31

3.1K 257 79
                                    

Arhan berjalan beriringan dengan kania mereka baru saja dari kantin karena kantin sangat ramai arhan dan kania memutuskan makan di taman belakang dari pada desak desakan di kantin.

Arhan menatap arkan dan mona yang tidak jauh darinya semakin hari mereka berdua semakin dekat tetapi hubungan arhan dan arkan malah semakin renggang bahkan berinteraksipun arkan sangat enggan.

Arhan mendongak, ia membulatkan matanya saat melihat bima ada di lantai dua dan di tanganya ada balok berukuran sedang yang sepertinya ingin bima jatuhkan ke bawah dan dugaanya benar selang beberapa detik bima menjatuhkan balok itu dari lantai dua tepat di atas arkan dan mona namun sebelum belok kayu itu mengenai arkan atau mona arhan berlari menghampiri arkan dan mona, arhan mendorong mereka berdua hingga balok itu mengenai kepalanya.

Arkan langsung meringis kesakitan saat bolok kayu yang ukuranya tidak cukup besar itu ternyata sangat sakit menimpa kepalanya hingga sampai membuatnya tersungkur.

"arhan"teriak kania ketakutan saat meluhat balok kayu kayu mengenai kepala arhan.

"mona kamu nggak papa"tanya arkan kawatir.

Mona mengubah posisinya menjadi duduk"kepala aku pusing banget"

Arkan membulatkan matanya saat melihat kening mona mengeluarkan sedikit darah"kening kamu berdarah"arkan membantu mona berdiri.

"lo sengaja ya dorong gue sama mona"ujar arkan.

Arhan mendongak ke atas"kalau nggak gue dorong salah satu kalian bisa ke jatuhan balok kayu"

"tadi gue lihat bolok disitu dan tempat dan jumlahnya juga nggak berubah, lo sengajakan mau celakain kita"

Arhan bangkit dari duduknya, seketika kepalanya bertambah berdenyut menyakitkan hanpir saja ia terhuyung jika tidak di pegangi kania"lo bicara apa sih"

"arkan mona gue tahu sendiri tadi tiba tiba ada balok kayu jatuh dari atas, nggak mungkin juga arhan nyelakain lo berdua"

Tiba tiba mona terhuyung ke depan dengan sigap arkan langsung menangkap mona"astagfirullah mona, awas aja sampai mona kenapa napa lo bakal nyesel"ucap arkan penuh penekanan.

Arhan tidak memperdulikan ucapan arkan, kini ia fokus dengan rasa sakit yang menghujani kepala, tubuhnya mengeluarkan keringat dingin"ni.."

"kenapa? Kepala kamu pusing? Ke uks aja yuk"

Arhan menggeleng pelan"kelas aja gue nggak papa kok, tapi temenin ya"

Kania mengangguk mengangguk pelan, ia memegangi tangan arhan kania takut kalau tiba tiba arhan pingsan"pelan pelan ya kalau pusing"

Sesampainya di kelas arhan langsung menidurkan kepalanya di atas meja, ia tidak menghiraukan pertanyaan pertanyaan dari teman sekelasnya dan arhan tadi juga menyuruh kania langsung keluar dari kelasnya.

Alwi duduk di samping kursi arhan"han lo kenapa?"tangan alwi mengelus punggung arhan pelan.

"han lo beneran nyelakain mona sama arkan"ujar bili

Alwi menatap tajam bili bisa bisanya dia bicaranya seperti itu padahal arhan sedang tidak baik bai saja terlihat jelas dari masuk kelas tadi wajahnya terlihat sangat pucat"kalau lo bicara sekali lagi gue lempar nih hp"

"nyenyenye, kan gue tanya emang nggak boleh!"

"arhan lo pingsan ya?"

Arhan mengangkat kepalanya, ia menatap ke dua teman bergantian"lo pada bisa diam! kepala gue pusing denger dari tadi kalian bacot terus"

"arhan lo di panggil guru BK"teriak seorang siswi sepertinya dari kelas sebelah.

Tanpa mengeluarkan kata kata arhan langsung bangkit dari duduknya, tanpa memerdulikan kepalanya yang berdenyut sakit. Sepanjang koridor banyak pasang mata yang memandang remeh ke arhan dan tidak hanya satu dua kali arhan mendengar celotehan buruk dari mereka.

Arhan masuk ke dalam ruang BK"asalamualaikum"

"waalaikumsalam, silahkan masuk arhan"ujar saila salah satu guru bk yang mengajar arhan.

Arhan duduk di sofa ruang bk, ia belum berniat untuk bebicara. Arhan hanya ingin tahu arkan berbicara apa ke guru bk.

Siela menatap wajah arhan yang sangat pucat, bahkan buliran buliran keringat keluar dari dahinya padahal dari kelas arhan sampai ke ruang BK tidak terlalu jauh"kamu sakit?"

"nggak usah tanya yang lain deh bu, silahkan bu siela bicara ke intinya saja"

Siela menghembuskan nafas kasar"apa benar kamu tadi berusaha nyelakain mona?"

"saya mau ngelak juga saya nggak punya bukti karena di area itu tidak ada cctv, kalau saya bilang tidak apa bu siela percaya akhh"arhan memegang kepalanya yang semakin berdenyut menyakitkan

Siela yang melihat tidak tiba arhan kesakitan langsung cemas apalagi murid di depanya itu mempunyai penyakit serius"arhan saya antar ke uks ya"

Arhan berusaha memendam rasa sakitnya"enggak perlu bu, saya dapat hukuman apa?"

Siela menatap anak muritnya secara intens rasanya tidak mungkin arhan berusaha mencelakai teman seangkatanya, walaupun arhan beberapakali mendapat catatan buruk tapi sejauh ini arhan tidak pernah mencelakai dengan sengaja dengan rival abadinya yaitu bima arhan tidak pernah mencelakai bima"saya cuma nanya saja, kalau kamu nggak melakakan saya tidak berhak menghukum kamu"

Arhan menatap siena tidak percaya apa yang beliau katakan padahal ia yakin arkan sudah bicara banyak dengan siena"arkan tadi bilang kalau saya mencelakai monakan? Kenapa saya tidak di hukum, nanti kalau di dengar murid lain nggak enak"

"kalau begitu mau kamu. Kamu  akan mendaat hukuman skorsing selama 3 hari"ucap siena dengan terpaksa ia yakin arhan tidak Melakukan itu, siena memberikan hukuman semata mata agar bersikap adil dan ingin arhan istirahat.

"sudah itu saja?"

Siela mengangguk pelan

"kalau begitu saya keluar dulu"

"sebentar lagi pulang karena semua guru ada rapat kamu periksa ya sepertinya kamu sedang mencoba menahan sakit"

Arhan tersenyum tipis"asalamualaikum"

"waalaikumsalam"

Arhan berjalan keluar dari ruang BK, lalu duduk di kursi panja tidak jauh dari ruang BK, arhan mengeluarkan hendphonenya dari saku celana abunya.

Arhan
Nia tolong bawain tas aku kamu juga bawa tas kamu, aku sekarang ada di dekat ruang BK.
Bentar lagi kita pulang karna ada rapat.
Maaf ngrepotin, soalnya kepala aku pusing.

Tidak membutuhkan waktu lama kania langsung membalas pesan arhan

Kania😋
Iya, aku kesana sekarang

Beberapa menit kemudian kania menghampiri arhan dengan membawa tasnya dan tas arhan"arhan kamu nggak papakan, aku anterin ke rumah sakit ya?"

"aku pergi ke rumah sakit sendiri aja, nanti malah ngrepotin kamu"memang arhan berniat pergi ke rumah sakit sendirian karena benturan dari balok kayu itu menimbulkan rasa pusing yang teramat menyakitkan memang hanya bengkak tidak sampai mengeluarkan darah.

"nggak ngrepotin kok, ayuk sekarang udah bel panjang"ucap kania setelah mendengar bel panjang bertanda pulang telah tiba.

"yaudah aku pesan ojol dulu"

Setelah memesan ojol arhan dan kania langsung menuju ke rumah sakit biasanya sesampainya di IGD arhan langsung di periksa dokter IGD dan dokter menyarankan arhan agar rontgen untuk mengetahui seberapa parah benturan arhan.

Arhan sejak tadi sudah menelfon luna namun luna tidak mengangkat telfon arhan, ia tidak mungkin menelfon fairuz karena fairuz masih berada di luar negeri dan akan pulang besok.
.


.
.
.selamat jumpa lain hari ya, arhan izin hiatus👋👋


arhan-2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang