Hari demi hari sudah di lalu arhan seperti biasanya walau harinya akhir akhir ini terasa lebih berat dari biasanya, tidak terasa kurang 1 minggu lagi arhan akan seleksi olimpiade kimia tingkat SMA, arhan bertekat untuk belajar maksimal agar nialainya maksimal walaupun arhan tidak yakin akan masuk 10 besar tapi setidaknya ia pernah berjuang sejauh ini hari harinya di habiskan untuk brlajar belajar dan belajar, sampai arhan lupa waktu jika tidak di ingatkan oleh arkan.
Untuk kehamilan luna arhan sudah berusaha ihklas menerimanya bagaimanapun juga luna sudah hamil dan arhan tidak bisa mengelak fakta itu, walaupun kini hubungan arhan dan luna sedikit merenggang, sifat arhan akhir akhir ini juga cenderung pediam sampai teman sekelasnya heran dan sering tanya apakah arhan sakit kok tumben diam tapi arhan selalu bilang tidak.
selama 1 bulan lebih arhan juga tidak pernah membolos dan membuat emosi guru guru, setiap harinya arhan akan pergi ke sekolah pulang sekolah bibingan dengan bintar dan jam 7 bimbingan di rumah, saat ini juga arhan sudah bisa mengerjakan soal kimia dengan cepat dan sudah biasa menyerap beberapa materi untuk bekal olimpiade.
Saat ini arhan tengah berada di balkon kamarnya, menikmati berbahan nikotin yang arhan selipkan di sela jarinya, arhan ingin sekali berhenti merokok tapi nyatanya arhan tidak bisa, bahkan jika dulu arhan tidak berani merokok di rumah tidak berada di ruangan tertentu sekarang malah terang terangan di balkon kamarnya apalagi arkan tengah berada di rumah.
Saat hendak menghisap rokoknya ada seorang yang menepis kasar tanganya hingga rokoknya jatuh di lantai, arhan mendongak untuk mengetahui siapa yang menepis rokoknya, arhan menelan salifanya susah payah sialan kenapa arkan ke balkon saat arhan merokok gerutu arhan dalan hati.
"anjing, udah gila lo! Ngapain lo ngerokok!"ucap arkna dengan nada tinggi
Arhan hanya terkekeh
Bugg..
Tanpa di sangka sanga arkan memukul rahang arhan hingga arhan yang belum siap tersungkur di lantai"gue tanya sama lo ngapain lo ngerokok!"
Arhan hanya bungkam tidak membahas ucapan arkan.
"goblok! Sudah tahu penyakitan mau nambah penyakit lagi! IYA!"
Arhan lagi lagi hanya terkekeh kenapa harus kata penyakitan yang terlontar dari mulut arkan, apakah tidak ada kata lain selain penyakitan arhan sadar diri kok kalau dirinya penyakitan tapi tidak usah di perjelas dengan kata kata"gue ngerti kalau gue penyakitan enggak usah di perjelas"
"kalau lo ngerti penyakitan ngapain lo ngerokok!"
"biar cepat mati!"
Bugg
Lagi kagi arkan melayangkan pukulan keras ke arhan hingga arhan tersungkur, arhan mengusap bibirnya yang sobek dan mengeluarkan sedikit darah. Sebenarnya agak kaget sih arkan sampai memukul arhan pasalnya ini kali pertamanya arkan terlihat sangat marah dengan arhan. Sejak dulu mereka memang sering berantem tapi mereka tidak pernah main tangan sampai seperti ini."arkan!"teriak luna,
Luna menghampiri arhan dan membantu arhan untuk berdiri lagi"dari dulu bunda apa pernah ngajarin kamu main tangan, semarah marahnya bunda apa pernah mukul kamu!"ucap luna,
arkan hanya diam, ia menatap tanganya yang baru saja ia pukulkan di pipi adiknya. Sejak tadi arkan bertengkar dengan mona dan saat melihat arhan dengan santainya ngerokok emosinya semakin berkobar hingga arkan memukul arhan, arkan melihat adiknya yang dari tadi menunduk entah kenapa ada rasa bersalah menyelimuti hatinya saat melihat pipi arhan yang membiru dan kulit arhan yang semakin memucat.
"jawab! Bunda pernah ngajarin kamu arkan?"
"maafin aku bun"
"minta maaf itu sama adiknya bukan sama bunda emang bunda kamu apain kamu minta maaf sama bunda"
KAMU SEDANG MEMBACA
arhan-2A
Teen FictionKalian pasti tahu gimana rasanya mempunyai kembaran yang bertolak belakang dengan dirimu pasti banyak orang yang membeda bedakan, pasti sakitkan? untung saja arhan mempunyai kembaran yang baik dan ke dua orang tuanya yang tidak pernah mempermasalahk...