2.Drama Kelas Dan Parkiran

871 33 2
                                    

Tidak ada suara kericuhan di kelas Kay, semua murid diam sambil sesekali mencatat materi yang Bu Titin jelaskan. Sampai akhirnya bel sekolah berbunyi menandakan waktunya untuk pulang.

"Okey anak-anak, waktunya sudah habis jadi kalian boleh beres-beres, tapi tetap duduk dikursi masing-masing karna ibu mau menyampaikan sesuatu," ucap Bu Titin.

Saat dirasa semua murid sudah selesai membereskan alat tulis mereka, Bu Titin pun mulai berbicara lagi.

"Karna kebetulan ibu yang mengajar dijam terakhir hari ini, jadi ibu ingin mewakili wali kelas kalian, untuk menyampaikan bahwa teman kalian yang bernama Kay akan segera pindah sekolah, dan ini adalah hari terakhirnya disini," jeda Bu Titin.

Terdengar banyak sekali murid dikelas Kay yang mulai berbisik-bisik, bahkan terang terangan membicarakannya.

"Jadi untuk Kay silahkan maju kedepan untuk mengucapkan salam perpisahan," sambung Bu Titin mempersilahkan.

Kay segera maju kedepan kelas dengan wajah cengengesan.

"Halo guys," sapa Kay nyaring.

"Aduh berasa jadi seleb nih gue," kata Kay tanpa rasa malu sambil senyam senyum sendiri.

"Woy Kay, cepetan napa gue mau pulang cepet ini," teriak laki-laki berdandanan seperti preman.

"Sabar napa Cup, gue deg degan ini," sahut Kay.

"Halah sok deg degan lagi," kini cowok berambut kribo yang menyahut.

"Heh Kriwil sabar dikit napa, Kay yang cantik jelita tiada tandingannya ini kan jadi semakin gugup," kata Kay sok darmastis sambil memegang dadanya.

"Gugup-gugup pala lu, itu nyerocos kek bebek," kata cewek yang duduk paling depan.

"Sudah-sudah, Kay ayok cepat," kat Bu Titin jengah dengan drama kelas ini.

"Iya bu iya," sahut Kay.

"Ekhmm," dehem Kay.

"Intinya gue cuma mau minta maaf kalau selama ini gue punya salah atau semacamnya sama kalian," kata Kay serius.

"Yeee bukannya kalau punya salah, tapi emang banyak salah lo sama kita-kita," sahut laki-laki yang seperti preman tadi.

"Yah si Ucup nyaut aja kek monyet," kata Kay sinis.

"Intinya lakian maafin Kay tidak?" Kini Bu Titin angkat bicara.

"IYA BU," sahut semuanya.

"Ya sudah kalian boleh pulang," kata Bu Titin lagi. Sontak semua murid mulai berhamburan keluar kelas setelah menyalimi tangan Bu Titin dan ada juga yang tidak.

_____🖋

Kini Kay dan Bella sedang berjalan di koridor sekolah menuju parkiran.

"Eh Bel lo di undang juga gak sama Kak Reno ke Partynya malam ini?" Tanya Kay memecah keheningan anatara mereka berdua.

"Iya, bahkan satu kelas kita juga di undang, emangnya kenapa?" Tanya Bella heran.

"Yahhh padahalkan gue ngarepnya cuma gue doang yang di undang dikelas kita, karna gue itu kan kek spesial gitu buat Kak Reno" sahut Kay sangat PD.

"PD banget lo nj*r," kata Bella.

"Serah gue dong," sahut Kay.

Dan tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka.

"Nanti jemput gue ya!" Kata Bella setelah sampai diparkiran.

"Iyeee kalau dibolehin pergi," sahut Kay dan hanya dibalas anggukkan oleh Bella.

"Eh, Kakak gue udah jemput tuh, gue duluan ya" kata Bella menepuk pundak Kay pelan lalu berlari kecil ke arah abangnya yang sedang duduk didalam mobil dengan kaca terbuka, yang tak jauh dari mereka.

"Hati-hati Roma, Ani akan selau mendo'akanmu," teriak Kay dramastis.

Membuat Joy terkekeh pelan, ada-ada saja teman adeknya itu. Joy memang sudah mengenal Kay karena Bella sering mengajak Kay kerumahnya.

"Duluan Kay," teriak Joy dari dalam mobil.

"Iya Bang," sahut Kay tak kalah nyaring.

Lalu terlihat mobil yang ditumpangi Joy dan Bella mulai menjauhi area parkiran.

Setelah itu Kay mulai berjalan ke barisan motor yang berjejer rapi, untuk mencari Si Udin, motor metik kesayangannya.

"Udin i'm coming," teriak Kay sedikit keras lalu memeluk jok motornya.

"Udah gila kali ni anak," cerca seorang laki-laki yang tengah duduk diatas motor ninjanya tak jauh dari Kay.

"Enak aja bilang gue gila, lo tuh yang gila, ngejer cewek segitunya," sahut kay ngegas.

"Sembarangan lu Kay, Mona itu cewek istimewa jadi pantas di perjuangin," kata Kevin tak terima.

"Tapi gak sampai nembak tiap hari juga kali," kata Kay dan menaiki motornya.

"Terserah gue dong, cemburu lo?," kata Kevin.

"Iyakan cemburu kan lo?, udah ngaku aja," sambung Kevin membuat Kay bergidik ngeri.

"PD amat," kata kay cepat dan berlalu melalui Kevin.

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang