Mission X | Adu Strategi

890 128 49
                                    

"Gimana, Gal? Lo berhasil nemuin siapa yang mata matain Papa?" tanya Gilang saat melihat Galang begitu serius dengan laptopnya. "Ketemu. Kayaknya
ni orang dalem juga deh. Dia bisa copy data kita juga.. Sial! Tapi gue belum dapet visual wajahnya!" geram Galang.

"Terus ketahuan orangnya yang mana? Itu yang penting, cuk!" ucap Gilang.

"Lo ngerti orang lagi berusaha nggak sih?! Sabar bentar! " Semprot Galang. Gian tiba-tiba saja berlari menuju kedua kakak kembarnya dan menunjukkan ponsel pintarnya.

"Kayaknya ada orang yang lagi sengaja cari kambing hitam deh. Dia sengaja bikin VT seolah olah ada pihak yang sengaja mengancam keselamatan negeri ini. Sengaja giring opini keknya. Yang like vidionya milyaran lho.. Belum lagi yang komen.. Ada beberapa akun sih.." ucap Gian. Gilang mengambil ponsel Gian dan mencoba lebih dekat melihat VT tersebut.

"Ngajakin perang di sosmed nih orang.. Oke.. Siapa takut. Dek, lo bikin akun fake juga. Kita bikin VT tandingan.. Kesel gue!" ucap Gilang. Gian mengangguk namun Yudhistira segera menggelengkan kepalanya.

"Kalian nggak usah ikut campur. Ini masalah Papa.. " ucapnya sedikit lemah.
Seruni yang melihat ekspresi suaminya nampak frustasi itu segera memberikan pelukan lembut pada tubuh Yudhistira.

"Apa mereka akan berubah menyerang kita?" tanya Seruni lembut. Yudhistira meraih tangan Seruni yang melingkar di pinggangnya lalu mengecup lembut punggung tangan sang istri. "Kalau ada sesuatu terjadi sama aku nantinya, kamu jaga anak anak yaah.. Lebih baik kirim anak anak ke Jogja biar sama kakek neneknya. Itu jauh lebih aman untuk saat ini.. " ucap Yudhistira.

"Apa akan separah itu, Pah?" tanya Seruni.

"Entahlah.. Lebih baik kamu istirahat dulu, Mah.. Kamu kelihatan lelah.. " ucap Yudhistira sebelum melangkah pergi menemui Samudera dan Gading yang sudah berada dalam kamar tempat Airlangga dan Kirana berada.

"Jadi belum menemukan siapa orang yang memata matai kita?" tanya Gading saat melihat Yudhistira ada di ambang pintu.

"Masih belum. Tapi sepertinya mereka berusaha mengkambinghitamkan saya, Bang.. " ucap Yudhistira pelan. Samudera menghembuskan nafas panjang. Ia tahu bagaimana kiprah dan karir Yudhistira yang kian melejit dengan cepat. Bahkan ada yang memproyeksikan jika Yudhistira mungkin saja akan menjadi Kapolri beberapa tahun lagi.

"Lo tenang, Nyet.. Kita tahu siapa yang benar dan salah disini. Mereka hanya berusaha lepas dari jeratan kita dan berlagak seperti korban. Biarkan saja mereka menggonggong di media. Ingat jika seekor singa tidak akan pernah membalas gonggongan anjing. Singa akan bergerak senyap dan langsung menerkam mangsanya tanpa harus banyak bicara.. Paham kan maksud abang?" ucap Samudera tegas.

"Saya akan menyelidiki lebih lanjut. Ada beberapa anak buah kepercayaan saya, mereka bisa di andalkan, boleh saya undang mereka ke mari?" tanya Gading.

"Silakan saja. Kita perlu banyak intel untuk mengintai di lapangan.. " Ucap Samudera menyetui. Gading beranjak dari tempatnya dan segera melakukan panggilan telepon terhadap beberapa anak buahnya dan tak lama, mereka pun sampai di rumah kediaman Yudhistira tersebut.

"Perkenalkan, ini anak buah kepercayaan saya, ada Mikha, Shena, dan Sadam.. " ucap Gading memperkenalkan ketiga anak buah terbaiknya. "Mikha melaporkan pada saya jika Profesor dengan sengaja mencelakainya tidak lama setelah konferensi pers mengenai perkembangan virus misterius ini beberapa waktu lalu, sepertinya akan seru jika memunculkan Mikha sekali lagi saat launching vaksinasi besok, " ucap Gading dengan senyuman tipisnya. Samudera memperhatikan ketiga anak buah Gading itu dan menganggukkan kepalanya. "Kita akan segera beraksi.. Dream Team, silakan berkumpul!" ucap Samudera tegas.

***
"Sepertinya Sadam berhasil menyusup ke kubu lawan, Profesor.. " ucap Samsul memberikan informasi. Arya tersenyum licik di tempatnya. "Kalau begitu kita akan dengan mudah mengetahui strategi mereka. Sekarang lebih baik kita temui Bapak Presiden. Saya tidak ingin beliau menunggu.. " ucap Arya seraya berjalan menuju ruang kerja Bapak Presiden di Istana.

Mission X √ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang