Arhan hari ini berangkat dan pulang sekolah di antar mang jaja karena arkan tidak masuk sekolah karena masih sakit, arhan merasa bersalah karena ulahnya kemarin arkan malah jadi sakit seperti ini, padahal arkan tipikal orang yang mempunyai imun yang kuat jadi jarang sakit.
Dengah langkah gontai arhan memasuki rumahnya yang menurutnya terlalu besar padahal keluarganya hanya 4 biji kalau boleh memilih arhan lebih baik tinggal di rumah sederhana saja tidak capek jika keliling rumah, tidak seperti rumahnya sekarang bahkan untuk pergi ke pos satpam depan saja arhan sudah merasa capek.
"bundaaa"teriak arhan berulang kali hingga orang yang sedari tadi di panggilnya akhirnya keluar dari bilik dapur.
"apa sih dek teriak teriak"gerutu luna.
Arhan menarik tangan luna sampai ke ruang keluarga, arhan dan luna duduk di sofa panjang"bun.."
"iya kenapa? Bunda belum selesai masaknya loh dek"
Arhan tidak langsung menjawab ia terdiam beberapa detik"aku mau tanya tapi bunda jangan marah ya?"
Luna menghenbuskan nafas pelan kemudian mengangguk.
"emm apa benar bunda nggak bisa hamil lagi?"
Deg
Jantung luna berdetak lebih cepat saat mendengar ucapan dari arhan kenapa tiba tiba arhan berbicara seperti itu"rahim bunda sudah diangkat jadi nggak bisa hamil lagi"Arhan menunduk jadi benar yang di katakan arkan kalau luna benar tidak bisa hamil lagi"maaf"ucap arhan bergetar.
Luna mencangkup ke dua pipi arhan, ia bisa melihat ke dua manik kembar milik arhan berkaca kaca"kenapa minta maaf? Itu salah bunda bukan salah kamu"
"tapi seandainya dulu arhan nggak...."
"arhan dengerin bunda itu bukan salah kamu, dari awal bunda hamil itu dokter sudah bilang kalau rahim bunda itu ada masalah bukan hanya itu kandungan bunda juga lemah kalau seandainya bayi itu lahir dia akan punya penyakit jantung bawaan. Tapi waktu itu bunda tetap ngeyel mau mempertahankan padahal sudah tahu resiko pendarahan itu besar dan akhirnya terjadi bunda pendarahan nggak mau berhenti selama beberapa jam akhirnya dokter memutuskan rahim bunda harus di angkat untuk menghentikan pendarahan itu. Jadi kamu nggak usah nyalahin diri sendiri bunda nggak suka"
Arhan langsung mengahmbur kepelukan luna"makasih sudah menjadi bunda arhan yang kuat menghadapi kelakuan arhan yang astaghfirullah"
Luna terkekeh"makasih juga sudah menjadi anak bunda yang kuat"
*_____*
Arhan menaruh hpnya di atas meja belajar, nyatanya main game online yang ada di hpnya tidak membuat rasa bosanya berkurang namun malah sebaliknya, arhan menatap arkan yang sejak sholat magrib tadi tertidur karena katanya kepalanya masih pusing.
Arhan berjalan ke arah kasur king sizenya, ia merebahkan tubuhnya di dekat arkan dan mendusel dusel arkan membuat arkan yang tertidir terlelap terbangun"geseran dikit"ucap arkan dengan serak karena tenggorokanya sakit akibat radang tenggorokan.
Arhan tidak memperdulikan ucapan arkan malah semakin menjadi jadi, ia menarik tangan arkan ke dalam pelukanya membuat arkan geram, kepalanya pusing, tenggorokanya juga sakit arhan malah bersikap seperti ini"jangan ganggu gue ngantuk atau gue tendang lo"
"ini kenapa sih ribut ribut"ucap luna baru saja masuk ke kamar si kembar di ikuti fairuz dan keluarga saher di belakangnya.
"adek nih bun ngganggu aku tidur"gerutu arkan dengan nada kesal.
"dek jangan ganggu kakaknya"
Arhan mengubah posisinya menjadi duduk"aina"teriak arhan saat melihat bayi perempuan ada di gendongan citra, arhan turun dari kasurnya dan mengambil alih aina.
KAMU SEDANG MEMBACA
arhan-2A
Teen FictionKalian pasti tahu gimana rasanya mempunyai kembaran yang bertolak belakang dengan dirimu pasti banyak orang yang membeda bedakan, pasti sakitkan? untung saja arhan mempunyai kembaran yang baik dan ke dua orang tuanya yang tidak pernah mempermasalahk...