Sejak tadi arhan hanya menatap plafon putih rumah sakit, arhan tidak menyangka kejadian beberapa tahun lalu terulang kembali bahkan ia sampai koma 3 hari apa mungkin penyakitnya kini sudah bertambah parah sampai ia koma selama itu. Arhan bersyukur masih di beri umur yang panjang dan melihat luna dan fairuz sepertinya tidak marah denganya.
Arhan menoleh ke samping yang mendapati luna yang hanya diam di sampingnya sedangkan fairuz sejak pertama kali ia sadar ayahnya itu sedang mengaji, sejak pertama kali arhan membuka mata ia tidak melihat batang hidung arkan, apakah kakaknya itu masih marah dengan sampai tidak melihatnya.
Luna mengusap rambut lepek arhan, bibirnya membentuk sebuah senyuman manis khas luna, dalam hati luna berulang kali mengucap kata syukur atas kenikmatan yang di berika tuhan, walaupun beberapa waktu lalu luna kehilangan janinya namun ia tetap besyukur melihat kondisi arhan kini sudah lebih baik walaupun kata dokter kondisi arhan masih naik turun setidaknya arhan sudah melewati masa kritisnya.
Luna bangkit dari duduknya saat ada perawat yang masuk ke dalam ruangan arhan dengan membawa nampan berisi injeksi dan obat arhan"suntik dulu ya mas"ujar perawat bername tag ratna.
Arhan hanya mengangguk pelan.
Ratna mengeklem selang infus arhan kemudian memasukan injeksi obat melalui selang infus arhan. Awalnya arhan biasa saja namun saat injeksi ke tiga arhan merasakan saat obat itu masuk tanganya sangat sakit sampai arhan mengeluarkan ringisan padahal setiap arhan rawat inap pasti merasakan ini tapi tetap saja arhan tidak terbiasa dengan rasa sakitnya.
Setelah ratna selesai injeksi dan mengganti botol infus arhan yang sudah tinggal sedikit ratna pamit keluar dari ruangan arhan.
Luna mengelus tangan arhan yang sejak di injeksi tadi di elus terus sama arhan"masih sakit?"
Arhan mengangguk pelan.
"enggak papa biar cepat sembuh"
"maafin arhan bun"ucap arhan pelan dan terdengar serak.
Luna mengelus surai lepek milik arhan agar anaknya itu lebih tenang sebab arhan terlihat gelisah"arhan jangan bicara aneh aneh, bunda nggak mau adek banyak pikiran okey"
Fairuz menutup Al-Qur'an yang sejak tadi ia baca dan menaruhnya di atas nakas"kenapa bun?"
Arhan menarik nafasnya dalam dalam namun gagal nafasnya terasa sesak dan nyeri saat arhan menarik nafas"a...ayahh"
Fairuz memencet tombol emergency yang ada di sebelah ranjang arhan, fairuz membungkuk membisikan kata demi kata agar arhan lebih tenang"istighfar dek. Astaghfirullah hal'adzin"ucap fairuz berulang kali sampai dokter dan beberapa perawat masuk ke dalam ruangan arhan.
Fairuz dan luna keluar dari ruang ICU, yap arhan masih di ruang ICU karena kondisinya masih belum bisa di katakan setabil rencanya setelah 3 hari keadaan arhan terus membaik baru arhan bisa di pindahkan di ruang rawat inap biasa namun masih 1 hari pasca koma saja keadaan arhan menurun lagi. Untuk yang menjaga arhan seharusnya hanya satu orang namun fairuz dan luna kekeh ingin menemani arhan akhirnya mereka berdua di izinkan menjaga arhan.
"bunda kenapa?"tanya arkan bangkit dari duduknya saat melihat luna menangis di pelukan fairuz.
"adek hiks hiks kakak bilangin adek agar terus sama kita ya bunda nggak mau adek ninggilin bunda"ucap luna di sela tangisnya
Arkan menunduk air matanya luruh begitu saja membasahi pipinya, arkan menyesal seandanya tempo lalu arkan tidak memukuli dan sadar kalau arhan tengah menahan sakit pasti keadaan adiknya itu baik baik saja tidak seperti ini"maafin aku bun"
"hiks kakakan yang dari dalam kandungan sama adek bisakan bilang ke adek untuk bertahan lebih lama lagi"
Arkan menghapus air matanya yang membasahi pipinya, ia harus apa sekarang kalau sampai arhan tidak bisa bertahan lebih lama lagi apa arkan sanggup menjalani hidupnya tanpa arhan pasalnya sejak bayi arkan maupun arhan tidak pernah di pisahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
arhan-2A
Teen FictionKalian pasti tahu gimana rasanya mempunyai kembaran yang bertolak belakang dengan dirimu pasti banyak orang yang membeda bedakan, pasti sakitkan? untung saja arhan mempunyai kembaran yang baik dan ke dua orang tuanya yang tidak pernah mempermasalahk...