Mission X | Misi Clandestine

933 127 56
                                    


Peringatan : mengandung kekerasan fisik. Kalau ngilu boleh di skip

"Jangan terlalu memaksa. Kamu masih belum pulih benar, Na.. " ucap Anjas saat ia melihat Kirana sedang berlatih menembak jarak jauh. Gadis itu masih memicingkan netranya menatap tele pada senjatanya.

"Saya tidak apa apa, " ucap Kirana singkat. Anjas tersenyum tipis lalu menatap gadis gigih nan keras kepala itu dari tempatnya. "Apa kamu tahu alasan Airlangga di coret dari tim ini? " tanya Anjas kemudian. Ia kini menjadi komandan Dream Tim menggantikan posisi Airlangga. Kirana yang sedang berkonsentrasi membidik dua objek sekaligus itu pun menghembuskan nafas kasar. "Mana saja tahu dan saya tidak peduli juga soal itu, " jawab Kirana ketus.

"Saya pikir karena kamu anak Kolonel Samudera kamu bisa tahu segalanya, " Ucap Anjas kemudian. Kirana melesatkan tembakannya. Satu peluru dapat langsung mengenai dua objek target bergerak sekaligus.

"Sepertinya kemampuan menembakmu bertambah baik," ucap Anjas dengan tersenyum. Kirana membereskan persenjataannya lalu berdiri dihadapan Anjas.

"Saya tidak mengurusi hal yang tidak menjadi urusan saya. Jadi, walaupun saya anak Kolonel Samudera bukan berarti saya juga tahu masalah tentang di coretnya AKP Airlangga, " ucap Kirana ketus. Anjas mengangguk anggukkan kepalanya. Mengajak Kirana berbincang itu sama sulitnya dengan ujian kenaikan pangkat. Anjas sudah hampir menyerah sepertinya.

"Sebenarnya hubunganmu dengan Airlangga itu bagaimana?" tanya Anjas kemudian. Pertanyaan yang sangat pribadi itu tentu saja membuat Kirana menajamkan pandangannya. "Saya sudah katakan itu adalah ranah pribadi saya, Kapten, " jawab Kirana ketus. Ia berjalan seraya menenteng senjata laras panjangnya di pundak.

"Saya pikir hubungan kamu dan Airlangga sedekat itu.. " lanjut Anjas. Kirana menghembuskan nafas panjang, sepertinya ucapan Samudera tentang pembatalan pertunangannya dengan Airlangga semalam masih lekat dalam ingatannya.

"Saya tidak sedekat itu, Kapten, " Jawab Kirana kemudian. Anjas tersenyum lebar menatap Kirana yang nampak acuh itu.

"Begitu rupanya. Artinya jika saya mendekatimu saat ini tidak ada orang yang marah kan, Serda Kirana?" tanya Anjas. Kirana berhenti sejenak lalu menatap Anjas tajam.

"Saya hanya ingin mengenalmu lebih dekat, jadi teman begitu.. Syukur bisa lebih dari sekedar teman, bagaimana? " Tanya Anjas. Kirana diam ditempatnya. Banyak pikiran berputar diotaknya saat ini, tentang kejelasan hubungannya dengan Airlangga yang masih mengambang, tentang desakan Kinanti yang memintanya segera menikah.

"Kalau begitu mari berteman, " ucap Kirana seraya mengulurkan tangannya yang disambut dengan uluran tangan kekar Anjas. "Setelah ini ada acara? " tanya Anjas kemudian. Kirana kembali menatap tajam entah mengapa tatapan Kirana itu benar benar membuat jantung Anjas ingin melompat dari rongga dadanya. "Jangan salah sangka. Hanya ingin mengajak ngopi.. Boleh?" Lanjut Anjas. Kirana mengangguk pasti lalu berhenti di depan loker miliknya. "Saya ganti pakaian dulu. " ucap Kirana.

***

"Jadi kamu pasti tahu dengan jelas siapa orang itu kan, Erlan?" tanya Yudhistira saat memperlihatkan hasil cctv yang ia dapatkan itu pada Airlangga.

"Dia ini.. Pak Samsul?" gumam Airlangga. Yudhistira mengangguk pasti. "Saya masih belum tahu sejauh mana Pak Samsul terlibat. Saya sudah pegang orang yang bernama Soleh itu. Semua dalam kendali saya. Tapi untuk keterlibatan Samsul, butuh bukti kuat untuk menjeratnya secara hukum. Kemungkinan masih ada oknum elit lain yang punya kepentingan dengan penemuan Prof Arya ini. Kamu akan kami sertakan alat kecil berfungsi sebagai pelacak dan penyadap. Resiko dari tugas ini berat, Erlan.. Apa kamu sudah siap?" tanya Yudhistira. Airlangga diam sejenak. Ia lalu menatap Galang yang sedang memasangkan alat kecil di pada tubuhnya. "Siap, Om.." Tegas Airlangga. Pemuda itu lalu turun dari mobil caravan yang terparkir di sekitaran rusunawa sebelum akhirnya menunggangi motor trill menuju rumah Prof Arya. Lokasi terakhir yang di peroleh Galang. 

Mission X √ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang