12

2.9K 204 24
                                    

Hari hari arhan seperti hari biasanya, sebenarnya hidupnya terlalu monoton kalau di ceritakan, setiap harinya yang arhan lalui hanya pergi sekolah lalu pulang sesekali arhan ikut nongkrong bersama teman temanya namun tidak sesering arkan, hanya jika gabut saja arhan akan ikut nongkrong padahal menurut orang setiap harinya arhan gabut.

Kalau arkan setiap harinya selalu di isi dengan kesibukan entah itu dengam organisasi, ekskul basket, nongkrong dengan teman temanya atau kencan dengan pacarnya, btw arkan sudah punya pacar yaitu anak baru yang tidak lain adalah mona.

Menurut arhan arkan pacaran dengan mona tidak kaget sih ya memang mona itu kriteria arkan, arkan tidak mau pacaran dengan wanita yang menurutnya tidak setara denganya bukan tanpa alasan arkan selalu pacaran dengan wanita berkelas dan tentunya harus jenius karena arkan ingin pacarnya sepemikiran dengan arkan, mantan mantan arkan semuanya juga anak OSN, bisa di bilang cantik dan hidupnya lebih dari berkecukupan.

Jika arkan mempunyai banyak mantan dan semua mantan itu selalu berkelas beda lagi dengan arhan yang tidak pernah pacaran dengan siapapun bukanya arhan belok melainkan arhan masih trauma dengan masa lalunya belum pacaran sih hanya dekat saja tapi arhan sangat menyayangi wanita itu dan tiba tiba wanita itu pacaran dengan kakak kelasnya, semenjak itu arhan berurusan dengan namanya wanita entahlah trauma itu akan segera berakhir atau malah sebaliknya.

Kini arhan dan teman temanya duduk di kursi yang di sediakan kantin, mereka tengah menunggu pesanan yang mereka pesan kecuali arhan yang tidak pesan apa apa karena arhan bawa bekal dan minum sendiri sedangkan arkan hanya memesan minuman saja.

"arhan kamu ikut saya"ucap bintar baru saja datang membuat jantung arhan berdetak lebih cepat

Arhan mendongak, mendadak lidahnya kelu saat melihat bintar dengan raut garangnya"eh pak bintar ada apa pak"

"ikut saya!"

"kak, tolongin gue dong"

"arhan!"

Arhan menghembuskan nafas kasar, kini dirinya pasrah jika kabur lagipun tidak bisa sebab masih di area sekolah, arhan kira terbebas dari hukuman karena sejak pagi tidak ada guru yang mencurigakan.

Arhan dan bintar masuk ke perpustakaan, pikiran arhan kini campur aduk kenapa dirinya di bawa ke perpustakaan dan tumben perpustakaan sepi hanya ada satu gadis yang sepertinya satu angkatan dan penjaga perpustakaan.

"silahkan duduk"ujar bintar

Arhanpun menuruti ucapan bintar ia duduk berhadap hadapan dengan gadis itu"sebenarnya ada apa sih pak kenapa saya di suruh  kesini"

"ya menghukum kamu lah, emang kamu lolos gitu aja dari hukuman? oh tidak bisa, selama ini pihak sekolah selalu mentolerir kenakalan kamu tapi kali ini kamu tidak akan bisa lari dari hukuman ini!"

Arhan menelan ludahnya susah payah  hukuman apa yang harus ia terima pakah hukuman fisik atau yang lain"bapak tahukan kalau saya ini.."ucap arhan di potong bintar

"iya saya tahu kalau kamu sakit nggak boleh kecapean, saya paham arhan"

"nah pak bintar tahukan kalau saya sakit jadi nggak usah di hukum"

Bintar memutar bola matanya malas"sudah saya katakan kamu tidak bisa menghindar dari hukuman ini! Setelah melakukan rapat tadi pagi kami sebagai guru kimia akan memberi kamu hukuman yaitu kamu harus mengikuti olimpiade kimia! Nggak boleh menolak!"

Arhan membulatkan matanya kaget bisa bisanya arhan disuruh olimpiade kimia"pak bintar nggak salah ngasih hukuman saya itu? pak bintar tahukan otak saya itu kapasitasnya kecil nggak kayak kembaran saya arkan jadi pak bintar bisa mencari murid pintar di sekolah ini, setahu saya dari tahun ke tahun sekolah ini selalu lolos OSN nanti kalau yang ikut saya di tingkat kota saja pasti saya dapet pringkat nomer satu dari bawah. Apa sekolah ini tidak malu mengirim murid yang bodoh seperti saya"

arhan-2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang