Malam ini arhan tidak ada bimbingan karena wenny dan faisal ibu dari luna datang ke rumah alhasil keluarga fairuz harus meninggalkan rutinitas mereka sementara demi menyambut wenny dan faisal sebab rumah mereka sudah pindah di surabaya sejak 10 tahun yang lalu itu sebabnya keluarga fairuz harus menghargai wenny dan faisal saat datang ke rumah.
Mungkin setiap orang akan senang jika kakek neneknya yang lama tidak bertemu berkunjung ke rumah namun tidak untuk arhan sebab arhan tidak suka dengan wenny dan faisal mulut mereka berdua walau sudah tua melebihi cabe level 10 pedasnya.
Arhan dengan malas duduk di kursi meja makan, arhan melihat wenny tengah bercengkrama dengan luna, mereka membahas kehamilan ke dua luna. Saat arhan duduk wenny melirik arhan dengan sinis.
"sekarang luna lagi hamil awas saja ya kamu nyusahin anak saya!"ucap wenny dengan nada ketus namun arhan hanya diam tidak menanggapi ucapan wenny.
"jangan gitulah bu, arhan itu anak aku ya sepantasnya kalau arhan nyusahin aku"ujar luna.
"kamu jangan manjain anak penyakitan kayak dia nanti ngelunjak, udah penyakitan bodoh lagi buat apasih pertahanin anak kayak dia palingan nggak minum obat sebulan udah mati, contoh itu arkan udah pinter sering ikut olimpiade, selalu membahagiakan keluarga enggak kayak kamu!"
Arhan meremat tanganya hingga buku buku jarinya memutih lagi dan lagi wenny berbicara seperti itu, setiap datang pasti yang di bahas itu terus, arhan sadar diri kok kalau dirinya tidak sehebat arkan, tidak sesehat arkan tapi tidak usah berkata seperti itu arhan juga punya hati.
"bu! Jaga ucapan ibu, arhan itu anak aku nggak sepantasnya ibu berbicara seperti itu"
"pantas! Ibu pantas berbicara seperti itu emang kenyataanya sepert itu anak kamu penyakitan bisanya nyusahin keluarga, apa kamu nggak malu punya anak bodoh penyakitan pula"
Arhan menggebrak meja makan hingga menimbukan suara nyaring, tanpa mengeluarkan kata apapun arhan pergi dari ruang makan, nafsu makanya lenyap begitu saja sebenarnya sejak menatap wenny nafsu makanya sudah hilang.
Arkan yang baru saja turun dari anak tangga heran nelihat arhan terlihat musam, saat ia panggilpun arhan tidak menoleh, arkan melangkahkan kakinya ke ruang makan"adek kenapa sih bun?"tanya arkan
"ya biasalah arhankan dari dulu tidak sopan"
Arkan mengehembuskan nafas kasar, ah kenapa ia bisa kalau wenny datang ke rumah pasti wanita tua bangka itu menyiyiri arhan, arkan menatap bundanya yang juga menatapnya dengan tatapan berkaca kaca"aku ke atas dulu bun"
"ngapain kamu nyusulin adek kamu yang penyakitan itu! Kalau dia lapar nanti juga turun itu ayah sama kakek kamu udah dateng lebih baik kita mulai makan malamnya"
Luna hanya mengisyaratkan arkan dengan anggukan saja untuk menyetujui ucapan wenny, kalau tidak di turuti bisa bisa sampai malam wanita tua itu akan tetap mengomel.
Arkan berdecak pelan, kenapa coba wenny dan faisal harus datang hari dengan keadaan arhan masih bed mood dengan keluarganya kalau di biarin bisa bisa akan panjang.
"loh ini adek kemana kok belum turun juga?"tanya fairuz
"udahlah ruz lebih baik kita mulai saja makan malamya ibu sudah lapar"
Fairuz menatap luna untuk mencari jawaban, luna hanya mengisyaratkan anggukan saja tanpa mengeluarkan suara, fairuz yang mengerti maksud luna hanya pasrah saja.
*_____*
Arkan membawakan sepiring nasi merah dan sayur sup untuk arkan, ia baru bisa mengantarkan makanan untuk arkan karena wanita tua itu dari tadi mencegahnya agar tidak membawakan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
arhan-2A
Teen FictionKalian pasti tahu gimana rasanya mempunyai kembaran yang bertolak belakang dengan dirimu pasti banyak orang yang membeda bedakan, pasti sakitkan? untung saja arhan mempunyai kembaran yang baik dan ke dua orang tuanya yang tidak pernah mempermasalahk...