29. Kay Hilang?

537 23 1
                                    

Azan zuhur telah berkumandang tapi Kay belum saja pulang, Nyai Roro terlihat khawatir.

"Adam gimana ini, kok Kay gak pulang-pulang," ucap Nyai Roro panik.

"Umi tenang, kita sholat zuhur dulu baru cari Kay," kata Adam menenangkan Nyai Roro.

"Ini salah Umi coba aja Umi gak kasih izin pasti kay gak akan ilang," ucap Nyai Roro merasa bersalah.

"Bener kata Adam kita sholat dulu, tidak perlu menyalahkan diri sendiri. Bagai manapun kita menyangkalnya jika ini memang kehendak Allah pasti akan terjadi," ucap Kiai Jaya ikut bicara.

"Iya Abi," jawab Nyai Roro patuh.

Setelah selesai sholat, Kini Adam dan kedua orang tuanya tengah berada dipasar.

"Sebelum pergi Kay memakai baju apa Umi?" Tanya Adam.

"Seingat Umi baju gamis biru langit sama jilbab Army," jawab Nyai Roro.

"Ya udah kita mencar, Abi sama Umi kesana dan Adam kesana," kata Adam dan menunjuk dua arah yang berlawanan.

Adam mulai menyusuri pasar, ia bertanya kesemua orang yang ia lewati apakah melihat Kay dengan menyebutkan ciri-cirinya.

"Maaf mbak sebelumnya, apa mba liat perempuan bergamis biru langit dengan hijab Army disekitaran sini?, tingginya kira-kira sebahu saya," tanya Adam pada penjual sayur.

"Maaf dek saya gak liat," jawabnya.

"Pak bapak apa bapak liat perempuan bergamis biru langit dengan hijab Army disekitaran sini?, tingginya kira-kira sebahu saya," tanya Adam pada laki-laki yang sedang membeli gamis.

"Saya gak liat," jawab bapak-bapak itu.

"Makasih pak," ucap Adam lalu pergi.

Banyak sudah orang yang Adam tanyai namun tak satu pun yang melihat. Walau lelah namun Adam tak berhenti mencari. Sampai ia kepada pedagang buah.

"Pak, apa bapak melihat perempuan bergamis biru langit dengan hijab Army lewat disini?, tingginya kira-kira sebahu saya," tanya Adam pada penjual buah itu.

"Yang ada tai lalatnya disini to mas?" Tanya sang penjual buah menunjuk kearah atas kening kanannya.

"Iya pak," jawab Adam antusias.

"Owalah mbak-mbak yang itu to, sampean ini siapanya?" Tanya si penjual.

"Saya suaminya pak," jawab Adam cepat.

"Nah ini belanjaan istri sampean, tadi dia titipin ke saya," ucap sang penjual dengan logat jawa menyerahkan belanjaan Kay.

"Setelah itu apa bapak liat istri saya pergi kemana?" Tanya Adam.

"Tadi istri sampean langsung lari mengejar copet kearah situ," ucap si penjual memberi tahu arah Kay saat mengejar copet yang telah membawa dompetnya.

"Makasih Pak, Assalamu'alaikum" jawab Adam lu pergi ke arah yang ditunjuk penjual buah itu.

Adam terus berjalan sampai kegang buntu tempat Kay diculik.

"Apa bapak-bapak itu salah liat ya?" Monolog Adam bertanya-tanya.

Saat akan beranjak pergi Adam tak sengaja menendang sesuatu, ia pun melihatnya. Ternyata itu dompet Kay, ia lalu segera mengambilnya dan menelpon Kiai Jaya.

"Assalamu'alaikum Abi," salam Adam terlebih dahulu.

"Wa'alaikumsalam, bagai mana Adam apa kamu sudah menemukannya?" Tanya Kiai diseberang sana.

"Belum Abi, Adam cuma menemukan dompet Kay di gang buntu dekat pasar," jawab Adam.

"Abi sama Umi pulang saja lebih dulu, Adam masih mau mencari Kay," sambung Adam.

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang