30

2.6K 219 17
                                    

Malam ini keluarga fairuz berkumpul di ruang keluarga, fairuz sengaja mengumpulkan keluarga kecilnya di ruang keluarga jika dulu suasana seperti ini pasti akan sangat menyenangkan dengan celotehan dan lelucon dari arhan maupun arkan, namun saat ini hanya suana dingin yang menyeliputi ruangan keluarga.

Fairuz menatap ke dua anaknya yang asyik dengan hendphone masing masing"letakan hp kalian di atas meja"ucap fairuz berusaha mencairkan suasana.

Arhan dan arkan meletakan hendphone di atas meja.

Fairuz menghembuskan nafas pelan"disini ayah atau bunda nggak memihak antara adek sama kakak, mau adek yang salah atau kakak ayah nggak peduli itu, yang penting ayah mau kalian baikan sekarang"

Bukanya mereka saling maaf melainkan mereka tetap diam tidak mengeluarkan suara apapun, nereka masih mementingkan ego masing masing.

"arhan arkan"panggil luna pelan"bunda mohon kalian baikan ya, kalian itu kembar nggak enak kalau saling diam"

Satu menit sudah berlalu namun mereka berdua tetap saling diam tidak ada yang berniat mengeluarkan pendapat.

"okey aku minta maaf ke kak arkan, tapi aku berani sumpah kalau pernah ketemu mona sama pria paruh baya, terserah kakak mau percaya apa enggak itu urusan kakak"

"arkan?"

"bodo amat"ucap arkan kemudian langsung bangkit dari duduknya kemudian melangkah pergi meninggalkan keluarganya.

"nanti bunda bicara lagi sama arkan"

Arhan mengambil hendphonenya di atas meja, ia membaca pesan dari kania yang baru saja masuk.

Nia❤
Motor aku banya bocor, aku pulang sama dendi boleh?"

Arhan
Enggak boleh!
Sharelock aku jemput sekarang

"bun yah, aku keluar bentar ya mau jemput kania"ujar arhan

"emang kania kemana kok kamu jemput?"

"kerja kelompok di rumah temanya, boleh ya? sudah bilang juga mau jemput"

Luna menghembuskan nafas pelan"yaudah terserah kamu aja, masker sama jaketnya di pakai jangan bawa motor"

"iya bun"

Setelah mengambil jaket dan maskernya arhan segera bergegas keluar dari rumah menggunakan mobil tentunya, jarak rumah dari lokasi yang di kirim kania sekitar 35 menit untung saja jalanan cukup lenggang.

Sesampainya di rumah teman kania arhan mengirimkan pesan ke kania memberi tahu kalau dirinya sudah sampai, tidak lama kemudian kania keluar dari rumah temanya dan langsung masuk ke dalam mobil arhan setelah kania masuk arhan menjalankan mobilnya.

"tahunya banya bocor kapan?"tanya arhan.

"tadi mau di pakai dendi beli makanan eh tahunya bocor"

Ke dua mata arhan masih fokus dengan jalanan di depan"kenapa nggak bilang dari tadi sengaja mau barduan sama dendi?"

Kania memutar bola matanya malas, sudah tahu arhan itu cemburuan kenapa ia bisa lupa mengabari arhan"aku tadi lupa"

"lupa apa ngelupa! Emang nggak ada sopir yang mau jemput kamu kenapa harus pulang sama dendi"

"eh sopir di rumah aku itu cuma satu buat antar jemput mama kalau mama bisa bawa mobil atau motor sendiri nggak bakal ada sopir, emang semua orang itu kayak kamu yang  asisten rumah tangganya puluhan, rumah gedong tiga lantai luas tanahnya ribuan meter persegi, enggak arhan ganteng orang tuaku nggak sekaya orang tua kamu, papah cuma dokter bukan yang punya rumah sakit dan mamah cuma pegawai asuransi bukan yang punya asuransi, aku jelasin lagi kalau kamu lupa"

"kalau kamu lupa sama aku kan bisa pesan ojek online"

"iya aku salah minta maaf"ucap kania pelan, berdebat dengan arhan itu sama saja debat dengan ayahnya nggak ada ujungnya.

"kayak nggak ihklas gitu minta maafnya"

"astaghfirullah terus aku minta maafnya gimana"

"tuhkan sewot"

"ya allah, terserah kamu aja deh arhan ganteng"

"mau cari makan dimana?"

"langsung pulang aja"

"tapi aku pengen makan di luar"

Kania memutar bola matanya malas, padahal ia ingin cepat cepat pulang biar bisa mandi dan segera tidur"tempat biasanya aja deh, tapi kamu bawa insulin"

"bawa"

*______*

Arhan tersenyum kecut saat melihat pantulan tubuhnya yang hanya terlilit handuk dari pinggang sampai ke lutut, tubuhnya sekarang sangat berbeda jauh dengan arkan bahkan sekarang sangat mudah membedakan antara arkan dan arhan karena berbandingan tubuhnya dengan arkan sangat berbanding balik tidak seperti dulu, selisih berat badanya hanya 2 atau 3kg saja dan sekarang berat badanya selisih hampir 20kg.

Arhan menghitung memar yang ada di area perutnya dan beberapa memar di tanganya"gue sekarang kelihatan penyakitan baget"monolognya"kalau di pikir pikir kayaknya gue ngak bisa bertahan lama deh, tau ah bodo amat mau mati besok atau tahun depan bodo amat eh tapi kasian ayah sama bunda nggak punya anak penyakitan lagi"

Pintu kamar arhan terbuka menampilkan arkan yang hendak masuk membuat arhan tersenyum senang, pasalnya sejak keluar dari rumah sakit beberapa hari yang lalu arkan tidak mau tidur denganya. Senyum arhan luntur saat mengetahui ternyata arkan ke kamarnya hanya mau mengambil sepatu saja tanpa mengeluarkan sepatuh katapun arkan langsung keluar kamar.

Dari pada memikirkan arkan yang menjauh darinya lebih baik ia keluar agar otaknya bisa reflesing sementara waktu. Arhan mengambil kaos abu abu berlengan panjang dan celana panjang hitam setelah bersiap siap, arhan keluar rumah tidak lupa ia memakai masker double karena kini tubuhnya lebih mudah terserang virus akibat penyakitnya yang bertambah.

Setelah berpamitan dengan luna arhan keluar rumah menggunakan mobil fairuz yang kebetulan tidak terpakai karena fairuz sedang berada di luar negeri. Arhan memarkirkan mobilnya di salah satu cafe milik teman nge-bandnya dulu.

"lama nggak ketemu lo makin kurus aja bro"ujar habib teman arhan sekaligus pemilik cafe.

"dari pada lo makin lebar, mentang mentang sekarang cafenya tambah ramai"

Habib tertawa pelan"lo mending gue, punya duit banyak bisa makan kenyang nggak kayak lo, mobil mercy tapi nggak mampu beli makanan diet buat bayar pajak mas"

"lama nggak ketemu bukanya tanyain kabar malah body shaming"

"gue lihat kabar lo kurang baik dari postur tubuh lo yang kebuh kurus dari pada beberapa bulan yang lalu, mikirin apa?"

Arhan tidak langsung menjawa ada jeda beberapa detik"mikirin hutang negara kalau salah satu saham bokap gue di jual apa bisa lunas ya"

"coba aja lo jual, kalau ada yang beli bagi komisi ke gue"

"serah lo deh, gue mau tes suara bolehkan?"

"boleh lah, gue yakin setelah lo nyayi cade gue langsung trending di semua media sosial"

"lebay lo"

.
.
.
.
.
Hari ini sama besok aku bakal update setelah itu aku hiatus cerita ini dan mungkin ngelanjutin cerita ini nanti waktu libur semester, alasan hiatus karena tugas kuliah banyak banget bikin stress mau pindah jurusan tapi nanggung udah semester tua😁😁

arhan-2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang