1.SMA PPB

1.3K 43 3
                                    

Setelah ditinggalkan oleh orang tua nya Kay segera beranjak menuju kelas.

"Hai Kay," sapa laki-laki bernama Reno pradipta sambil berjalan menyesuaikan langkah Kay.

"Eh, hai juga kak Reno," sapa Kai balik.

"Aku denger kamu tadi dipanggil lagi ke ruang BK?" tanya Reno menatap Kay.

Huhhhh

Kay menghembuskan nafas pelan.

"Iya kak," sahut Kay lesu tanpa menatap Reno.

"Kamu kenapa, kok gitu wajahnya?" Tanya Reno lagi.

"Ini hari terakhir aku sekolah,soalnya aku mau dipindahin dari sini," jawab Kay sambil menatap Reno sebentar.

"Dipindahin?, ke SMA mana?" Tanya Reno.

"Bukan SMA kak tapi Pesantren, dan aku juga gak tau Pesantren mana yang orang tua aku maksud," jawab Kay dan menghentikan langkahnya karena telah sampai di depan kelasnya bertuliskan 11 IPS3.

"Yahhh, aku gak bisa ketemu kamu lagi dong," kata Reno cemberut.

"Eh aku masuk dulu ya kak, udah jam masuk kelas nih," kata Kay setelah melihat jam tangannya.

"Sebenarnya aku suka sama kamu Kay, tapi aku gak bisa ungkapin, karena aku tau kamu cuma anggap aku teman gak lebih," batin Reno sedih.

"Kak, kak Reno kenapa?" Tanya Kay sambil melambai kan tangannya sebentar didepan wajah Reno, karena melihat Reno yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

"Eh, emmm aku gak apa-apa kok, dan ini ada undangan buat kamu, aku buat party kecil kecilan dirumah, jangan lupa dateng yah malam ini!" kata Reno memberikan sebuah undangan kecil yang sedari tadi dia pegang.

"Aku usahain nanti," kata Kay mengambil undangan itu, dan masuk kelas.

Reno pun pergi menuju kelasnya juga.

_____🖋

"Bellaaaa," teriak Kay histeris dengan merentangkan tangannya sambil berlari ke arah temannya yang sedang duduk dikursi, sepertinya sedang membaca novel.

Saat telah sampai di depan Bella, bukannya di peluk, Kay malah mendapatkan jitakkan di jidatnya.

"Ihh, kok malah di jitak sih jidat gueee," protes Kay seraya mengelus jidat mulusnya.

"Lo tuh aneh, datang-datang kek teletubis," sahut Bella.

"Birpilikkin," sambung Bella menye-menye.

"Dasar bestai laknat lo, harusnya tuh lo sedih soalnya gue mau pindah sekolah," jelas Kay ngegas dan duduk dikursinya.

"Beneran Kay?" Tanya Bella dengan nada pelan.

"Ya iya lah masa gue bo'ong," sahut Kay.

Rencananya Kay ingin berdrama sok sedih dan tersakiti, eh ternyata bestainya ini tidak bisa diajak kompromi. Ya walaupun sebenarnya dia juga sedih harus berpisah dengan Bella.

"Loh kok gitu sih, pokoknya lo gak boleh pindah Kay," kata Bella mulai sedih.

"Telat lu sedihnya markonahhh!" Kata Kay sambil menoyor kepala Bella pelan.

"Gue lagi serius kay, pokoknya gue gak mau kalau lo pindah," tegas Bella.

"Tapi gimana lagi Bel, gue gak bisa bantah ucapan bokap, lo tau sendirikan bokap gue kek gimana orangnya," sahut Kay dengan nada lemah.

"Yang sabar ya Kay, tapi btw lo mau pindah kemana?" Tanya Bella.

"Kata bokap sih pesantren bel," sahut Kay.

"WHAT, LO MA___" teriakkan Bella terhenti karena Kay membekap mulutnya.

"gak usah teriak, gendang telinga gue berasa mau pecah tau denger suara cempreng lo," serobot Kay ngegas. setelah Bella diam dia menjauhkan tangannya dari mulut Bella.

"Ya maaf," sahut Bella sambil memutar bolamatanya pelan.

"Gue minta maaf ya kalau selama ini banyak salah sama lo,"kata Kay tulus.

"Iya gue maafin kok, apa sih yang gak buat lo," sahut Bella dan memeluk Kay.

"Sekali lagi maaf ya," kata Kay sambil membalas pelukan sahabat satu-satunya itu.

Saat sedang asyik berpelukkan tiba-tiba terdengar suara ketukkan keras di meja depan.

TOK TOK TOK

"bukannya menjawab salam, malah asyik berpelukkan," marah bu Titin sang pelaku.

Karna Kay dan Bella duduk di pojok paling ujung, membuat semua mirid menatap mereka aneh.

"Hehehehe," kekeh Kay dan Bella canggung, sambil melepaskan pelukkannya.

"Maaf bu," kata Kay dan Bella bersamaan.

"Iya gak apa-apa, sekarang buka buku kalian semua, kita lanjut materi yang kemaren," kata Bu Titin.

Semua mutid pun mematuhi ucapannya.

"Lo sih, nanti kita dikira lesbi lagi sama yang lain," kata Bella berbisik.

"Heh kok gue sih, lo tuh yang meluk gue duluan," sahut Kay dengan nada lebih keras dari Bella.

"Ya kan gue itu cu__," ucapan Bella terpotong oleh suara Bu Titin guru bahasa Indonesia.

"Kay Bella, ngapain kalian bisik-bisik," kata Bu Titin lantang, membuat semua murid menatap mereka lagi.

"Gak kok bu,hehehe," sahut keduanya.

Melihat itu membuat Bu Titin geleng-geleng kepala sebentar lalu mulai mengajar lagi.

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang