua anak buahnya, Irawan dan Jayadi. Beberapa saat yang lalu, kedua orang tersebut kembali ke markas pusat pos Kijang Lima Dua, mereka juga melaporkan jika selama 24 jam penjagaan, keadaan dan situasi di Pos Macan Kumbang dalam keadaan baik dan aman terkendali, namun yang menarik perhatian Letda Guntur adalah, seorang gadis yang kemarin melapor sebelum berangkat bertugas kini tidak ditemui melaporkan diri untuk kepulangannya. Jayadi nampak melirikkan netranya ke arah Irawan namun dengan santainya Irawan menjawab, "Katanya ada urusan mendadak jadi segera pulang kerumah, Ndan, " jawab Irawan. Letda Guntur diam sejenak lalu tak lama ia menganggukkan kepalanya dan meneruskan laporan dari Pelda Irawan tadi pada Mayor Handi.
"Sepertinya pengajuan permintaan logistik kita dipercepat, jadi minta anggota untuk mengambil logistik di kota nanti malam, " Ucap Mayor Handi yang segera di sahuti siap oleh Letda Guntur. Pemuda itu segera berjalan menuju gudang senjata untuk memeriksa sisa logistik persenjataan yang masih tersisa.
"Minta catatan logistik terakhir dan bawa sisa logistik barang barang ke saya," ucap Guntur pada anggotanya. Guntur mulai memeriksa semua kelengkapan di dalam gudang senjata itu, ia mulai mencocokkan sendiri antara barang dan juga catatan yang dimiliki oleh pos tersebut. Dahi Guntur mengernyit saat melihat perbedaan antara catatan dengan bukti fisik yang tersedia di dalam gudang tersebut.
"Hei, Fadli Faizal .. Ini kenapa catatan berbeda jumlahnya dengan bukti fisiknya?" tanya Guntur. Orang bernama Fadli itu mengernyit, merasa jika terakhir kali ia bertugas dan menghitung jumlah peluru dan logistik lain telah sesuai dengan catatan.
"Hei kamu meragukan hitungan saya? Coba periksa! Hitung yang benar!" Orang bernama Fadli Faizal itu segera menghitung jumlah amunisi yang tersisa dan benar saja jumlahnya tidak sama dengan yang ada di dalam catatan logistik itu.
"Siap, Ijin, Danton.. Jumlahnya tidak sama. Berkurang sepuluh butir, " jawab Fadli Faizal. Letda Guntur menunjuk pada catatan yang telah ia tanda tangani beberapa waktu yang lalu.
"Ini ada tanda tangan saya, saya harus tahu kemana perginya sepuluh butir peluru itu! Kumpulkan anggota semua! Minta mereka baris di tengah lapangan!" tegas Letda Guntur yang segera di sahuti siap oleh Prada Fadli Faizal. Tak berselang lama, semua anggota berkumpul di tengah lapangan, tidak terkecuali Jayadi dan juga Irawan. Letda Guntur menatap satu persatu anggotanya di tengah lapangan itu.
"Saya barusaja mendapati kekurangan amunisi di gudang kita! Saya tahu dengan benar dan tahu persis kita bahkan belum melaksanakan latihan menembak kemarin, karena latihan itu baru akan dilaksanakan lusa, tetapi jumlah peluru yang ada di dalam gudang dengan jumlah angka yang tertera di dalam catatan logistik berbeda! Ada sepuluh butir peluru yang hilang! Ada yang bisa menjelaskan?!" raung Letda Guntur. Apa yang dilakukan oleh Letda Guntur itu terpantau seluruhnya oleh Mayor Handi yang kini kembali menerima Airlangga sebagai tamunya.
"Ada apa, Mas kok sepertinya komandan pletonnya marah-marah?" tanya Airlangga saat menatap ke arah lapangan usai memberikan salam dna hormatnya pada Mayor Handi.
"Biasa, ada sedikit masalah, kami kehilangan beberapa butir peluru dan sedang dilakukan penyelidikan oleh Komandan Pletonnya. Orang baru lulus dari Akademi, tegasnya masih seperti saat di Akademi, mana dia Poltar pula, jadi sudah tentu dia sangat membantu saya dalam menciptakan kedisiplinan di pos kami ini.." ucap Mayor Handi. Airlangga nampak menganggukkan kepalanya lalu kembali menatap Mayor Handi.
"Maaf, Mas, bukannya saya ingin mencampuradukkan urusan pribadi dengan pekerjaan, tapi, ada satu hal yang ingin saya tanyakan, Mas.." Airlangga menggantungkan kalimatnya sejenak, membuat Handi menoleh menatap Airlangga dengan seksama.
"Soal apa, Mas Erlan?" tanya Handi.
"Soal petugas di Pos Macan Kumbang.. apakah seluruhnya sudah kembali ke pos ini, Mas?" tanya Airlangga. Handi mengernyit lalu tak lama tersenyum. "Menurut laporan yang saya terima dari KOmandan pleton saya, semua sudah kembali ke tempat.. hanya saja, ada satu orang yang tidak melaporkan kepulanggannya ke pos ini tadi..Sertu Kirana, dia tidak melaporkan kepulangannya, menurut keterangan rekannya, katanya ada urusan mendadak, jadi tidak dapat melapor terlebih dahulu ke pos ini. Apa ada masalah, Mas Erlan?" tanya Mayor Handi. Airlangga terdiam sejenak, ia nampak mengetuk ngetukkan jari telunjuknya di atas meja seraya menatap lurus ke arah lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission X √ TAMAT
AksiTugas negara adalah sebuah kehormatan setiap prajurit, untuk itu tugas harus diselesaikan dengan baik, benar, sempurna, tanpa cacat. Tidak ada kata ragu saat langkah ini terus menapak maju, mengangkat senjata demi melindungi orang orang yang dicinta...