25.

2.5K 228 22
                                    

Arhan keluar dari kamarnya mengikuti arkan dari belakang kini waktu sudah menunjukan pukul 6 pagi arkan dan arhan berjalan turun satu persatu anak tangga. Arhan bisa melihat ke dua orang tuanya duduk di kursi masing masing kemudian arhan duduk di samping luna.

"kalian mau sarapan apa?"Tanya luna kepada ke dua anaknya yang masih bungkam.

"sama roti aja bun"ujar arkan mengambil 2 lembar roti tawar kemudian ia beri selai coklat.

"adek mau apa? Kenapa dari tadi diam aja sakit?"

Arhan menggeleng pelan"mau kopi, ayah bikinin ya?"ucap arhan menatap fairuz dengan tatapan memelas agar ayahnya itu mau membuatkan kopi kesukaanya.

Luna mencubit lengan arhan pelan"masih pagi dek mau gulanya tinggi"

"tadi gula darahku lima tujuh, jadi enggak papa. Ayah buatin kopi ya"

"heh lo tadi bilang ke gue seratus delapan ya kenapa sekarang lo bilang lima tujuh, alasan aja yah jangan di bikinin kopi"

Arhan berdecak ia membuka tas sekolahnya kemudian mengambil puch kecil yang berisi set gula darah dan obat obatan arhan, arhan mengambil strip kemudian ia masukan ke glukometer, setelah jari jariya ia strilkan menggunakan alkohol swab arhan menusukan jarinya menggunakan lanset"noh lihat sekarang udah naik enam lima lo mau gue nanti menghebohkan sekolahan gara gara mati kekurangan gula darah, ayahh bikinin kopi"rengek arhan

Fairuz meletakan sendok yang ia gunakan makan tadi"jus aja ya jangan kopi"

Setelah arhan melakukakan serangkaian rutinitas setiap paginya sudah selesai arhan berpamitan dengan luna dan fairuz kemudian melangkahkan kaki jenjangnya keluar dari rumah.

*____*

Arhan berulangkali menghela nafas bosan karena hari ini hari jumat minggu ke 2 sekolah selalu melakukan kerja bakti untuk nembersihkan sekolahan, arhan suka heran padahal sekolahnya banyak tukang kebun tapi tetap saja setiap 2 minggu sekali murid murid di jadikan babu untuk membersihkan sekolahnya.

Jemari arhan memainkan tanah hingga ia menemukan hewan berkulit halus yang memanjang beberapa centi itu, matanya langsung berbinar arhan mengambil 2 cacing itu kemudian melemparkan ke kanan dan kiri arhan. Suasana yang awalnya sunyi seketika ricuh dengan teriakan perempuan perempuan yang melihat cacing yang ia lempar.

tawanya semakin pecah saat melihat arkan sudah pucat karena ketakutan melihat hewan panjang di depan matanya, arkan memang fobia dengan cacing sejak dulu efek yang di timbulkan fobianya beragam mulai dari mual muntah sampai yang paling parah bisa pingsan. Seperti saat ini arkan merasa ada sesuatu yang mendesak kerongkonganya hingga ia tidak tahan kemudian berujung muntah.

Arhan yang melihat arkan muntah langsung menghampiri kembaranya itu"eh lo kok sampai muntah sih kak"

"bu endang itu arhan yang bikin rusuh bu"teriak salah satu siswi sekelas dengan arhan.

"arhan kamu itu nggak bosan bosanya bikin rusuh"teriak guru bernama endang.

Arhan membalikan tubuhnya ke belakang"siapa juga yang bikin rusuh mereka aja yang lebai lihat cacing aja langsung teriak tetiak"

"itu yang muntah siapa?"tanya endang saat melihat tanah yang terkena muntahan arkan.

"arkan bu yang muntah"ujar alwi

"alwi kamu bawa arkan ke uks, arhan kamu ikut saya!"

"enggak mau! saya mau nganterin arkan ke uks"

Endang menatap tajam arhan"ikut saya"

"enggak mau bu endang yang bulu matanya cetar melebihi syahrono"ucap arhan kemudian berlari meninggalkan taman sekolah.

Arhan duduk di salah satu kursi yang ada di kantin, ia mengelap keringat yang keluar dari pori porinya menggunakan tissue yang ada di meja kantin.

arhan-2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang