Arhan melepas helm yang ia pakai kemudian arhan serahkan ke ojol yang di tumpangi tadi. Sekitar jam 9 pagi tadi arhan sengaja bolos sekolah dan pergi ke salah satu panti asuhan yang sering arhan kunjungi sejak dulu.
Setelah waktunya jam pulang sekolah arhan akan pulang juga ke rumahnya agar orang rumah tidak ada yang curiga kalau dirinya bolos tapi tetap saja bundanya tahu setiap arhan bolos karena wali kelasnya selalu menelfon bunda dan arkan akan cepu membeberkan semua kegiatan yang di lakukan arhan.
Saat beberapa langkah kaki arhan masuk ke dalam rumah mewah bergaya eropa itu tangan mulus bunda sudah menarik telinga arhan, sebenarnya bunda hanya menjewer arhan pelan tapi tetap saja arhan yang lebay itu kesakitan"sudah bunda bilangin jangan bolos kalau mau ke panti itu pulang sekolah bisakan?"
"adududu sakit bunda, iya besok arhan nggak bolos lagi tapi lepasin jeweranya"ucap arhan berusaha melepas jeweran bunda
Bunda luna melepas jeweranya, luna mengelus dadanya melihat tingkah anak bungsunya yang membuatnya darah tinggi"iya besok nggak bolos tapi lusa apa kamu menjamin untuk tidak bolos lagi!"
Arhan mengetuk ngetukan jari telunjuknya di dagunya, membuat seolah olah arhan tengah berfikir"hmm lusa bolos nggak yaa? Hmm iya bolos lah"ucap arhan langsung melarikan diri dari sang bunda
Luna mengelus dadanya, beberapa kali bibir luna mengeluarkan kata istighfar melihat tingkan anak bungsunya itu"astaghfirullah gue dulu hamil nyidam apa sih punya anak modelan kaya arhan"
Mungkin luna sudah lupa pada sifatnya dulu waktu remaja seperti cacing kepanasan juga hampir mirip dengan sifat arhan dan arkan bedanya arkan tipikal orang yang aktif dalam segala bidang jadi sifat konyolnya bisa tertutupi dan luna dulu juga seperti itu tidak seperti arhan yang mageran dan sifat jail yang membuat orang naik darah.
Siapa sangka wanita yang dulunya di juluki bunga kampus karena rupanya yang cantik khas wanita indonesia yang di nikahi seorang mahasiswa semester 7 kebangsaan turki, waktu itu luna masih semester 1 akhir padahal dulu luna baru mengenal fairuz sekitar 5 bulan itupun tidak dekat dengan fairuz mengenalnya pun luna tidak sengaja karena luna mendapat tugas ospek untuk mewancarai salah satu senior dan seniornya di tentukan kakak BEM kebetulan luna mendapatkan fairuz.
setelah fairuz sidang sekripsi fairuz datang ke rumahnya dengan membawa rombongan keluarganya yang baru tiba dari turki ke rumah luna dan tentu saja luna syok tiba tiba di lamar kakak tingkat yang dulu pernah ia mintai tolong. sekitar 1 bulan luna memikirkan keputusan yang mungkin paling berat karena menyangkut masa depanya akhirnya luna menyetujui lamaran fairuz 2 minggu kemudian fairuz menikahi luna secara agama terlebih dahulu sebab fairuz masih berstatus WNA.
Sungguh di luar dugaan mereka berdua belum genap 1 tahun pernikahan fairuz dan luna mereka berdua sudah di beri kepercayaan oleh tuhan dengan di beri anak 2 sekaligus di usia luna yang masih 19 tahun dan fairuz 24 tahun, awalnya fairuz dan luna ingin mempunyai momongon setelah luna lulus kuliah namun rencana tuhan tidak ada yang tahu.
Sifat luna dan fairuz suaminya juga bertolak belakang luna memiliki sifat yang aktif suka bicara sedangkan fairuz lebih cenderung pendiam walau kini fairuz tidak sediam dulu, mereka berdua sama sama menyangi ke dua putranya yang mulai beranjak dewasa itu, terlebih luna karena luna bisa merasakan gimana menderitanya sebagai anak broken home sejak kecil walaupun ayahnya menikah lagi tapi tetap rasanya berbeda, luna dulu juga sempat menjadi perebutan antara ayah ibunya dan itu membuat luna sempat tertekan.
Sejak arhan di fonis penyakit diabetes melitus type 1 luna memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, mungkin jika dulu luna selalu mejaga pola makan arhan mungkin arhan tidak di fonis penyakit itu, ya walaupun di keluarganya ada yang mempunyai riwayat penyakit yang sama setidaknya jika sejak dulu di cegah anaknya itu tidak mungkin sampai mempunyai penyakit dengan julukan silent killer salah satu penyakit yang bisa kapan saja merenggut nyawa anaknya, sedangkan Fairuz bekerja sebagai ceo di perusahaan yang di bangun keluarganya.
Luna menarik nafasnya pelan dari pada luna memikirkan sifat anaknya yang bikin naik darah lebih baik luna memasak saja untuk mendinginkan hati dan otaknya yang baru saja mendidih karena ulah anak bungsunya.
*____*
Arkan dan arhan menuruni satu persatu anak tangga sesekali arhan menoel noel punggung arkan karena arkan sejak tadi mengacuhkan arhan mungkin karena ulahnya tadi pagi dan aksi bolosnya mungkin itu penyebab utama arkan marah.
Arkan berlari menuruni anak tangga hingga arkan sampai di meja makan lebih duluan dari pada arhan. Membuat ke dua orang tuanya geleng geleng melihat tingkah si kembar.
Arhan duduk di salah satu kursi"ayah bunda kak arkan marah sama arhan"adu arhan seperti anak kecil.
Arkan mengangkat tanganya yang tekilir"liat bun yah tangan aku terkilir gara gara arhan"
"kok nyalahin gue namanya juga orang pingsan mana tau"
"halah lo pura pura pingsankan gara gara upacaranya lama"
Arhan membulatkan matanya kaget bisa bisanya arkan mengadu ke orang tuanya kalau dirinya pura pura pingsan, arhan menoyor kepala arkan pelan"gue tadi pingsan beneran ya"
"halah boong masak mau pingsan lihat kebelakang dulu baru pingsan dan bunda sama ayah harus tahu tadi arhan minum teh anget yang manis banget sampai gula darahnya HI lagi"
"lo bisa nggak jadi kakak nggak cepu"
"astagfirullah arhan bunda nggak masalah ya kalau kamu pura pura pingsan waktu upacara tapi tindakan kamu tadi di luar batas sampai minum teh hangat"ucap luna mulai andil dalam adu mulut si kembar, memang luna dan fairuz sepakat kalau si kembar sedang adu mulut mereka tidak ikut campur jika tidak melebihi batas, kalau mereka selalu ikut campur mungkin akan semakin runyam karena arhan dan arkan sama sama mempunya sifat keras kepala, memang wajarkan seorang anak kembar di manapun berada pasti kalau tidak sesuai dengan keinginan masing masing berujung adu mulut, sejauh ini juga arhan dan arkan jika beratem tidak pernah melebihi satu hari mereka akan akur lagi.
"ayah juga marah kalau kamu sampai ngelakuin itu"ucap fairuz juga mulai ikut andil bicara
Arhan memutar bola matanya malas kalau ayahnya sampai ikut adu mulut sudah pasti ini semua akan panjang ceritanya"tau ah malas"ucap arhan berdiri dari duduknya
"ngapain kamu berdiri? duduk!"ujar luna
"enggak! Aku mau ke kamar"
"bunda bilang duduk arhan!"
Arhan kembali duduk di kursi"aku udah pusing, denger bunda marah marah tambah pusing kepala aku, mana dari tadi ke kamar mandi terus capek akutuh"keluh arhan, memang wajar penderita diabetes mengalami poliuria atau sering buang air kecil tapi itu membuat arhan risih karena harus gonta ganti celana dalam terus.
"nggak usah di terusin bun nanti malah ngambek lagi, tadi sudah suntik insulin kan?"
Arhan hanya membalasnya dengan anggukan, ia menatap bundanya dengan tatapan sendunya, kini bundanya tengah marah denganya terlihat jelas dari raut mukanya yang merah.
"tadi gula darahnya berapa?"
"382"
"yaudah sekarang makan, itu tangan kakak udah di obatin?"
"udah yah"
"besok kalau tambah sakit atau belum ada perubahan ayah anterin ke rumah sakit biar di periksa lebih lanjut"
Arkan mengelus tanganya yang sudah tidak sesakit tadi"nggak perlu yah, ini juga udah di urut sama mang jaja"
"sekarang arhan minta maaf sama kakak"
Arhan menghembuskan nafas kasar"aku minta maaf kak"
"iya"
Setelah acara maaf maafan sudah selesai keluarga fairuz kembali menikmati makanan masing masing
KAMU SEDANG MEMBACA
arhan-2A
Teen FictionKalian pasti tahu gimana rasanya mempunyai kembaran yang bertolak belakang dengan dirimu pasti banyak orang yang membeda bedakan, pasti sakitkan? untung saja arhan mempunyai kembaran yang baik dan ke dua orang tuanya yang tidak pernah mempermasalahk...