Kania memasukan satu persatu buku dan alat tulisnya yang baru saja ia pakai sebab bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu"gue duluan ya kay"ujar kania
"iya hati hati di jalan"
Kania berjalan keluar dari kelas selama 3 hari ini kania tidak mengikuti bimbingan dari bintar sebab ia harus bergantikan dengan fairuz ke rumah sakit untuk menjaga arhan karena sampai saat ini kondisi arhan masih naik turun dan belum sadarkan diri kata fairuz ini kali pertamanya arhan sampai tidak sadarkan diri atau bisa di sebut arhan koma.
Sesampainya di ruangan arhan disana masih ada fairuz yang setiap saat mengaji di dekat arhan"asalamualaikum om fairuz"
"waalaikumsalam"
Kania tidak mencium punggung tangan fairuz seperti biasanya kania lakukan ke orang yang lebih tua sebab fairuz menjaga kesucianya makanya kania tidak salim ke fairuz.
Untuk saat ini fairuz belum memberitahu perihal kondisi arhan ke luna karena fairuz takut kalau kesehatan luna tiba tiba menurun saat mendengar keadaan arhan yang kritis"om keuar dulu ya kania"
"iya om"
Saat kania asyik mengerjakan soal soal kimia yang di berikan bintar 30 menit yang melalui file yang di krim dari salah satu aplikasi chat tiba tuba pintu ruangan arhan terbuka kania kira itu perawat atau dokter yang mau memeriksa arhan namun dugaanya salah ternyata yang masuk arkan, ini kali pertamanya arkan masuk ke ruangan arhan selama arhan di rawat"arkan"
"lo bisa tinggalin gue sendiri sama arhan"Ucap arkan dengan nada dingin.
Kania diam hanya menatap arkan dengan raut kekawatiran, seharusnya kania tidak perlu kawatir toh arkan itu kembaran arkan tapi entah kenapa pikiran berfikir tidak tidak dengan arkan.
"lo nggak usah kawatir gue itu kembaran arhan, gue juga nggak bakal nyakitin adik gue sendiri"suara arkan sedikit bergetar saat berbicara tidak akan menyakiti adiknya pasalnya arkan sudah menyakiti adiknya secara tidak langsung gara gara arkan arhan koma seperti ini.
Kania menutup buku yang sedari tadi ia buat menulis dan membereskan alat tulisnya"gue keluar dulu"ucap kania langsung berjalan keluar dari ruang rawat arhan.
Arkan berjalan mendekati ranjang pesakitan arhan, air matanya seketika luruh saat melihat kembaranya yang begitu mengenaskan wajah pucatnya tertutup masker oksigen, tangan kirinya tertancap infus, salah satu jarinya terpasang oxymeter. Arkan duduk di kursi samping ranjang arhan"adek maafin kakak ya"arkan mengusap air matanya yang membasahi pipinya."padahal dulu kakak udah janji nggak bakal nyakitin lo nyatanya gue ingkar janji, gue nyakitin lo dek. Lo mau maafin gue?"
"kak..."
Arkan membelalakan matanya kaget saat mendengar arhan memanggilnya tanpa pikir panjang arkan langsung beranjak dari duduk dan berlari seperti kesetanan keluar dari ruang rawat arhan.
Kania yang duduk di kursi panjang di dekat ruang rawat arhan saat melihat arkan tiba tiba berlari keluar dari ruang rawat arhan langsung bangkit"arkan? Arhan kenapa"
"kania dia udah sadar arhan udah sadar"ucap arkan dengan nada bergetar, air matanya tak henti hantinya keluar dari matanya.
"lo nggak bercandakan?"
"om handoko arhan sudah sadar"ucap arkan saat melihat handoko berjalan dengan tergesa gesa diikuti beberapa perawat.
Handoko mengabaikan ucapan arkan dengan langkah lebar handoko masuk ke dalam ruang ICU dimana arhan di rawat, saat arkan ingin masuk ke dalam namun salah satu perawat menghalangi arkan"kondisi pasien menurun tolong jangan masuk dulu"
"kania suster tadi kenapa bilang gitu, arhan tadi udah sadar dia panggil gue"
"arkan.."
Arkan berlari ke arah tanggan yang menghubungkan lantai 2 dengan lantai 3 mau tidak mau kania mengikuti kemanapun arkan pergi, ternyata arkan masuk ke dalam ruang rawat luna.
"bunda bunda"teriak arkan saat masuk ke dalam ruang rawat luna.
Luna dan fairuz terkejut saat tiba tiba arkan masuk dan berteriak memanggil luna.
Dengan nafas terengah kania berhenti di belakang arkan ia berusaha mengatur nafas yang tersenggal akibat berlarian dari lantai 2 ke lantai 3.
"arkan.."panggil luna pelan.
"bunda arhan sudah sadar, bunda pasti senangkan arhan sudah sadar"
Luna mengerutkan keningnya heran ia tidak maksut ucapan arkan. Arhan sudah sadar memangnya arhan kenapa, luna menoleh ke fairuz untuk meminta kejelasan apa maksut arkan namun fairuz hanya diam.
"ayah arhan udah sadar tadi dia panggil aku, ayah senangkan?"
Fairuz menggigit bibir dalamnya, ia senang mendengar arhan akhirnya sadar namun ia juga bingung apa yang harus ia katakan dengan luna kalau ternyata arhan sekarang sedang berbaring sakit"iya ayah senang"
Arkan jatuh terduduk di lantai"tapi kata suster tadi kondisi arhan menurun"
Luna rasanya ingin berteriak sebenarnya ada apa dengan kondisi arhan saat ini, ia seperti ibu bodoh yang tidak tahu kandisi anaknya"ini sebenarnya kenapa? Ayah arhan kenapa?"
Fairuz memeluk tubuh luna"maafin ayah bun, nggak bisa jangain adek selama bunda sakit"
Luna melepas pelukan fairuz"adek kenapa yah"tanya luna dengan perasaan kawatir dengan anak bungsunya.
"arkan!!"teriak kania saat melihat tiba tiba tubuh arkan meluruh di lantai begitu saja.
*_____*
Kini luna berada di ruangan dimana arhan di rawat, hatinya begitu sakit saat melihat anak yang selama ini ia jaga mati matian kini terbaring lemah di ranjang pesakitan dengan berbagai macam alat medis yang terdapat di tubuhnya.
Kecewa? Iya luna kecewa dengan arkan dan fairuz yang menyembunyikan fakta perihal kondisi si bungsu yang menurun, ia ingat betul saat memasuki ruangan ini handoko tengah melakukan cpr karena detak jantung arhan terus menurun beberapa menit kemudian dokter handoko nengatakan ke luna bahwa kondisi arhan sudah membaik seketika perasaan senang menyelimuti hatinya.
Luna memandang fairuz yang sedari tadi membaca kita suci Al-Qur'an ingin rasanya ia juga membacakan untuk si bungsu namun mengingat dirinya masih di masa nifas membuatya tidak boleh membaca kitab suci tersebut.
Perihal kondisi arkan tadi yang tiba tiba pingsan karena kacapean dan banyak pikiran itu sebabnya arkan tiba tiba pingsan namun sekarang kondisi sudah lebih baik.
Luna mengusap tangan si bungsu yang terasa kering padahal jika kondisinya sehat arhan paling tidak suka kalau kulitnya terasa kering katanya terasa gatal dan tidak nyaman itu sebabnya setiap hari arhan selalu memakai body lotion agar tidak kering sebab kulit arhan juga tipikal kulit kering jika tidak menggunakan body lotion apalagi setiap hari arhan di ruangan ber AC.
"cepat sembuh anak bunda"ucap luna pelan.
"bun....da"
Luna menegang saat mendengar suara yang sedari tadi ia tunggu tinggu, luna menatap manik mata yang sayu itu dengan pandangan berkaca kaca"ayah.. Panggil dokter yah"ucap luna drngan suara bergetar.
Fairuz meletakan Al-Qur'an yang sedsri ia baca di atas nakas lalu memencet tombol yang berada di atas nakas.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
arhan-2A
Teen FictionKalian pasti tahu gimana rasanya mempunyai kembaran yang bertolak belakang dengan dirimu pasti banyak orang yang membeda bedakan, pasti sakitkan? untung saja arhan mempunyai kembaran yang baik dan ke dua orang tuanya yang tidak pernah mempermasalahk...