10

3.4K 209 1
                                    

Kini rumah kembali sepi tidak ada lagi saher dan citra sebab rumahnya sudah jadi dan mereka memutuskan untuk tinggal di rumah mereka kemarin, sebenarnya hanya beda blok saja tapi tetap saja rumah keluarga fairuz kini sepi tidak ada lagi yang arhan dan arkan ganggu.

Arkan menyemprotkan parfum ke bajunya beberapa kali, kemudian ia merapikan bajunya yang menurutnya kurang rapi arkan tersenyum simpul saat mendapati pantulan dirinya di cermin"dah ganteng"guman arkan.

Arkan mengambil sepatu snekerz putih di lemari khusus sepatu lalu langsung arkan pakai"sempurna"

Jangan bersangka kalau arkan akan pergi dengan arhan oh tentu tidak bahkan arhan sekarang sudah terlelap di kasur empuknya sejak habis sholat magrib tadi, kalau arhan keluar sudah di pastikan arkan ikut kalau arkan pergi jarang sekali arhan mau ikut lebih baik arhan tidur di kasur empuknya dan bermimpi menikah dengan lisa blackpaper

Arkan menuruni satu persatu anak tangga, di ujung tangga arkan melihat ke dua orang tuanya nonton televisi siaran korea kesukaan ibunda ratu."ayah bunda aku pergi dulu ya"pamit arkan mencium pipi luna kemudian mencium punggung tangan luna dan fairuz.

"kemana? Adiknya nggak di ajak?"tanya luna

"gak lah bun orang anaknya udah molor dari tadi habis magrib"

"yaudah kamu hati hati, mau pergi kemana emangnya?"

Arkan tersenyum malu"mau kencan hahahaha"

"pantes adiknya nggak di ajak"ucap fairuz kini ikut andil berbicara, sebenarnya juga fairuz sudah tahu pasti anak bungsunya itu lebih memilih rebahan di rumah dari pada keluar rumah.

Arkan mengerucutkan bibirnya lucu"ayah mah kayak nggak tahu adek! Dah ah aku mau pergi dulu soalnya udah di tunggu, asalamualikum"

"waalaikumsalam"

Luna menatap punggung arkan yang lama kelamaan hilang di balik tembok"nggak nyangka ya yah sekarang anak anak sudah mulai dewasa padahal dulu aku masih inget waktu kembar umur 1 tahun mereka nangis kejer gara gara aku mau KKN ke medan"

Fairuz mengusap pelan rambut luna"iya, dulu aja waktu masih kecil kamu selalu bilang cepet gede dong dek kak nanti main bareng eh malah sekarang kayak nggak rela gitu adek sama kakak sudah sedewasa ini"

Luna tertawa kecil saat menostalgia saat mereka kesusahan merawat si kembar yang masih balita sering mengatakan kapan mereka besarnya karena seperti tidak sanggup merawat dua jagoan yang masih kecil apalagi arhan dan arkan tidak mau di rawat suster saat luna di rumah alhasil luna harus membagi waktu antara luna mengerjakan tugas kuliah dan mengurus si kembar.

"kalau nanti kembar sudah berumah tangga pasti rumah ini sepi ya yah, nggak ada tingkah konyol arhan yang membuat suasana rumah menjadi cair"

"mohon maaf pak bu makan malam sudah siap di meja makan"ucap binti salah satu asisten rumah tangga.

Luna malam ini sengaja tidak masak karena lagi tidak mood masak alhasil semua masakan di masak asisten rumah tangganya"iya makasih ya bin, tolong kamu panggil arhan kalau belum bangun kamu bangunkan lalu kamu beri tahu kalau langsung suntik aja sudah di tunggu di bawah"

"buik bu"

*_____*

"BUNDAAA"teriak arhan keras, sedari tadi arhan mencari jas almamater sekolahnya padahal arhan punya 2 pasang namun semua tidak ada di lemarinya.

"lo bisa nggak sih nggak teriak teriak ini rumah bukan hutan"ujar arkan risih dari tadi mendengar arhan mengumpatlah berteriak nggak jelas padahal ini masih pagi.

"bacot! Lo bisa diam nggak, pasing pala gue dengerin lo bacot"

"yang ada gue yang pusing dengerin lo bacot terus! Makanya kalau nyari itu jangan sama marah marah syukurin nggak ketemu"

Arhan yang geram langsung melempar guling ke arah arkan"bacot! BUNDAAAA"

arkan yang tidak siap dengan tidak etis guling itu menimpuk kepalanya, arkan yang tidak terima langsung melempar kembali guling yang di lempar arhan"jancokk"

Arhan mempunyai reflek bagus alhasil guling itu tidak mengenainya"wleee nggak kena"ucap arhan langsung berlari"BUNDAA"

"astagfirullah adek ini masih pagi loh kenapa dari tadi teriak teriak"

Mata arhan berbinar saat melihat apa yang ada di tangan luna dan langsung mengambil jas alamamater yang dari tadi arhan cari"kenapa baru di anterin sih bun"gerutu arhan

Luna memputar bola matanya malas"dari tadi kamu teriak teriak nyariin jas"ucap luna menarik telinga arhan.

Arhan meringis kesakitan, padahal luna hanya menarik pelan arhan saja yang lebay"adudu bun sakit"

"kamu lupa apa sok lupa, kemarin aja jas kamu di temuin mbak binti kamu geletakin di sebelah gudang dan satunya di kolong tempat tidur, kamu pulang sekolah nggak ganti baju dulu langsung cari tikus?"

Arhan terkekeh ia baru ingat kalau minggu kemarin arhan merokok di dekat gudang dan sengaja arhan meletakan jas almetnya di gudang karena bau rokok, kalau di bawah kolong tempat tidur mungkin itu kerjaan arkan. Perihal merokok arhan sudah sejak dulu merokok tapi tidak sering hanya beberapa nyebat itupun jika jenuh dan kebanyakan pikiran saja.

"dahlah bun dengerin bunda ngoceh bisa telat nanti"

"dasar anak setan"gerutu luna

"kalau aku anak setan berarti bunda setan dong hahaha"ucap arhan langsung berlari meninggalkan luna yang tampak kesal

"ARHAN"teriak luna kesal terhadap kelakuan anak bungsunya.

*____*

Arhan membersihkan celananya dari tanah sebab arhan baru saja lompat dari tembok yang tingginya lebih dari 3 meter jangan di tanyakan kenapa arhan bisa naik tembok dengan ketinggian 3 meter dengan ketinggian 5 meter pun arhan bisa naik dengan mudah sebab dulu waktu SMP arhan pernah mengikuti kegiatan parkour selama kurang lebih 6 bulan tanpa sepengetahuan fairuz ataupun keluarganya, tapi tetap saja arhan ketauhan fairuz mengikuti kegiatan yang mungkin membahayakan nyawanya itu, mata fairuz memang dua namun mata mata fairuz lebih dari 100.

Awal mula arhan tertarik parkour yaitu saat dengan tidak sengaja ia menonton ninja warior salah satu pesertanya adalah seorang perkour handal dan arhan mulai mencari cari apa itu parkour lama kelamaan arhan jadi tertarik dengan parkour dan mulai mencari di sosial media siapa tahu ada komunitas parkour di kotanya, kebetulan di kotanya ada komunitas parkour dan arhan langsung mendatangi komunitas itu, awalnya arhan di tolak karena masih berusia di bawah 17 tahun namun arhan menyakinkan kalau dirinya sangat ingin mengikuti komunitas itu.

namun masih 6 bulan arhan mengikuti kegiatan parkour fairuz mengetahui kegiatan arhan selama 6 bulan terakhir di akhir pekan awalnya fairuz dan luna curiga kenapa arhan yang mageran tiba tiba di akhir pekan selalu pergi, sendirian pula tanpa sepengetahuan luna fairuz menyuruh asistenya untuk mengikuti kemanapun arhan pergi tak membutuhkan waktu lama akhirnya fairuz tahu semuanya dan fairuz melarang arhan mengikuti kegiatan yang mungkin membahayakan dirinya.

Arhan menghembuskan nafas pelan saat tidak ada guru yang mengikutinya. namun dugaanya salah saat ia menoleh kebelakang ada beberapa guru yang mengejarnya, tanpa pikir panjang arhan langsung berlari sekencang mungkin agar guru guru itu tidak bisa mengenjarnya.

Mungkin tuhan sedang berbaik hati dengan arhan di depan mini market ada salah satu pengurus panti yang hendak mengendarai motornya"mas imam tunggu"teriak arhan sekeras mungkin

Imam bingung saat melihat orang yang begitu ia kenal sedang berlari di ikuti beberapa guru di belakangnya.

Dengan cepat arhan naik ke motor matic yang di kendarai imam"mas ayo cus"

Imam menurut saja apa yang di perintahkan arhan, imam mengendarai motor bebeknya dengan kecepatan sedang.

Arhan menoleh kebelakang ia tertawa melihat guru gurunya yang katanya sudah tua namun bodoh, bisa bisanya guru itu tetap mengejarnya walau arhan kini di bonceng menggunakan motor"dadada pak agus, pak bintar, pak sugeng saya bolos dulu"teriak arhan melambai lanbaikan tanganya ke guru guru di belakangnya.

"berhenti pak"ucap pak bintar. pak agus dan pak sugeng pun berhenti mereka menetralkan nafas mereka yabg memburu akibat kelamaan berlari"kenapa kita tetap ngejar bocah ingusan itu, dia kan naik montor sedangkan kita jalan kaki"

Pak agus berdecak keras"benar juga ya pak, yaudah kita balik ke sekolahan biar besok bocah ingusan itu di urus guru BK"

arhan-2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang