Sesuai janji tadi pagi arhan ikut ekstra basket, pelatih tentu sangat senang melihat arhan mau masuk ke ekstra basket pasalnya sejak dulu sudah ia tawari arhan tidak mau dan hari ini danuar pelatih basket bahkan tidak mengajak arhan anak itu mau latihan basket.
Arhan tampak ogah ogahan bermain basket sampai arkan meneriaki kata fokus ke arhan tapi arhan tak mendengarkan itu semua, arhan mendribel bola basket dengan malas dengan jarak 4 meter dari ring basket arhan langsung shotting dan masuk, dunuar bertepuk tangan melihat aksi arhan yang cukup memukai"three poin buat arhan"
10 menit pertama arhan tampak ogah ogahan namun saat memasuki menit selanjutnya arhan tampak menikmati permainanya bahkan sampai 1 jam bermain arhan masih menikmati permainan, sampai ia lupa dengan tubuhnya akan drop jika arhan terlalu memaksakan olahraga dan arkanpun tidak menyadari bahwa arhan harus segera istirahat karena terlalu semangat ingin memenangkan game kali ini.
Arhan berhenti, dengan reflek arhan memegang kepalanya yang terasa pusing dan berkunang kunang padanganya memburam, tangan kirinya meraba raba untuk mencari pegangan, wisnu yang berada di tidak jauh dari arhan langsung mendekati arhan, wisnu heran melihat gelagat arhan yang mencurigakan"lo kenapa?"tanya wisnu.
Arhan tidak langsung menjawab ucapan wisnu, ia masih menetralkan penglihatanya yang memburam"nggak papa, cuma capek aja"
Arhan bernafas lega kala mendengar suara pluit tanda permainan selesai berbunyi, dengan pandangan berkunang kunang arhan berjalan mengikuti teman temanya yang hendak ingin berkupul di depan pelatih.
Setelah melakukan evaluasi 10 menit kegiatan ekstra basket hari ini di bubarkan, arhan masuk ke dalam mobil kalau boleh jujur badanya sekarang sudah lemas dan kepala juga pusing ingin rasanya segera pulang dan merebahkan tubuh lelahnya di kasur empuk miliknya.
Saat masuk ke dalam mobil arkan terkejut saat melihat arhan wajahnya pucat dan memjamkan matanya, arkan tadi harus mengembalikan bola basket dulu makanya arhan lebih dahulu sampai di mobil"dek lo nggak papakan?"
Arhan membuka matanya baru saja ia terlelap tapi arkan sudah membangunkanya"emang gue kenapa? Ganggu orang tidur aja lo!"
"muka lo pucat gitu lo nggak lagi nahan sakitkan"
Arhan menghembuskan nafas kasar"namanya juga baru olahraga capek wajarkan kalau gue pucat, emang lo nggak sadar lo juga pucat gitu, udahlah jangan ganggu gue mau tidur, nanti kalau sudah sampai bangunin"
*____*
Arhan mencoret coret buku untuk menghitung jawaban matematika yang harus di kumpulkan besok, ia bukan arkan yang langsung bisa mengerjakan soal matematika secara langsung tanpa berfikir keras bahkan kini bukunya sudah lusuh karena yang arhan tulis dari banyak yang salah, soalnya memang tidak banyak hanya 10 soal tapi setiap soal jawaban beserta caranya bisa menghabiskan setengah lembar kertas.
Arhan meletakan pensinya, ia melirik arkan yang sepertinya sedang mengerjakan tugas matematika, seingatnya tugas dengan deadline 1 hari hanya matematika dan besok tidak ada tugas lain.
Saat melihat arkan arhan selalu heran kenapa kembaranya itu sangat pintar sedangkan arhan mempunyai otak pas pasan apa mungkin dulu waktu pembagian otak arhan tidak hadir makanya otaknya di kasih pas pasan, kenapa arkan sangat aktif di akdemik maupun non akademik sedangkan arhan tidak aktif di bidang akademik maupun non akademik, jika seadainya arhan tidak mempunyai kembaran seperti arkan mungkin arhan saat di sekolah tidak akan populer dan jangan lupa kalau arhan bukan anak fairuz dan luna arhan mungkin akan di benci para guru guru karena kebadunganya.
Arhan percaya setiap manusia itu ada plus minusnya tapi kenapa delapan puluh persen arhan minus, lima belas persen arhan penyakitan, lima persen lagi baru kata orang plus karena arhan suka musik dan melukis itupun sekarang sudah jarang arhan tekuni.
Di mata arhan arkan itu hampir sempurna bahkan sebagai kembaran arhan tidak tahu sisi negatif pada diri arkan padahal arhan dan arkan itu kembar wajahnya mirip kenapa kapasitas otaknya nggak mirip sama sekali, siapa yang tidak iri dengan arkan mungkin setiap manusia ingin seperti arkan salah satu manusia yang di ciptakan tuhan hampir sempurna karena yang sempurna itu hanya tuhan.
Arhan menghembuskan nafas pelan"kak"panggil arhan pelan, arhan berdecak kala arkan hanya membalas dengan deheman saja"kak arkan"panggil arhan sekali lagi
Arkan meletakan pensilnya, ia menoleh ke samping"kenapa"
"gue capek"
"kalau capek ya istirahat kenapa malah ngadu sama gue"
Arhan memutar bola matanya malas, kenapa kembaranya itu tidak peka terhadap dirinya"nanti kalau sudah selesai nyotek ya"ucap arhan memelas agar arkan bisa kasian dengan dirinya.
"Kerjain yang bisa dulu kalau nggak bisa nanti gue ajarin"sebenarnya arkan tidak pelit soal jawaban ke arhan tapi arkan ingin arhan berusaha dulu toh juga nanti ujung ujungnya arkan memberi jawaban ke arhan.
Arhan menunduk, sebenarnya jika mau arhan akan langsung nyotek arkan tapi entah kenapa kali ini arhan tidak ingin berdebat dengan arkan, mungkin karena arhan capek dan ingin segera tidur alhasil tanpa mengeluarkan kata apapun arhan bangkit dari duduknya kemudian melangkahkan kaki jenjangnya ke kamar mandi untuk bersih bersih.
Arkan mengerutkan keningnya heran tumben arhan tidak merengek rengek meminta jawaban kepadanya biasanya jika arkan tidak memberi jawaban arhan akan terus merengek rengek seperti anak kecil yang hendak ingin di belikan permen, tanpa pikir panjang arkan kembali mengerjakan soal matematika yang belum ia kerjakan.
1 jam berlalu arkan sudah selesai mengerjakan soal matematika dan arkan juga sudah belajar tentang materi besok, setelah bersih bersih dan mengganti pakaianya dengan piama tidur arkan langsung ke menuju kasur yang sama dengan yang di tiduri arhan, memang sejak bayi arhan dan arkan berada di kamar yang sama dan di kasur yang sama, alasanya karena arhan takut tidur sendiri, jika seandainya arkan ada kepentingan yang harus menginap di luar, seperti kegiatan sekolah ataupun olimpiade di luar kota arhan akan tidur dengan luna dan fairuz.
Arkan mengecek suhu adiknya ternyata suhu adiknya sedikit meningkat mungkin ini alasan arhan tidak merengek rengek minta jawaban ke arkan, ternyata adiknya itu sedang tidak enak badan. Sejak kecil arhan mempunya imun yang lebih lemah dari pada arkan bahkan waktu bayi arhan tidak langsung menangis, detak jantungnya juga lemah arhan harus di inkubator 1 minggu dan di foto terapy 1 hari, dari kecil juga arhan sering sakit, katanya kembar seiras itu sehati yang satu sakit yang satu ikut ikutan sakit, tapi arhan dan arkan berbeda setiap arhan sakit arkan tidak pernah sakit tapi sebaliknya jika arkan sakit arhan akan mudah tertular sakit.
Tanpa pikir panjang arkan memutuskan untuk mengerjakan PR matematika yang tadi belum sempat arhan kerjakan, mata arkan membulat kala melihat buku matematika arhan yang masuh di kerjakan 2 soal itupun satu soal yang selesai."astaghfirullahal'adzim ni anak kayaknya ngerjain cukup lama tapi kenapa dua soal saja belum selesai, punya kembaran gini amat ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
arhan-2A
Teen FictionKalian pasti tahu gimana rasanya mempunyai kembaran yang bertolak belakang dengan dirimu pasti banyak orang yang membeda bedakan, pasti sakitkan? untung saja arhan mempunyai kembaran yang baik dan ke dua orang tuanya yang tidak pernah mempermasalahk...