17.Satu Kamar

694 28 0
                                    

Setelah serangkaian acara sederhana tadi, kini kedua mempelai tengah berada didalam kamar Adam, lebih tepatnya sekarang juga menjadi kamar Kay. Tapi tidak lagi Di bawah, sekarang kamar Adam dipindah ke atas kata Nyai Roro kamar yang di bawah lebih sempit jadi tidak terlalu cukup untuk ditempati dua orang.

Adam baru selesai dengan ritual mandinya dan telah mengenakan pakaian santai seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil sambil berjalan keluar dari kamar mandi.

Sedangkan Kay masih dengan baju kebayanya duduk di sisi kasur sambil menatap Adam.

"Apa?" Tanya Adam mengangkat sebelah alisnya.

"Lo lama benget sih mandinya, badan gue udah gerah dari tadi," kata Kay kesal.

"Dari pada kamu ngomel mending cepat mandi saya sudah selesai," sahut Adam.

"Gue juga udah mau mandi kali," sahut Kay ketus dan beranjak menuju kamar mandi.

"Awas ngintip!!" Kata Kay menyembulkan kepalanya di pintu dan menatap Adam tajam.

"Kamu pikir saya laki-laki macam apa," sahut Adam dingin.

"Siapa tau ya kan," kata Kay memutar bola matanya malas dan langsung menutup pintu kamar mandi kasar.

Brakk

"Astagfirullah," gumam Adam kaget.

Setelah selesai dengan rambut nya Adam pun keluar kamar menuju dapur untuk minum.

"Eh Adam, Kay nya mana?" Tanya Ranti saat melihat Adam yang baru memasuki area dapur.

"Lagi mandi tante," jawab Adam sopan.

"Jangan manggil tante dong, panggil aja mamah kan udah jadi suaminya Kay, iya gak Nyai?" Tanya Ranti pada Nyai Roro yang tengah memotong sayuran.

"Iya Ran," sahut Nyai Roro masih fokus pada sayurannya.

"Iya mah," jawab adam sambil tersenyum ke arah mertuanya itu.

"Nah gitu kan enak," sahut Ranti dan melanjutkan aktifitas memasaknya bersama Nyai Roro.

Adam segera mengambil minum dan membawanya kemeja makan.

Baru meletakkan gelasnya dan ingin duduk, tiba-tiba Kay datang langsung meminum setengah minuman Adam dan meletakkannya lagi.

"Makasih," kata Kay.

"Iya," sahut Adam dan minum air sisa Kay ditempat yang sama.

Sontak Kay membulatkan matanya menatap Adam tidak percaya.

"Kok lo minum ditempat bekas gue sih," kata Kay.

"Ngak papa," sahut Adam dan meninggalkan meja makan untuk meletakkan gelas yang sudah kosong lalu pergi ke kamar.

"Gak jijik apa dia ya?" Gumam Kay.

Tidak mau ambil pusing Kay pun kedapur.

"Mamah!" Seru Kay langsung memeluk sang ibu dari belakang.

Sontak Ranti pun terkejut.

"Astagfirullah, kamu ini ngagetin aja sih," kata Ranti sambil mengaduk sup di panci.

"Maaf hehehe," kata Kay terkekeh pelan.

"Mah," panggil Kay masih setia memeluk ibunya.

"Apa?" Jawab Ranti.

"Mah Kan Kay udah nikah, berarti kay boleh dong gak lanjutin sekolahnya?" Tanya Kay hati-hati.

"Mana bisa gitu, kamu tetap sekolah tapi tidurnya disini," jawab Ranti.

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang