3.Rumah

658 29 2
                                    

Setelah cukup lama mengendarai motor, akhirnya Kay telah sampai di depan pagar rumahnya.

"Yuhuuu Mang Didin tolong bukain pagarnya dong," teriak Kay memanggil satpam yang berkerja dirumahnya.

"Mang Diiidiiiin," teriak Kay lagi dan membunyikan klakson.

Tit titt

"Iya neng iya sebentar," teriak Mang Didin mulai keluar dari pos jaga.

"Makasih Mang," kata Kay setelah Mang Didin membukakan pagar untuknya dan langsung menancap gas menuju garasi.

_____🖋

"Assalamu'alaikum, mamah anakmu yang cantik jelita paripurna datang!" Seru Kay nyaring sambil membuka pintu lalu masuk.

"Aduhhh, bisa gak sih Kay gak usah teriak sehariiii aja," Kata Mama Kay yang sedang duduk di ruang tamu sambil menatap anaknya yang berjalan menuju sofa.

"Mah, yang diomongin papah tadi gak benerankan?" Tanya Kay seraya menghempaskan badannya ke sofa dekat mamanya.

"Gak benerankan mah," ulang Kay.

"Kay, ini tuh demi kebaikkan kamu. papah juga udah daftarin kamu ke pesantren milik kiai Jaya, dan besok kamu akan langsung mondok disana," jelas Mama Kay.

"Besok?, cepet banget," protes Kay.

"Gak ada protes-protesan, lebih baik sekarang kamu ke kamar dan mandi, lalu beresin barang-barang kamu untuk pergi besok," kata Mama Kay.

"Tapi mah boleh gak kalau malam ini aku dateng ke pesta temen aku?" Tanya kay.

"Jam berapa acaranya?" Tanya Mama Kay balik.

"Sekitar setelah isya an sih mah," sahut Kay.

"Mamah gak izinin," kata Mama Kay.

"Tapi mahhh," kata Kay sedih.

"Itu kemaleman Kay, gak baik anak gadis keluyuran malem-malem," Kata Mama Kay menasehati.

"Ya udah deh aku kekamar dulu," kata Kay Lesu dan berjalan menuju tangga untuk ke kamarnya yang ada di lantai dua.

_____🖋

"Ngeselin banget sih, udah dimasukkin ke pesatren sekarang gak dibolehin ke party Kak Reno," oceh Kay seraya melempar tasnya ke kasur.

" huhhh,Mandi dulu aja deh," monolog Kay dan pergi ke kamar mandi.

Setelah beberapa menit akhirnya Kay selesai dengan ritual mandinya dan keluar dengan pakaian santai tak lupa jilbab yang selalu melekat dikepalanya walaupun tidak menutupi dada.

"Huh segernya," kata Kay.

"Eh, gue harus ngabarin Bella nih kalau gak bisa dateng ke acaranya Kak Reno, nanti tuh anak malah nungguin gue jemput lagi, sekalian ngabarin Kak Reno" monolog Kay sambil berjalan mengambil ponsel yang ada dinakas dekat kasur lalu menuju balkon kamarnya.

Setelah memberitahu Bella dan Reno bahwa dirinya tidak bisa datang, Kay memilih duduk di kursi yang ada di balkon sambil menatap langit sore yang mulai menggelap.

"Udah mau maghrib aja," kata Kay dan masuk kamar.

_____🖋

"KAY AYOK TURUN KITA MAKAN MALAM," teriak Mama Kay dari dapur.

"IYA MAH SEBENTAR," teriak Kay juga, lalu segera membereskan mukena dan sajadah.

Setelah itu segera turun kebawah.

"Wihhh mantep nih ada ayam bakar," kata Kay lalu duduk di kursi meja makan.

"Papah mana mah?" Tanya Kay karna tidak melihat batang hidung sang papa.

"Lagi mandi, baru aja dateng dari kantor," jawab Mama Kay.

"Owh," sahut Kay dan menyendok nasi lalu menaruhnya kedalam piringnya, begitu pun mamanya.

"Sini pah duduk, papah mau lauk apa?" Kata Mama Kay melihat sang suami yang sudah datang, membuat Kay yang lagi nenyendok ayam panggang juga ikut menatap papanya sebentar.

"Tumis kangkung sama telur balado aja mah," jawab Papa Kay seraya duduk di antara sang istri dan anaknya yang saling berhadapan.

"Yuk makan!" Seru papa Kay.

Tidak ada yang bicara saat makan hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang mengenai permukaan piring sampai acara makan malam selesai.

"Aku duluan pah mah," kata Kay setelah selesai meminum susu hangatnya.

"Gak nunggu waktu sholat isya dulu?" Tanya papa Kay yang masih makan.

"Gak deh udah ngantuk soalnya," sahut Kay santai dan pergi meninggalkan ruang makan.

Yah itu lah Kay, dia sangat jarang Sholat, tapi kalau sholat maghrib dia tidak pernah absen.

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang