"Nana balik berangkat kerja, Mah. Nana sekalian pamit, nanti sepulang kerja langsung balik ke rumah," ucap Kirana lirih saat ia berpamitan seraya memeluk tubuh Kinanti, Sang Mama. Airlangga menatap sendu punggung sang istri. Ekspresi kecewa dan sedih terlihat jelas di wajah Kirana. Samudera yang menyadari raut wajah berbeda dari putrinya segera menyenggol lengan kanan Airlangga dan menggedikkan dagunya memberikan kode bertanya pada menantunya itu. Airlangga nampak menghembuskan nafas panjang lalu menatap Samudera lekat.
"Semalam tes urin, hasilnya masih negatif, Pah, " bisik Airlangga. Samudera mengangguk paham lalu menepuk bahu Kirana dan segera memeluk putri kesayangannya itu. "Baik baik anak Papa.. Nurut kata suami ya.. " ucap Samudera lembut. Kirana menganggukkan kepalanya.
"Lusa dateng waktu gue tunangan, dek.." Ucap Chandra. Kirana kembali menganggyj sebelum akhirnya duduk di dalam mobil pribadi Airlangga.
"Jangan sedih terus, Yang.. Nggak baik.. " ucap Airlangga seraya menggenggam tangan kanan Kirana dan mengecup punggung tangan wanita itu.
"Nana sedih.. Kecewa, Mas.. " ucap Kirana dengan setengah merengek. Airlangga mengangguk paham.
"Kita kan hanya bisa berusaha. Selebihnya Tuhan yang menentukan. Aku percaya nanti kalau waktunya sudah tiba, hal membahagiakan itu akan hadir di tengah keluarga kita, Na.. " Airlangga terdiam sejenak saat melihat Kirana nampak memijat pangkal hidungnya.
"Kamu masih pusing?" tanya Airlangga lagi. Kirana menganggukkan kepalanya seraya memejamkan manik matanya.
"Mungkin kebanyakan pikiran, Mas makanya pusing banget ini. Muter muter, " jawab Kirana seraya memejamkan manik matanya.
"Kita kedokter ya, Na? Aku perhatikan sudah hampir satu minggu ini kamu pusing pusing gitu. Mana nggak nafsu makan. Tadi pagi juga nggak sarapan kan?" ucap Airlangga dengan raut khawatir.
"Nggak enak makan, Mas.." Airlangga menghembuskan nafas panjang lalu memutuskan untuk mencari warung kaki lima yang menyajikan aneka pilihan sarapan. Dari bubur ayam, soto ayam, soto sapi, soto babat, lontong opor, dan ada juga penjual asinan buah disana. Airlangga mengajak Kirana untuk duduk di salah satu bangku dan bersiap memesan.
"Mau makan apa?" tanya Airlangga. Kirana hanya mengernyitkan dahinya dan tiba tiba saja menutup hidungnya. Sungguh bau bau beraneka macam makanan disana membuat perut Kirana bergejolak. Kirana membekap mulut dengan tangannya.
"Kamu kenapa, Na? Mual?" tanya Airlangga. Kirana mengangguk dan memutuskan beranjak dari tempat duduknya lalu duduk bersandar di mobil. Airlangga mengekori langkah istrinya itu dan menatap Kirana yang kini sedang memejamkan mata sembari menghirup dalam dalam aroma minyak kayu putih di dalam genggamannya.
"Badan kamu panas lho, Na.. Kita ke dokter ya? Hari ini ijin sakit saja dulu, " Pinta Airlangga. Kirana masih menggelengkan kepalanya. "Aku ada rapat penting hari ini, Mas. Harus hadir." Kirana menggantungkan kalimatnya sebelum akhirnya memicingkan manik matanya ke arah penjual asinan buah yang berada tidak jauh dari tempat mobil Airlangga di parkirkan. "Itu orang jual apa?" tanya Kirana seraya menunjuk sebuah gerobak asinan buah. Airlangga menoleh lalu kembali menatap Kirana. "Itu jual asinan, Na.." jawab Airlangga lembut.
"Nana, mau, Mas.. beliin.." rengek Kirana. Airlangga merasa sedikit aneh, sudah hampir kurang lebih satu minggu ini Kirana agak sedikit aneh. Sering merengek, jadi lebih manja, dan mudah menangis hanya perkara kecil. Seperti beberapa waktu lalu, Kirana ingin makan batagor yang penjualnya ada di dekat kantor Airlangga, namun tiba-tiba menangis karena batagornya terlalu pedas. Airlangga kembali menghembuskan nafas kasar lalu menggelengkan kepalanya.
"Kamu belum makan nasi, kalau langsung makan asinan buah nanti sakit perut, Na.. Kita makan nasi dulu ya. Soto ayam atau mau bubur aja?" bujuk Airlangga. Kirana kembali menggelengkan kepalanya, netranya kini sudah berkaca-kaca persis seperti seorang anak kecil yang tidak diberi permen. "Na, asinan itu asem lho, kalau perut kamu kosong terus makan yang masam nanti sakit. Mas beliin bubur ayam ya, makan sedikit bubur baru deh boleh makan asinan.. Oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission X √ TAMAT
ActionTugas negara adalah sebuah kehormatan setiap prajurit, untuk itu tugas harus diselesaikan dengan baik, benar, sempurna, tanpa cacat. Tidak ada kata ragu saat langkah ini terus menapak maju, mengangkat senjata demi melindungi orang orang yang dicinta...