DOR!
Kirana terkesiap saat Alvin tumbang dengan cepat dihadapannya, dengan sigap gadis itu meraih pistol yang ada di tangan Alvin dan menembakkan senjatanya ke beberapa musuh dihadapannya, demikian pula dengan Gian yang dapat memberikan perlawanan dengan tendangan kakinya meski kedua tangannya terikat dengan tali.
Airlangga tersenyum saat melihat Kirana tengah kembali berduel, keadaan benar benar kacau saat ini. Kirana menyadari satu hal orang yang menembak Alvin bukanlah orang sembarangan. Gadis itu segera mendongak menatap sekelilingnya.
"Bala bantuan datang," ucapnya seraya tersenyum tipis saat melihat anggota Dream Team sudah dapat menguasai situasi.
"Cepat bawa sandera keluar dari sini!" tegas Eagle seraya memberikan perlindungan pada Kirana. Gadis itu mengangguk dan meraih tangan Laura dan Maura membawa mereka keluar dari Villa tersebut. Deru tembakan masih terus bersahutan, suasana begitu riuh dan kacau malam ini. Namun Dream team mampu menguasai situasi dengan cepat. Membabat habis anak buah Alvin!
Kirana berlari menuju halaman belakang dan mencari penembak jitu yang menembakkan amunisinya tadi dan seketika menewaskan Alvin. Kirana diam ditempat seraya mendongak dan tersenyum saat melihat dari kejauhan Samudera tengah menodongkan senjatanya mengarah pada Villa. Berjaga jaga jika masih ada musuh yang tersisa.
"Segera masuk ke mobil, Na.. Sepertinya lukamu butuh diobati. " Kirana menoleh, ia sedikit terkejut saat melihat Eagle mendekatinya dan mengusap lembut lengan kanannya yang terluka. Airlangga yang menyaksikan dari jauh hal tersebut hanya mampu diam dan menatap nanar. Tak lama ia memejamkan manik matanya sebelum akhirnya mobil yang membawanya melaju keluar dari Villa tersebut.
"Nekat sekali jadi orang! Tadi kalau tidak ada Papa apa jadinya?! " geram Samudera saat ia menemani Kirana mendapatkan perawatan pada lukanya. Kirana memberikan cengiran muda pada Samudera. Pria setengah baya itu benar benar tidak dapat lama lama mengumbar amarahnya jika Kirana sudah berubah menjadi manis dan menggemaskan seperti sekarang.
"Untung Gian tadi aktifin drone buatan Om Yudhis yang langsung konek ke ponsel dia dan segera lapor sama Papa, coba kalau enggak?! Nyawa kamu taruhannya, Na!" geram Samudera lagi. Kirana mencebikkan bibirnya seraya mengusap lembut jemari Samudera yang berada di bibir brangkarnya.
"Papah jangan ngomel dong.. "
"Gimana nggak ngomel kalau tahu kamu bergerak sendiri begitu?! Suka banget bikin Papanha jantungan! Heran!" Omelnya. Kirana terkekeh lalu kembali memusatkan pandangan pada Samudera.
"Mama nggak tahu kan?" tanya Kirana setengah berbisik. Omelan Kinanti sepertinya akan jauh lebih membuat sakit telinga jika tahu kondiri Kirana saat ini. Samudera tersenyum tipis seraya menggigit bibir bawahnya. "As soon as possible, Mama dalam perjalanan ke mari, " Jawab Samudera dengan nada dalam. Kirana menghembuskan nafas panjang, pasrah saja jika nanti Kinanti mengomel.
"Gimana Nana?! " Pintu ruang perawatan terbuka dan kembali menampilkan sosok Kinanti yang nampak panik.
"Astaga, Nana! Kenapa lagi ini, sayang? Kan mama sudah bilang bolak balik, hati hati, badan dijaga baik baik. Tubuh anak perempuan kok banyak bopengnya Na.. " Omel Kinanti belum ada satu detik wanita setengah baya itu menginjakkan kaki di ruang perawatan itu namun suaranya sudah menggelegar dengan omelan yang tiada habisnya. Samudera berdiri dari tempatnya dan memeluk istri tercintanya itu dari belakang.
"Bang!" Kesalnya saat Samudera tanpa tahu tempat dan rasa malu mengecupi leher jenjang Kinanti. Samudera terkekeh di tempatnya seraya memberikan kecupan lembut di pipi kanan Kinanti, membuat Kirana tersenyum karena tindakan Samudera itu selalu ampuh membuat omelan Kinanti berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission X √ TAMAT
AkcjaTugas negara adalah sebuah kehormatan setiap prajurit, untuk itu tugas harus diselesaikan dengan baik, benar, sempurna, tanpa cacat. Tidak ada kata ragu saat langkah ini terus menapak maju, mengangkat senjata demi melindungi orang orang yang dicinta...