Setelah sholat subuh tadi arhan merasa tubuhnya lemas karena gula darahnya turun alhasil setelah subuh arhan tidur lagi dan bangun bangun sudah menjelang siang. Saat arhan turun di lantai 1 rumahnya tidak seramai biasanya karena ART banyak yang cuti entahlah kenapa fairuz memberi izin ART cuti bersamaan padahal biasanya fairuz tidak mengizinkan ARTnya cuti lebih dari 3 orang sebab pekerjaan rumah yang banyak.
Arhan duduk di kursi yang ada di dapur"kata ayah mbak binti cuti? Nggak jadi?"
"enggak mas. Sama kang aan nggak boleh cuti dulu nunggu acaranya saja kan besok itu cuma pertemuan dua keluarga saja dan saya juga kalau pulang nggak boleh keluar kamar"ucap binti menuangkan susu ke mangkuk yang berisikan oat.
Arhan mengangguk mengerti"nanti kalau mbak binti sudah nikah resign atau masih kerja disini"
"masih kerja disini, kita sudah mutusin buat pindah kesini, soalnya juga sudah betah kerja disini"
Arhan menyuapkan sesendok oad milk ke dalam mulutnya"emang kerja disini gajinya berapa kok mbak binti betah banget"
Binti terkekeh pelan"bukan masalah gaji mas, tapi cari majikan kaya pak fairuz sama bu luna itu susah loh sama pegawai pegawai yang lain juga pada baik semua"
"oh gitu, nanti kalau dinikahanya mbak binti aku duduk paling depan terus teriak love you mbak binti hahaha"
"bisa aja mas arhan mas arhan. Tadi bu luna sama pak fairuz pergi ke rumah eyang putri mungkin pulangnya besok mas arhan sudah di kasih tahu?"
"belum, aku juga belum buka hp. Aku ke kamar dulu ya mbak"
"iya mas"
Saat arhan hendak naik ke tangga arhan melihat arkan sepertinya baru saja pulang karena masih mengenakan kaos olahraga dan tas di punggungnya"dari cfd kak"
"iya, capek banget pijitin gue dong dek"ucap arkan, kebetulan hari ini arkan mendapatkan piket menjaga stand car free day bersama teman teman osisnya. Anak osis membuka stand makanan di car free day bukan karena kekurangan dana namun mereka membuka stand karena untuk mengisi hari minggu dari pada jalan jalan tidak jelas dan pihak sekolah menyetujuinya.
"ogah minta tolong mang jaja sana"ujar arhan menaiki anak tangga satu persatu.
"kalau gue mintai tolong itu langsung iya nggak bisa apa, perasaan dari dulu selalu bantah"
"emang lo siapa nyuruh gue"ucap arhan dengan nada meremehkan
Arkan melempar kunci motor tepat di punggung arhan"sialan! Dasar adik durhaka"
"sakit! Kenapa sih gue sembuh di nistain sedangkan saat gue koma kemarin pada nangis semua termasuk lo kan"
"ngapain gue nangis lo nggak guna!"
"awas aja kalau gue mati lo nangis gue gentayangin tiap malam"
"mulut lo mau gue cobekin cebe sekilo"
Arhan mengabaikan arkan ia menaiki tangga yang sempat tertunda dengan kaki ia hentakan.
*______*
Arhan membuka pintu kamar mandi ia baru saja menyelesaikan ritual mandinya, setelah sejak tadi bangun tidur belum mandi sama sekali dan akhirnya ia memutuskan mandi karena ia ingin pergi sebab jenuh hanya di rumah saja.
"gue pergi dulu"ujar arhan mengambil sepatu di lemari yang berisikan sepatu sepatu milik arhan dan arkan.
"mau kemana lo, gue aduin bunda lo keluar rumah"ucap arkan.
Arhan mengenakan sepatu berwarna putih itu di kaki kirinya"ke panti bentar gue sudah lama nggak kesana, gue sudah pamit ke bunda jadi mulut lo nggak usah kebanyakan bacot"
KAMU SEDANG MEMBACA
arhan-2A
Teen FictionKalian pasti tahu gimana rasanya mempunyai kembaran yang bertolak belakang dengan dirimu pasti banyak orang yang membeda bedakan, pasti sakitkan? untung saja arhan mempunyai kembaran yang baik dan ke dua orang tuanya yang tidak pernah mempermasalahk...