35.Ribut dan kecemburuan Kay

61 8 2
                                    

"Ups sorry gak sengaja," ucap Fitri masih terus menuangkan es jerknya ke Kay hingga habis.

"Yah basah dehhh," ucap Fitri.

Kay yang dari awal sudah sangat kesal dengan Fitri pun menggebrak meja lalu berdiri.

"Maksud lo apa?"tanya Kay nge gas.

"Gue gak maksud apa-apa," jawab Fitri enteng.

"Lo mau ngajak gue ribut hm? Ayok sini gue jabanin," ucap Kay bar-bar.

"Sorry gak minat," jawab Fitri sok jijik.

Kay mengambil 2 gelas es jeruk yang ada di meja lalu menyiramkannya ke muka Fitri.

"Lo kenapa siram muka gue anjir," amuk Fitri.

"Oh muka lo ya, gue kira tempat sampah soalnya mirip," ejek Kay menirukan gaya Fitri sebelumnya.

Fitri mengambil rujak buah Kay yang ada di meja lalu melemparnya ke badan Kay.

"Maksud lo apa hah," ucap Kay lantang, dia sudah tidak tahan dengan Fitri.

"Datang-datang bikin rusuh," ucap Kay lalu mendorong pundak Fitri.

"Udah Kay kita pulang aja gak usah di ladenin ya sayang!" Ucap Adam berusaha melerai.

"Maaf mas aku udah terlanjur emosi sama tuh orang, mas mundur biar aku ajak gelut dia," ucap Kay mantap sambil menggulung lengan bajunya.

"Istigfar Kay kamu cewek kamu gak sendirian," kata Adam mengingatkan.

"Lo udah rebut Gus Adam dari gue, dari dulu sampe sekarang lo selalu aja ambil punya gue," tuduh Fitri.

"Gue gak pernah rebut apa-apa dari lo, mereka yang ninggalin lo trus datang ke gue, gua gak ambil mereka," sahut Kay membela diri.

"Gue benci lo Kay, gue benci lo," teriak Fitri sambil mendorong Kay sampai-sampai membuat Kay hampir ingin terjatuh jika tidak ada Adam yang sigap menangkapnya.

"Kamu apa-apa an sih, saya gak tau apa masalah kalian, tapi jangan main kekerasan begini, kamu sudah hampir mencelakai istri sama anak saya," bentak Adam terbawa emosi.

"Anak?" Tanya Fitri sedikit bergetar.

"Iya! Kenapa?" Ucap Kay.

"Liat aja pembalasan gue nanti," ucap Fitri lalu pergi.

"Kamu gak apa-apa kan?," tanya Adam cemas.

"Aku gak apa-apa kok," jawab Kay.

"Kita pulang sekarang, baju kamu udah kotor banget," ucap Adam.

"Iya mas," jawab Kay.

"Pak mamat Kay and suami pulang ya, maaf atas keributannya," ucap Kay pada Pak mamat.

"Iya neng gak apa-apa, hati-hati neng," ucap Pak mamat.

"Siapp, assalamu'alaikum" kata Kay lalu pergi.

__________🖊


Sesampainya dirumah Kay langsung segera membersihkan diri. Setelah itu dia duduk di tepi kasur.

"Kenapa Kay kamu kalau ketemu Fitri suka ribut aja mas liatnya?" tanya Adam yang juga duduk di sebelah kay.

"Gimana gak ribut orang dia yang cari masalah duluan," jawab Kay dengan nada kesal.

"Emang kalian ada masalah apa, sepertinya dia punya dendam gitu sama kamu?" Tanya Adam lagi.

"Gini ya mas, awalnya itu kami temenan bahkan sempat bestian, tapi gara-gara pacarnya itu putusin dia trus nembak aku. Jadi dia beranggapan kalau aku yang udah godain pacarnya. Padahal mah enggak," jelas Kay.

"Di tambah lagi kan gara-gara perjodohan kalian batal," sambung Kay.

"Biarin aja lah, intinya kalau dia nyerang ya ku serang balik," ucap Kay sambil menidurkan badannya yang terasa cape.

"Kamu gak boleh gitu, walau orang lain berbuat jahat ke kita, kita harus tetap baik sama dia," nasehat Adam.

"Mas belain dia?" Tanya Kay langsung duduk dengan nada sedikit marah.

"Mas gak belain dia, mas cuma bilangin kamu," ucap Adam lembut.

"Tetap aja mas itu seolah-olah kaya belain dia huh aku gak suka," ucap Kay dan memalingkan muka.

Muach

Cium adam dipipi Kay.

"Ihhhh mas kok cium aku sih," ngamuk Kay marah.

Adam hanya tertawa pelan melihatnya.

"Tuh kan ngeselin malah ketawa," ucap kay kesal.

"Iya deh mas minta maaf," ucap Adam

"Gak mau maafin," jawab Kay dan berlalu pergi keluar kamar.

________🖊

Disinilah Kay berada, di dapur bersama ibunya.
Kay duduk di kursi meja makan dengan wajah cemberut ya karna kejadian di kamar tadi.

"Kenapa sayang kok mukanya di tekuk gitu," ucap Ranti sambil mengaduk osengan sayurnya.

"Itu tuh mas Adam ngeselin," jawab Kay sekenanya.

"Ngeselin gimana?" Tanya Ranti penasaran.

"Masa Mas Adam cium aku tanpa izin," jawab Kay polos.

Ranti yang mendengar itu langsung ngakak seketika.

"Mamah kenapa ketawa?" Tanya Kay bingung.

"Kamu ada-ada aja, ya gak papa sayang kalau suami kamu cium, kan udah nikah juga, udah mau punya anak lagi," jawab Ranti.

"Tetep aj aku kesel," jawab Kay masih cemberut.

"Loh kenapa mah kok wajah anak kita kayak gitu," tanya Papanya Kay baru saja datang dari arah ruang tamu ketika melihat raut wajah putrinya.

"Masa dia ma_____," ucapan ranti terpotong oleh suara Kay.

"USTTTTT mama jangan bilangin papah," ucap Kay.

"Loh kenapa papah gak boleh tau?" Tanya papa Kay.

"Intinya papah gak boleh tau awas aja mama bocor," ancam Kay.

"Gimana mau bocor mama aja gak lagi dapet," jawab Ranti.

"Ishh tau ah, aku mau ke kamar aja," ucap Kay kesal.

Ranti dan suaminya pun tertawa.

"Ada-ada aja mas anak mu," ujar Ranti.

"BTW anak mu juga loh," jawab Papa Kay.

"Aku mau lanjut masak, bentar lagi selesai kamu duluan aja ke kamar udah mau magrib juga ini," ucap ranti.

"Iya sayang muach," sahut Abraham lalu pergi setelah memberi kecupan singkat di jidat isttinya.

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang