Mission X | Tripel G

1.1K 146 66
                                    

"Mbak.. "

Kirana terperanjat saat bahunya kembali di tepuk oleh seseorang, hampir saja ia naik pitam untung orang itu segera membuka masker dan penutup hoddienya dan menampilkan cengiran menyebalkan.

"Untung nggak gue banting!" Dengus Kirana. Galang terkekeh ditempatnya seraya menyantap sate ayam yang sudah Kirana pesan sejak tadi.

"Wah Sate Pak Jogo nih.. Favorit Kakung sama Uti.. Eh tapi rasanya beda yaa setelah ownernya meninggal.. " celetuk Gilang seraya kembali menyantap sate miliknya.

"Iya bener.. Kayak ada yang kurang gitu.. Bumbunya kurang nendang nggak sih, Cuk?" tanya Galang.

"Hmm.. Bener banget.. Bumbu kurang nendang cuk.. Tapi masih jadi favorit sih walaupun gradenya rada turun.. " timpal Gilang.

"Kon arek loro iki cen Jancuk og! Katanya nggak nendang tapi habis tiga piring.. Itu laper apa doyan, Nyet?! " Kesal Kirana seraya menjitak kepala Gilang dan Galang.

"Yaa kan rejeki mbak.. Kapan lagi nih di Jakarta di traktir sama kakak tercinta.. Jarang jarang tahu.. " ucap Gilang.

"Ho oh.. Lagian untuk pergi malam malam begini, keluar dari rumah Eyang Elang itu sungguh amat sulit sekali..Tahapannya itu berlapis, Mbak.. " lanjut Galang. Kirana menatap kedua adik sepupunya itu dengan sebelah matanya. Belum membahas inti masalah saja dia sudah mentraktir dua orang itu enam piring sate. Menyebalkan!

"Ck! Susah karena lo berdua pasti bikin masalah lagi.. Ya kan?" ucap Kirana.

"Yee.. Nggak kok.. Bukan masalah sih lebih tepatnya cuma salah paham aja yang berujung di keluarin dari sekolah.. " ucap Galang seraya terkekeh.

"What? Ngapain lagi kamu?! Berantem?" pekik Kirana. Pasalnya menurut curhatan Seruni kedua anak kembar identik yang super spesial itu memang sudah tiga kali pindah sekolah. Dua kali ketika mereka masih tinggal di Makasar dan satu kali saat masih menetap di Surabaya.  Permasalahannya hanya satu, tawuran.

"Kemarin sempet tawuran agak gede sama SMA 6, aku sama Gilang diminta datang ke SMA 6 untuk tanda tangan deklarasi damai yaa ogahlah.. Alumni SMA mereka udah ngacak acak warung makan kakak kelas kita yaa ogahlah disuruh damai. Kepala sekolah kasih pilihan ke kita berdua pilih tandatangan atau keluar dari sekolah, yaa kita pilih keluar.. " Ucap Galang seraya megorek ngorek daging yang nyangkut di sela sela giginya.

"Oya, Mbak.. Ngomong ngomong ada urusan apa nih tengah malam minta ketemu sama kita.. Nggak mungkin kan kalau cuma kangen?" lanjut Galang seraya menaik turunkan kedua alis tebalnya. Kirana menghembuskan nafas panjang dan menatap kedua adik sepupunya itu malas. Namun tak lama ia mengernyitkan dahinya heran melihat Galang dan Gilang yang seolah duduk tidak tenang.

"Kalian ngapain sih celingak celinguk gitu? Baru dateng di Jakarta nggak mungkin udah dapet musuh kan? " tanya Kirana heran.

"Kita was was, Mbak, takut tiba tiba Papa muncul.. " jawab Galang.

"Hah? "

"Iyaa, Mbak.. Kalau nggak Papa, Gian yang tiba tiba suka muncul kayak jailangkung.. " lanjut Galang.

"Memang Gian kenapa?"

"Wah.. Susah jelasinnya.. Gian itu anak emas di keluarga.. Sialan sih emang memicu iri dan dengki.. " celetuk Gilang yang tiba tiba saja kepalanya di geplak dengan asbak oleh Galang. "Njir, sakit, cuk!" Kesal Gilang.

"Iri dengki gundulmu! Memicu perpecahan saudara serahim, cuk! Gian itu kaki tangan Papa mama, Mbak. Ibaratnya dia itu intel. Nggak terlihat, nggak terbaca, tiba tiba aja muncul kek setan.. Biasanya nggak lama kalau Gian udah menampakkan diri, papa juga kek setan tiba tiba muncul.. Cliiing.. " ucap Galang yang memperagakan diri seolah seperti seorang jin.

Mission X √ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang