Mission X | Misi Dimulai

1.1K 152 27
                                    

"Bagaimana penilainmu, Mas Samudera?" tanya Panglima TNI saat berkeaempatan melakukan panggilan vidio dalam rapat terbatas dan dilakukan secara online ini.

"Ijin, Panglima. Latihan terakhir buyar, Panglima. Kapten Anjasmara dan AKP Airlangga justru berkelahi sendiri tanpa peduli teman teman mereka saling memperingatkan, " ucap Samudera memberikan laporannya. Panglima TNI mengernyitkan dahinya. "Masalahnya apa? " tanya Panglima kemudian.

"Siap, Ijin, menurut pemantauan sepertinya karena persaingan, Panglima. Mereka berdua adalah orang dengan pangkat paling tinggi diantara yang lain. Memiliki kesempatan yang sama untuk memimpin operasi ini, Panglima. " Mendengar penjelasan Samudera itu, Panglima justru terkekeh ditempatnya.

"Tentara berkelahi itu biasa. Mereka saling bersaing itu hal yang wajar. Yang perlu kamu evaluasi dan lihat diantara Kapten Anjas dan AKP Airlangga ini mana yang lebih pandai dan tepat membaca situasi, karena di lapangan, musuh kita tidak main-main sekali salah langkah, selesai! Oleh sebab itu, komandan tim harus orang yang benar benar memperhitungkan semua dengan matang, cermat, dan tepat. Vidio saat latihan dan rekaman percakapan mereka saat bertugas ada toh? Itu saja berikan pada kami sekarang. Kami siap mendengarkan, " Ucap Panglima tegas. Samudera berujar siap sebelum akhirnya mempersiapkan beberapa file berkaitan dengan latihan Dream Team selama pelatihan berlangsung.

Seluruh anggota rapat terbatas yang terdiri dari Panglima, Ksad, Ksau, Ksal, Kapolri, Kepala dan Wakil Kepala BIN memperhatikan dengan seksama rekaman vidio dan percakapan dalam tim termasuk ucapan Eagle pada Airlangga saat latihan terakhi yang membuat mereka gagal.

"Sebenarnya ada masalah apa ini antara Kapten Anjas dengan AKP Airlangga? Apa Mas Samudera tahu jawabannya? Karena menurut saya, persaingan antara mereka tidak hanya sekedar persaingan biasa saja, tapi sudah lebih dari itu. Apa AKP Airlangga pernah melakukan sebuah kesalahan Bapak Kapolri?" tanya Panglima pada Kapolri yang kini tengah menegakkan posisi duduknya.

"Pada dasarnya AKP Airlangga adalah orang yang memiliki mental pemimpin yang sudah ada sejak dulu dia masih menjadi seorang taruna. Hanya saja, sekitar lima tahun yang lalu salah seorang anggota AKP Airlangga tertembak. Kala itu, dia dan timnya yang bertugas di perbatasan mendapati adanya perampokan pada salah satu toko kelontong terbesar disana, perampokan dilakukan oleh kelompok bersenjata di sana. AKP Airlangga dan timnya diterjunkan untuk menyelamatkan sandera dan melakukan penangkapan pada para perampok itu. Menurut informasi salah seorang perampok membawa bom dan mengancam akan meledakkan bom tersebut. AKP Airlangga tidak mempercayai begitu saja gertakan dari perampok itu, dia tetap pada posisinya, tidak meurunkan senjata sedikitpun. Bukannya menyerah, perampok itu justru menembak salah seorang anggota tim AKP Airlangga yang berdiri tidak jauh dengan Airlangga. Tembakan itu mengenai tepat di leher korban hingga membuat korban tersebut tewas. Dia adalah Iptu Damara Gautama.Demikian dapat saya sampaikan, Panglima," ucap Bapak Kapolri. Panglima kemudian terdiam sejenak.

"Hubungan kematian anggota AKP Airlangga dengan Kapten Anjas apa? Saya harus menemukan korelasinya terlebih dahulu dan mencarikan solusi untuk mereka. Jangan sampai, permasalahan pribadi seperti ini berimbas pada tugas negara mereka. Tugas ini tidak main-main, " tegas Panglima. Rapat terhenti sejenak karena pihak dari Angkatan Udara mencoba mencari korelasi tersebut hingga akhirnya satu berkas ditemukan.

"Lapor, Panglima, kami menemukan sebuah fakta jika—kemungkinan besar antara Kapten Anjas dengan Iptu Damara Gautama, mereka adalah saudara tiri, Panglima. Menurut keterangan biodata yang kami simpan. Ibu Iptu Damara menikah dengan ayah dari Kapten Anjas. Kemungkinan besar, inilah permasalahan yang di hadapi oleh KApten ANjas, panglima," kali ini Ksau buka suara. Panglima mengangguk-anggukkan kepalanya sebanyak tiga kali.

"Begini saja, baik Bapak Ksau maupun Bapak Kapolri,saya minta untuk menasehati masing-masing anggotanya. Sampaikan pada mereka jika, saya tidak segan-segan untuk mencoret nama mereka dari Dream team jika mereka tidak dapat saling menerima. Oke, agenda rapat saya cukupkan sampai disini, untuk komandan Dream team sebenarnya, akan saya sampaikan melalui surat penunjukkan khusus. Rapat selesai!"

Mission X √ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang