16.Sah

637 29 0
                                    

tak terasa waktu terus berjalan, hal yang tak pernah melintas sama sekali dipikirannya kini terjadi.

Dengan balutan kebaya putih serta hijab yang senada. dia duduk di pinggiran kasur ditemani oleh sang ibu, ia harap ini cuma mimpi dan ingin segera bangun.

Tapi tidak bisa, karena ini nyata bukan mimpi atau semacamnya.

"Kay udah dong jangan nangis lagi nanti make up nya luntur, ini hari bahagia kamu loh," kata sang ibunda sambil memeluk putri semata wayangnya.

"Tapi Mah hiks Kay belum siap hiks hiks sama sekali gak siap hiks hiks hiks," tutur Kay sesekali terisak.

"Dan Kay belum siap pisah sama mamah dan papah hiks hiks," sambung Kay.

"Kan kamu masih bisa kerumah kalau kangen sama mamah dan papah," kata Ranti lembut sambil mengusap lembut pipi anaknya.

"Mah cepet bawa Kay turun, keburu macet dijalan. Dan Kay ada temanmu dibawah,"teriak Abraham dari bawah.

"Yuk sayang," kata Ranti seraya berdiri sambil menggenggam tangan Kay.

Kay menggelengkan kepalanya pelan dengan raut wajah masam.

"Percaya deh sama mamah, semuanya bakal baik-baik aja," bujuk Ranti.

"Hm," jawab Kay seraya mengangguk pelan dengan senyum yang dipaksakan.

_____🖋

"Kay!" Seru bella langsung memeluk Kay erat setelah menuruni tangga.

"Cieee yang bentar lagi mau dihalalin," kata Bella setelah melepaskan pelukannya.

"Apasih lo," kata Kay dengan tersenyum paksa.

"Kay ayo kita jalan!" Seru sang papa.

"Kay perginya sama Bella ya pah?" Kata Kay.

"Kay gak bakalan kabur kok, kalau papah gak percaya, papah bisa ngikutin kami dari belakan. Plis pah Kay mohon, ini permintaan terakhir Kay sebelum Kay pisah sama papah!" Mohon Kay.

"Ya udah, papah bakalan ngikutin kamu dari belakang," putus Abraham.

_____🖋

Kini rombongan Kay sudah pergi menuju Pesantren, dengan mobil Bella yang berada dipaling depan disusul mobil sang papa dan rombongan keluarga lainnya.

"Bel," panggil Kay pelan.

"Hm," jawab Bella fokus pada jalan.

"Kak Reno juga di undang sama bokap gue?" Tanya Kay.

"Ya ampun gue lupa Kay!" Seru Bella heboh dan menatap Kay.

"Maksudnya?" Bingung Kay.

"Bokap lo yang nyuruh gue buat ngundang temen-temen, tapi gue lupa ngundang Kak Reno," sahut Bella kembali fokus pada jalanan.

"Kalau lo mau, lo bisa chat Kak Reno pake hp gue," kata Bella.

"Enggak deh, gue gak sepenting itu juga di bagi Kak Reno," sahut Kay dengan nada lemah.

"Serah lo aja deh," kata Bella.

"Ya emang serah gue," jawab Kay.

"Mulai deh, kenapa sih kalau kita ketemu bawaannya pengen berantem mulu," kata Bella.

"Iya gue juga bingung, padahal kalau jauhan kengen-kangenan," sahut Kay tekekeh pelan.

"Cieee berarti selama ini lo kangen dong sama gue?" Kata Bella sambil melirik Kay sebentar.

"KePDan," sahut Kay.

"PD itu harus Mbak hahaha," kata Bella dan tertawa membuat Kay juga ikut tertawa.

_____🖋

Akhirnya Kay beserta rombongan telah sampai di Pesantren. Tapi Kay masih di dalam mobil bersama Bella menunggu dirinya dipanggil kedalam Mesjid.

Di sisi lain, kini Adam tengah duduk bersila didepan Abraham yang terhalang oleh meja. Adam terlihat gagah dan tampan dengan balutan gamis putih dan Jas hitam serta peci putih yang bertengger sempurna di kepalanya.

"Sudah siap nak Adam?" Tanya Abraham.

"Insyaallah pak," jawab Adam.

"Saya nikahkan dan kawinkan saudara Adam Sanjaya bin Sanjaya dengan putri saya Kayra Anatasya binti Abraham dengan maskawin tersebut dibayar tunai," Kata Abraham sambil menjabat tangan Adam.

"Saya terima nikah dan kawinnya Kayra Anatasya binti Abraham dibayar tunai," jawab Adam dengan tegas.

"Bagai mana para saksi sah?" Tanya Abraham.

Sahhhhh
Alhamdulillah
Seru semua orang.

"Baik kalau begitu Adam kamu boleh menjemput istrimu," kata Abraham, Adampun mengangguk sebagai jawaban.

Dengan langkah agak sedikit gemetar Adam pun berjalan keluar Mesjid menuju mobil yang ditumpangi Kay.

Tok tok tok

Adam mengetuk pintu kaca mobil pengemudi.

Bella pun menurunkan kaca mobil.

"Apa?" Tanya Bella judes.

"Bel," bisik Kay pelan dan mencubit lengan Bella.

"Apa sih Kay," Kata Bella.

"Itu Adam, pengantin cowoknya," cicit Kay pelan sambil menatap Adam.

"Astaga lo suaminya temen gue?, Sorry banget gue gak tau," pekik Bella.

"Astagfirullah," kata Adam pelan.

"Kamu bisa turun dulu?" Pinta Adam pada Bella.

"Bisa,bisa banget," jawab Bella antusias.

"Bel," ringis Kay.

"Apa sih Kay lo diem aja deh," kata Bella dan turun, namun tidak menutup kembali pintu mobil.

"Gue duluan Kay!" Seru bella dan berjalan menuju mesjid.

"HATI-HATI HKILAF!" teriak Bella belum jauh dari sana.

Adam pun hanya geleng-geleng kepala mendengarnya lalu segera masuk mobil dan menutu pintunya.

Adam mengulurkan tangan kanannya pada Kay.

"Apa?" Tanya Kay canggung.

"Cium tangan saya," jawab Adam lembut.

Lantas Kay pun menurutinya.

Cup

Seketika seperti ada getaran hebat yang membuat jantung keduanya terasa berdegup lebih kencang.

"Kenapa nih jantung gue?"batin Kay bingung sambil menatap Adam.

"Fokus Adam Fokus,"batin Adam menyadarkan dirinya.

Adam lalu meletakkan tangan kanannya yang dicium Kay tadi diatas puncang kepala Kay.

"Aminkan do'a saya!" Tutur Adam, dan menengadahkan tangan kirinya, Kay pun ikut menengadahkan kedua tangannya.

"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih," ucap Adam dan meniup dari Kay.

"Aamiin," batin Kay.

Adam menarik kembali tangannya.

"Ayok kita turun!" Ajak Adam dan turun lebih dulu lalu membukakan pintu mobil untuk Kay.

Adam mengulurkan tangannya untuk membantu Kay turun, Kay pun menerima uluran tangan Adam.

Kini keduanya tengah duduk bersampingan di hadapan ratusan orang yang menyaksikan.

Adam mengambil satu cincin di wadahnya lalu memasangkan dijari manis Kay, begitupun sebaliknya.

Adam mengulurkan tangannya lalu dicium Kay.

"Bismillah,"batin Adam dan mencium puncak kepala Kay.

Terdengar beberapa orang bersorak melihat kejadian itu, dan ada juga yang tak suka.

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang