Prolog

2.8K 60 3
                                    

Kayra Anatasya, gadis barbar si pembuat onar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kayra Anatasya, gadis barbar si pembuat onar. Bahkan semua murid di SMA PPB (PUTRA PUTRI BANGSA) mengenalnya. Kay sebenarnya gadis baik, hanya saja terkadang ada suatu hal yang membuatnya jadi nakal. Baru 3 bulan yang lalu Kay pindah sekolah, dan orang tuanya sudah berpuluh-puluh kali datang ke sekolah barunya hanya untuk memenuhi panggilan dari kepsek.

_____🖋

"Kay, Mama harap ini terakhir kalinya Mama sama Papa datang ke sekolah kamu, untuk mengurus kekacauan yang udah kamu buat," jeda Ranti, mamanya Kay sambil menatap anak tunggalnya itu.

"Ini udah yang ke dua kalinya kamu pindah sekolah Kay, bahkan sampai-sampai kita harus pindah rumah juga. Baru tiga bulan loh kamu pindah kesini, tapi mama sama papa udah berpuluh-puluh kali di panggil kepala sekolah untuk datang ke sekolah karna ulah kamu, sebenarnya apa sih yang buat kamu kayak gini?" marah Mama Kay.

"Mah, kan udah Kay bilang kalau Kay cuma mau nolongin cewek yang dibuly itu," kata Kay santai.

"Tapi gak sampai dipukulin juga anak orang Kay, Mama masukin kamu ke perguruan pencak silat itu agar kamu bisa jaga diri bukan malah buat anak orang babak belur," kata Mama Kay mulai jengah dengan anaknya.

"Iya deh iya, Kay janji gak ngulangin lagi," kata Kay pasrah.

"Jangan iya iya aja," sahut Mama Kay.

"Sudah Mah, gak malu apa diliatin orang," kata Abraham Papanya Kay, menenangkan sang istri. Pasalnya sekarang mereka masih berada di sekolah Kay, lebih tepatnya diparkiran sekolah.

"Iya tuh Pa, Mama malu maluin nyerocos gak tau tempat," kata Kay merasa menang dari sang Mama.

"Dan kamu Kay," kata Papa kay tegas dan menatap anaknya, sontak membuat Kay langsung kicep.

"Papa sama Mama udah setuju buat pindahin kamu ke pesantren secepatnya, dan Papah juga udah ngurus perpindahan kamu tadi sama kepala sekolah. Dan mungkin ini hari telakhir kamu sekolah disini," lanjut Papa kay.

"Ih kok ke pesantren sih Pah, jangan gitu dong.!" Protes Kay.

"Gak ada bantahan, ini demi kebaikkan kamu juga. Sudah sana masuk kelas, papa sama mama mau pulang dulu," setelah menyelesaikan ucapannya, Abraham dan Ranti berjalan memasukki mobil.

"Pah, papah boleh pindahin aku kesekolah mana aja yang penting gak ke pesantren pah, Kay mohon," kata Kay membujuk Papanya sambil berjalan ke arah samping mobil yang ditumpangi oleh kedua orang tua nya.

Bukannya menjawab Abraham malah menyalakan mesin mobil dan beranjak dari situ.

"Pah, papah," panggil Kay, berharap orang tuanya berubah pikiran.

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang