5.Pesantren 2

668 29 0
                                    

Setelah acara bincang-bincang tadi, kini Kay sedang berpelukkan dengan mamanya diteras Rumah Kiai Jaya.

"Pokonya mamah sama papah harus sering ke sini buat jengukin Aku ya," kata Kay dan melepaskan pelukkannya.

"Iya mamah janji," kata Ranti dan mengelus kepala anaknya pelan.

"Ya udah mamah sama papah pulang dulu ya," sambung Ranti.

"Iya mah," sahut Kay lalu mencium tangan Ranti dan Abraham.

"Kalau gitu Kami pamit pulang, Assalamu'alaikum," salam Abraham dan berjalan ke arah mobil diikuti sang istri.

Selang beberapa menit Abraham kembali menghampiri Kay.

"Kok balik lagi pah?, papah pasti berubah pikirankan karna papa gak tega ninggalin anak papah satu-satunya ini yang cantik jelita paripurna tiada tara," kata Kay tidak tahu malu.

"PD banget kamu," kata Abraham.

"Nih papah cuma mau nganterin koper kamu yang ketinggalan," sambung Abraham dan menaruh koper itu dekat anaknya.

"Yah kirain berubah pikiran," kata Kay putus asa.

"Oh ya, ponsel kamu mana?, sini kasih ke papah!" Pinta Abraham.

"Buat apa pah?" Tanya Kay bingung.

"Gak usah banyak nanya, cepetan mana?" Kata Abraham dan mengulurkan tangannya.

"Sabar-sabar," kata Kay sambil meraih ponsel di tas selempangnya.

"Nih pah," kata Kay lagi dan menaruh ponselnya ditangan sang papa.

"Ponselnya papah bawa," kata Abraham.

"Loh kok gitu sih pah," protes Kay.

"Disini gak boleh pakai ponsel Kay," kata Abraham.

"Beneran kiai?" Tanya Kay pada kiai Jaya.

"Iya Kay, jika nanti kamu mau telpon orang tua kamu, kamu bisa pinjam telpon pesantren," sahut kiai lembut.

Membuat Kay cemberut.

"Ya udah kalau gitu papah pulang dulu, mari kiai Jaya, Nyai Rork, Gus," kata Abraham dan pergi menuju mobil.

Terlihat mobil orang tua Kay mulai menjauh, membuat Kay menghela nafas pelan.

"Ya sudah, Adam tolong antarkan Kay ke asramanya," pinta Nyai Roro kepada sang putra.

Adampun mengangguk.

Adampun mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____🖋

Kini Kay sedang berjalan menuju asrama Putri di temani Gus Adam.

"Eh pelan-pelan dong jalannya,jadi cowok kok gak pengertian banget, di bawain kek koper gue," Omel Kay pada Adam yang berjalan didepan.

Adam pun berhenti dan langsung mengambil alih koper Kay lalu berjalan lagi.

"Dari tadi kek,"kata Kay dan berjalan lebih dulu.

Lalu Gus Adam berjalan lebih cepat dan mendahului Kay lagi.

"Wanita tidak boleh berjalan didepan laki-laki," ucap Gus Adam untuk pertama kalinya Kay dengar.

"Situ siapa?, kok ngatur-ngatur," kata Kay ngegas sambil berjalan mendahului Adam.

BUKKK

"ADUHH JIDAT MULUS GUEEE," Pekik Kay setelah menabrak pohon mangga besar.

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang