Beberapa hari setelah kejadian penculikan itu Kay tidak diizinkan lagi keluar area Pesantren sendirian, ia harus ditemani Adam atau yang lain jika ingin karna untuk mencegak terjadinya penculikan yang kedua kalinya.
"Mau makan pakai lauk apa?" Tanya Kay sambil menyendokkan nasi kepiring Adam.
"Ikan goreng sama tumis kangkung," jawab Adam dan Kay pun mengambilkannya.
Melihat itu Nyai Roro tersenyum.
"Jadi inget pas kita baru nikah dulu ya Bi?" Ucap Nyai Roro minta pendapat Kiai.
"Iya," jawab Kiai Jaya setelah menelan makanannya.
"Tapi bedanya dulu Abi malu-malu, segala gak mau diambilin. Pas dikamar malah marah katanya Umi gak niat mau ngambilin," cerita Nyai Roro pada sepasang Anak muda itu.
"Ya emang dulu kamu gak niat untuk mengambilkannya, cara menanyakannya saja kamu seperti orang mau ngajak ribut," sahut Kiai tak mau kalah.
"Ya iyalah gimana gak gitu orang dulu Umi gak mau nikah sama Abi," ucap Nyai Roro.
"Udah mending sekarang kita makan Umi Abi," ucap Adam menengahi, dan mereka pun kembali menyantap makanan masing-masing.
Setelah sarapan kini Kay tengah mendengarkan perkataan dari ustadzah yang mengajar dengan serius.
"Allah Ta'ala berfirman : Hai sekalian orang yang beriman, bersabarlah dan cukuplah kesabaran itu. Surah Al-imran ayat 200 dan pada surah Al-baqarah ayat 155 Allah menjelaskan : Niscaya kami akan memeberikan cobaan sedikit kepada kamu semua seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan Harta, jiwa dan buah-buahan, kemudian sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Hadits ini menjelaskan bahwa kita harus senantiasa bersabar jika menghadapi cobaan yang Allah berikan bukan dengan amarah atau putus asa, karna Allah bersama orang-orang yang sabar, seperti dijelaskan didalam surah al-baqarah ayat 153 yang artinya : mintalah pertolongan dengan sabar dan mengerjakan sholat Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan sabar juga akan membuat kita mendapat pahala yang banyak, sebagai mana firman Allah Ta'ala : Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya karna amat banyaknya, Surah Az-zumar ayat 10." Jelas ustadzah Aminah dengan penuh semangat.
"Sampai disini dulu pelajarannya, kita akhiri dengan sama-sama mengucap hamdalah," ucap Ustadzah Aminah.
"ALHAMDULILLAH," ucap semuanya.
"Ustadzah permisi, Assalamu'alaikum," salam Ustadzah Aminah lalu pergi.
"Wa'alaikumsalam," jawab semua santri wati.
Setelah pelajaran Ustadzah Aminah berakhir kini Kay berserta ke dua temannya tengan makan dikantin.
"Gak terasa udah Mau liburan semester aja ya, gak sabar aku pengen pulang ke kampung," ucap Ayu setelah selesai mengunyah nasi gorengnya.
"Gak sabar pulang tapi masih harus berperang sama kertas ujian," timpal Kay.
"Iya juga sih," jawab Ayu mengerucutkan bibirnya.
"Semester kali ini kamu pulang gak Li?" Tanya Ayu pada Lili yang tengah menyeruput minumannya.
"Belum tau tergantung kondisinya aja," jawab Lili seadanya.
"Emang kamu pernah gak pulang pas libur semester?" Tanya Kay.
"Iya," jawab Lili.
"Sayang banget tau Li, udah setengah tahun sekali baru bisa pulang, kamu malah gak pulang. Gak rindu apa sama orang tua dirumah," ucap Kay.
"Aku aja nih ya, yang baru beberapa bulan disini udah kangen banget sama Bonyok," adu Kay.
"Kangen sih iya tapi kalau akhirnya harus berantem terus sama saudara sendiri mending aku gak pulang," jelas Lili.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir
Novela Juvenil[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR GAK KETINGGALAN PART SELANJUTNYA] [DAN BUDAYAKAN VOMEN (VOTE DAN COMEN) AGAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT NULISNYA] KAYRA ANATASYA gadis bar-bar plus judes yang terpaksa menikah dengan ADAM SANJAYA anak pemilik pesa...