24.Kantin

469 17 2
                                    

   Sudah setengah hari Kay hanya diam saja, jika diajak bicara oleh Adam Ia hanya akan berbicara lewat ekspresi atau dengan dehaman saja , tapi jika dengan Yang lain ia akan tetap seperti biasa.

Seperti saat ini, setelah selesai mengajar Adam menghentikan langkah Kay yang ingin keluar kelas.
Dan Adam berusaha membuat Kay bicara padanya.

"Kay," panggil Adam lembut.

Untung saja saat ini kelas sedang sepi, karna jika tidak, para santri wati akan berteriak histeris mendengarnya.

"Hm," deham Kay malas tanpa mau melihat kearah Adam.

"Tatap mata saya Kay," ucap Adam.

Sontak Kay langsung menatap mata Adam dengan membuka lebar-lebar kelopak matanya.

"Hehe gak gitu juga," kata Adam terkekeh pelan.

Kay pun berhenti menatap Adam lalu memutar bola matanya malas.

Adam bangkit dari kursinya dan berjalan kearah Kay lalu berdiri dihadapannya.

"Saya minta maaf soal kemarin," ucap Adam tulus.

Tapi Kay sama sekali tidak meresponnya.

"Sebagai tanda maaf saya, saya akan ajak kamu makan dikantin. Bagai mana?" Kata Adam, dan Kay merespon dengan mengangkat bahunya sebentar tanda terserah.

Adam lalu memegang lembut tangan Kay dan membawanya menuju kantin yang dipenuhi oleh santri wati. Kay hanya pasrah tak mau membantah karna ia sedang lapar juga.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Adam setelah mencari tempat duduk yang agak sepi.

Kay masih tak meresponnya.

"Ya sudah kalau begitu saya yang memilihkan," kata Adam sabar, toh ini juga salah dia karna membentak Kay tadi malam.

Adam mengangkat tangannya, dengan segera seorang santri wati datang sambil menunduk.

"Mie ayam satu, sate satu sama es teh dua," ucap Adam tanpa menatapnya.

"Tunggu sebentar Gus," ucap santri wati itu, dan hanya di jawab dehaman oleh Adam.

Tidak lama kemudian pesanan Adam datang. Adam langsung menaruh diatas meja uang 50.000, santri itu mengambilnya lalu pergi.

"Ini makan dulu," kata Adam sambil menaruh semangkuk Mie Ayam didepan Kay.

Merekapun menikmati makanan masing-masing.

Huekkk

Baru beberapa suap Kay langsung ingin muntah dan kepalanya sedikit pusing.

Semua kejadian itu tak luput dari mata santri wati yang ada, dan mereka melotot mendengar Kay yang akan muntah, pikiran mereka sudah kemana-mana.

"Jika kamu merasa masih sakit, kamu bisa bilang sama saya. Dan saya akan mengijinkan mu untuk istirahat hari ini," kata Adam.

"Hm," jawab Kay lalu meminum minumannya.

Kay tidak melanjutkan makan dia hanya menopang dagu sambil melihat Adam makan.

"Mau ini?" Tanya Adam sambil mengangkat setusuk satenya. Kay pun mengangguk.

Adam lalu menyuapi Kay dan Kay menerimanya dengan senang hati.

"Kamu bisa makan punya saya dan saya akan makan punya mu," kata Adam dan menukar makanan mereka, lalu kembali makan tanpa ada yang bicara.

"Soswit bingitttt,"

"Dia yang disuapin aku yang salting,"

"Ih bikin para jomblo iri aja,"

"Apa udah Isi ya?"

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang