35

2.9K 190 21
                                    

Keadaan arkan memang baik baik saja tetapi psikisnya yang tidak baik baik saja berulang kali arkan menyalahkan dirinya atas kejadian menimpa adiknya. Jika dari awal arkan percaya dengan arhan pasti kondsi arhan masih baik baik saja tidak akan terjadi kejadian seperti ini.

Arkan memegang tangan arhan yang terbebas dari infus, mulutnya tak henti hentinya melanturkan ayat ayat suci al-Quran agar arhan lebih tenang, tadi pagi arhan sempat mengamuk karena mengetahui kalau dirinya berada di rumah sakit berulang kali arhan mengatakan kalau dirinya tidak sakit kenapa di bawa ke rumah sakit dokter terpaksa menyuntikan obat penenang sampai arhan tertidur kembali untung saja setelah bangun arhan terlihat lebih tenang.

"ka-kak"panggil arhan pelan di balik masker oksigen yang ia kenakan.

Arkan bangkit dari duduknya"adek mau apa?"

"ih-klass"

Air mata arkan berlomba lomba keluar dari kelopak matanya, kalau sudah begini arkan harus bagaimanapun arkan tidak akan pernah ihklas jika adiknya meninggalkanya mau bagaimanapun sejak dalam kandungan arkan selalu bersama sama.

Arkan mencium kening adiknya"kalau kakak ihklas kakak sama siapa dek"

"nda..yahhh"

"adek mau ketemu ayah sama bunda?"

Arhan mengedipkan matanya isyarat setuju dengan ucapan arkan.

Arkan keluar dari ruang ICCU di luar ruangan sudah ada luna, fairuz dan kania"bunda ayah arhan pengen ketemu kalian, nia lo panggil om handoko ya"

Fairuz memapah luna memasuki ruang ICCU tidak lupa mereka menggunakan skot untuk menjaga kesetrilanya, luna tidak kuasa melihat putra bungsunya tengah berada di ambang kematian ke dua tangan dan kakinya di ikat akibat arhan terus mengamuk, apakah ini ujung dari perjuangan si bungsu jika iya? Apakah luna ihklas harus kehilangan putra bungsunya.

Arkan bisa mendengar adiknya berulang kali menyebut asma allah walaupun arhan terlihat sangat kepayahan"adek..."

"adek bilang kita harus ihklas"ujar arkan tidak kuasa menahan tangisnya"ayah bimbing ya"sambungnya.

Fairuz melangkah beberapa langkah, kemudian ia membungkuk jarak antara fairuz dan arhan hanya beberapa centi dalam hati fairuz mengicap basmallah terlebih dahulu, ia harus ihklas dengan kehendak tuhan, semua yang ada di dunia ini hanya titipan"adek dengerin ayah ya, insaallah ayah ihklas adek kalau mau pergi nggak papa kita ihklas"

"ashaduallah.."

"as..ha..du..allahh"

"illa.."

"illa...."

"haillollah"

Tubuh arhan mengejang namun arhan mampu mengucapkan kata yang di tuntun fairuz. Suasana menjadi tidak kondusif saat arhan berhasil menutup matanya dengan sempurna, luna berteriak di pelukan arkan. Tangis pecah semua orang yang ada di ruangan bahkan beberapa perawat yang berada di ruangan juga ikut menitihkan air mata.

"arhan makasih ya sudah mengisi hari hari kania dengan kebahagian, walaupun arhan hanya sesingkat itu menemani kania tetapi kania sayang banget sama arhan, kania bersyukur bisa kenal arhan semenjak kenal arhan kania tahu arti kehidupan itu apa, husnul khotimah arhan semoga amal ibadahmu di terima allah swt"

*____*

Jenazah arhan sudah di mandikan dan di sholatkan kini semua bersiap siap untuk mengatarkan tempat peristirahatan terakhir arhan, luna terpaksa tidak ikut karena kondisinya yang tidak memungkinkan.

Arkan menatap sendu gundukan tanah di depanya, arkan masih tidak menyangka jika kembarnya yang sejak dalam kandungan selalu bersama sama denganya kini sudah pergi untuk selama lamanya, suka dan duka arkan lewati bersama sama dengan sang adik kini arkan harus tumbuh sebagai laki laki dewasa tanpa adiknya.

arhan-2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang