QUEEN OF YVONE [END]

44 [Perjodohan si kembar]

Happy Reading^^

-Ikhlas itu bohong. Yang benar karena terpaksa.-

Keesokan paginya, Pluto dan Mentari sudah berada di sekolah. Mereka mengendarai angkot untuk ke sekolah. Kedatangan mereka dihadiahi puluhan mata yang tidak suka.

"Biasa aja kali! Kaya gak pernah lihat manusia aja!"cibir Pluto. Orang yang merasa di cibir pun hanya bisa memalingkan wajah.

"Ayo Pluto,"menarik lengan Pluto.

"SEKALI-KALI ORANG KEK GITU DI KASIH PAHAM!"balasnya dengan wajah garang.

Mentari dan Pluto menuju kelas yang berada tidak jauh, tinggal belok kanan. Saat akan masuk ke dalam kelas, suara berat laki-laki memanggil.

"Pluto gua mau bicara sama lo,"Langit menarik paksa tangan Pluto.

"LEPASIN!"bentak Alvarez yang tiba-tiba datang entah dari mana.

"Sakit TOLOL!"ucapnya sambil mengelus pelan tangan yang memerah karena terlalu kencang di pegang oleh Langit.

"Lo siapa? Gausah ikut campur!"tegas Langit.

"Gua pacarnya Pluto! Jadi gua BERHAK!"jawabnya penuh penekanan.

"Gua calon tunangannya!"balas Langit.

"Apaan sih Udin? Pada ngaku-ngaku segala, iya gua tau gua cantik. Tapi gausah ngaku-ngaku deh,"ujar Pluto.

"GUA GAK NGAKU-NGAKU. TAPI LO CALON TUNANGAN GUA!"ucap Langit dengan suara tinggi.

Para siswa dan siswi yang melihat percekcokan antara ketiganya di buat iri. Sebab Pluto jadi rebutan para cogan dari keluarga kaya raya.

"ATAS DASAR APA?"jawab Pluto tidak kalah dengan nada tinggi.

"Orang tua Lo sama gua udah jodohin kita,"

"APA?!"kaget Pluto dan Alvarez secara bersamaan.

"GILA GILA! Anak masih kelas 11 SMA udah di jodohin,"frustasi dengan tingkah orang tuanya yang KUNO pake acara perjodohan.

Merasa jadi pusat perhatian, Alvarez berinisiatif untuk mengusir para siswa-siswi yang jiwa kepo nya meronta-ronta.

"LIHAT APA LO PADA? BUBAR!"

"Huuu"sorak sorai riuh.

Pluto memijat pelipisnya. Ia merasa ini adalah bentuk hukuman dari kedua orang tuanya karena masalah kemarin. Tapi kenapa Sampai Setega ini?

"Sorry. Gua kira Lo udah tau masalah ini,"ucap Langit yang merasa bersalah karena sudah bersikap kasar.

"Terus lo mau?"tanya Pluto. Langit hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Gua juga sebenarnya gak mau. Tapi bokap sama nyokap maksa,"jawabnya.

"Tapi gua gak mau!"rengekan Pluto membuat Alvarez iba.

"Udah biar Lo sama gue aja. Bang Bumi sama Kak Nesca 'kan gak jadi,"memenangkan Pluto dengan cara mengusap kepalanya.

Merasa tidak nyaman, Pluto memberontak tidak terima. Ia menyingkirkan tangan Alvarez dari kepalanya.

"Gausah sok care!"balas Pluto lalu pergi.

Pluto berlari menabrak apa saja yang menghalang-halangi jalan. Sampai ia menabrak tubuh kokoh yang tidak mau menyingkir.

"MINGGIR!"titahnya.

"Pluto,"ucap seorang laki-laki itu yang ternyata Mars.

Mars menarik tubuh Pluto masuk ke dalam ruang UKS. Ia lalu memeluk erat tubuh saudara kembarnya.

"Gua di jodohin sama si cewek somplak itu!"adu Mars melerai pelukan nya.

"Sama, huwa. Papa sama Mama juga jodohin gua sama si Langit sok cool itu,"rengek Pluto.

"Masih mending Lo sama Langit. Lah gua sama si Marseille si somplak itu!"

"HAHA kasian banget sih Abang gua ini. Nanti harta Lo abis gara-gara itu cewek!"tawa Pluto pecah ketika membayangkan sosok cewek yang hobi belanja barang mewah tanpa memikirkan harga dan model yang 'aneh' kalau kata Mars dan Pluto.

Bel berbunyi, namun tidak mereka hiraukan. Keduanya masih ingin meratapi nasib di dalam UkS ini daripada belajar. Toh akan tetap naik kelas karena sekolah ini adalah milik Merkurius.

"Apa bang Bumi juga di jodohin?"ucap Pluto melerai pelukan.

"Bisa jadi,"jawab Mars dengan semangat.

Mereka saling tatap satu sama lain memikirkan hal yang sama. Wajar sih anak kembar, bisa jadi otak mereka juga sama. Sambil tersenyum keduanya saling tunjuk.

"Lo mikir sama?"tanya keduanya dengan bersamaan. Tawa pun pecah, Mars dan Pluto tertawa seperti orang gila.

TbC