Tidak terasa sudah satu bulan berlalu, hubungan Kay dan Adam pun semakin dakat. Kay? Dia sekarang jarang sekali marah, tidak sepemarah dulu, ia juga mulai menerima keadaan. Kalau sekolah?, ia sangat rajin sekarang, bahkan kay sudah hafal hampir 2 juz Al-qur'an. Ternyata Kay juga mulai tertarik dengan Ilmu Agama dan akan memperdalamnya dibantu oleh Adam.
Setelah selesai Sholat Tahajud kini Kay tengah menyetorkan hafalannya. Suaranya memang tidak begitu merdu namun sangat enak didengar, dengan penuh keseriusan Kay menyetor hafalannya dan dengan penuh perhatian Adam mendengarkan setiap bacaan yang Kay lantunkan.
"Shodaqallahul'adziim," ucap Kay mengakhiri bacaannya.
"Gimana?" Tanya Kay penuh harap.
"Bacaan kamu sekarang lebih bagus dan hafalannya juga. Jadi tingkatkan lagi bacaannya seperti ada beberapa makhroz huruf yang kurang jelas saat kamu membacanya, dan pertahankan hafalanmu," jawab Adam seadanya.
"Owh gitu, nanti gue belajar lagi," jawab Kay menunduk agak kecewa.
"Kay," panggil Adam lembut, dan Kay pun menatapnya.
"Bisa kamu ubah cara bicaranya!" Pinta Adam.
"Maksudnya?" Tanya Kay bingung.
"Jangan lo-gue lagi, katanya ingin memperdalam ilmu Agama. Islam juga mengajarkan kita sopan santun Kay. Apa lagi saya ini suami kamu, menurut saya itu kurang sopan," jelas Adam hati-hati.
"Maaf," ucap Kay tulus.
"Iya saya memakluminya," jawab Adam.
"Akan gue coba, tapi lo juga gak boleh bicara terlalu formal sama gue sama kata-katanya jangan terlalu baku, gimana?" Ucap Kay memberi syarat.
"Akan saya usahakan dan terima kasih sudah mau mencobanya," kata Adam dan mengelus kepala Kay sebentar.
Shhhh
Desit Kay pelan sambil memegang kepalanya.
"Kamu sakit kepala lagi?" Tanya Adam panik, dan dijawab anggukan oleh Kay.
"Ya sudah kamu tidur lagi saja, nanti jika sudah waktu sholat subuh akan saya bangunkan," kata Adam lalu melepaskan mukena Kay dan membantunya berbaring di kasur.
Adam kembali duduk disajadahnya dan mulai melantunkan ayat suci al-qur'an.
"Kenapa sekarang kepala aku sering sakit ya?, dan mata aku juga kadang ikut sakit?" Batin Kay bingung.
"Aku harus cek Up ke dokter Laura," batin Kay lalu memejamkan matanya.
_____🖋
"Kay ayo bangun," ucap Adam membangunkan Kay.
"Udah subuh?" Tanya Kay lalu duduk.
"Iya, gimana kepalanya, apa masih sakit?" Tanya Adam dan duduk disisi Kay.
"Udah mendingan kok," jawab Kay dan tersenyum lemah kearah Adam.
" Ya udah sekarang kamu wudhu dulu, mau aku bantu?" Tawar Adam.
"Gak usah aku bisa sendiri," ucap Kay dan bangkit dari kasur menuju kamar mandi.
Setelah sholat subuh kini Kay sedang menuruni anak tangga untuk membantu Nyai Roro memasak didapur.
"Umi ada yang bisa Kay bantu?" Tanya Kay sesampainya didapur.
"Tolong kamu masak nasinya ya," sahut Nyai Roro.
"Siap umi," jawab Kay semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR GAK KETINGGALAN PART SELANJUTNYA] [DAN BUDAYAKAN VOMEN (VOTE DAN COMEN) AGAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT NULISNYA] KAYRA ANATASYA gadis bar-bar plus judes yang terpaksa menikah dengan ADAM SANJAYA anak pemilik pesa...