11

2.8K 205 6
                                    

Keluarga fairuz minus arhan sedang berkumpul di ruang tamu untuk menunggu kepulangan arhan pastinya, hari sudah malam namun arhan belum pulang juga membuat mereka tidak tenang apalagi ponselnya di hubungi tidak bisa, fairuz sudah menelfon pihak panti asuhan yang sering arhan kunjungi namun pihak panti mengatakan jika arhan sudah pulang sejak sore tadi.

Pintu utama terbuka fairuz, luna dan arkan langsung bangkit dari duduknya mereka sudah yakin kalau orang yang membuka pintu itu arhan namun dugaan mereka salah yang membuka pintu itu adalah beni salah satu satpam yang tengah menjaga malam ini.

Jantung arkan berdetak lebih cepat saat siapa yang berada di belakang beni, seketika pikiran buruk tentang arhan bermunculan di otaknya.

"selamat malam bapak fairuz"ucap salah satu polisi ber name tag rizky. Yang kebetulan sudah kenal dengan fairuz

Lidah fairuz seakan akan kelu saat melihat 2 polisi kini ada di depanya, kenapa malam malam gini ada polisi datang apa yang terjadi sebenarnya? Pikiran pikiran buruk juga bermunculan di otak fairuz"ma-lam pak"

"berdasarkan identitas yang kami temukan kami menemukan anak bapak yang bernama mohammad arhan putra alaxsandria mengalami kecelakaan dan mohon maaf kondisinya saat ini sudah meninggal dunia dengan luka sekujur tubuh dan pendarahan otak akibat benturan keras bahkan tim medis sudah tidak bisa mengenalinya jika tidak di temukan identitas korban"rizky menyerahkan ke fairuz dompet dan ponsel yang di kemas di plastik bening.

"ENGGAKK, ayah bilang sama mereka anak aku baik baik saja nggak mungkin meninggal"ucap luna histeris

Fairuz memeluk luna"bunda tenang ya, bunda harus ihklas"fairuz berusaha menanangkan luna, bohong jika fairuz ihklas menerima keadaan arhan yang sekarang sudah meninggal bagaimanapun juga arhan itu anak kesayanganya seperti arkan.

Arkan jatuh terduduk di atas sofa, dadanya terasa sesak, otak terasa penuh hinggal arkan tidak bisa berfikir apa apa yang ada di otakmya hanya nama arhan arhan dam arhan, tidak mungkinkan arhan rela ninggalin arkan sendiri padahal mereka janji akan selalu bersama.

"BUNDA"ucap seorang laki laki remaja yang baru saja datang dengan nafas memburu karena berlari.

"ADEKK"teriak luna langsung menghambur di pelukan arhan, seketika perasaanya lega saat melihat anak bungsunya yang baru saja di katakan meninggal akibat kecelakaan sekarang ada di depanya.

Fairuz dan arkan juga langsung menghambur ke pelukan sang bungsu, perasaan mereka juga langsung lega saat melihat sang bungsu baik baik saja.

"bunda nggak papa kan?"tanya arhan kawatir saat tadi di pekarangan rumahnya ia mendengar suara teriakan luna yang menurut arhan sangat menyakitkan

Luna melonggarkan pelukanya di ikuti fairuz dan arkan nuga melinggarkan pelukanya"seharusnya bunda yang tanya adek nggak papa?"ucap luna meraba raba tubuh arhan takut anak bungsunya itu sampai luka.

Arhan menggeleng pelan"aku nggak papa kok, bunda tadi kenapa teriak teriak dari luar kedenger jelas loh dan ini kenapa ada polisi"

"duduk dulu yuk, pasti kamu capek"

Arhan duduk di sebelah luna"jujur sama bunda kamu kenapa?"

Arhan menatap satu persatu keluarganya yang mebatapnya kawatir, sebenarnya ada apa kenapa keluarganya sangat kawatir denganya apalagi disini ada polisi padahal arhan tadi belum lapor ke polisi"ayah bunda kak arkan aku nggak papa nggak ada yang perlu di kawatirin seperti yang kalian lihat aku nggak luka sama sekali, kalau kalian kawatir karena aku pulang telat yaudah aku minta maaf tadi aku ketiduran di rumah adam sampai aku nggak sholat magrib karena adam juga ketiduran dari sini kalian sudah jelaskan?"

"mohon maaf saya potong, terus kenapa semua identitas dan hp kamu di temukan pada korban kecelakaan beruntun? Jika kamu berada di rumah teman kamu?"tanya risky

"syukurin tuh copet kualatkan sama gue makanya jangan nyopet, terus keadaan pencopet itu gimana? Mati kah?"

Fairuz menyenggol perut arhan, bisa bisanyaa arhan bicara dengan tidak sopan dengan polisi apalagi polisi itu temanya, mau di taruh mana muka fairuz bisa bisa di kira fairuz tidak mengajarkan tata krama.

Arhan menyengir, ia baru tersadar kalau dirinya berbicara tida sopan dengan orang yabg lebih tua darinya"maaf pak soalnya saya terlalu senang lihat copet yang ngabil dompet dan hp saya"

"lo kok bisa kecopetan gimana?"

"jadi tadi aku di taman sendirian tiba tiba ada orang yang nimpuk bahuku terus tau tau hp sama dompetku nggak ada"

Fairuz menghembuskan nafas pelan"jadi sudah jelas anak saya kecopetan pak bukan salah satu korban meninggal kecelakaan beruntun"

Risky mengangguk mengerti"baik pak fairuz kalau gitu dompet dan hpnya apa bisa saya bawa dulu untuk barang bukti?"

"bisa pak bisa nggak usah di kembaliin juga nggak papa, kalau ATM bisa di blockir, sebentar saya ambil kartu perdananya hpnya buat bapak saja"bukan fairuz yang menjawab melainkan arhan

"kalau begitu kami pamit dahulu"

Fairuz dan luna mengantarkan ke dua polisi ke depan sedangkan arhan dan arkan menunggu di ruang tamu.

"ayah besok beliin hp yang baru rilis kemarin itu ya?"ujar arhan dengan nada di lembut lembutin

"beli aja sendiri bukanya tadi kamu yang ngasih hp kamu ke polisi tadi?"tanya fairuz hanya bercanda saja mana tega fairuz sampai melakukan itu.

Arhan mengerucutkan bibirnya lucu"bunda ayah jahat nanti malam nggak usah di kasih jatah aja"

Mata luna dan fairuz langsung membulat saat mendengar ucapan yang di lontarkan arhan, bisa bisanya anak itu berkata seperti itu, luna langsung menoyor kepala arhan pelan"heh anak kecil nggak boleh bicara kayak gitu, siapa yang ngajarin berbicara seperti itu?"

"kak arkan bun hahaha"

Arkan lamgsung menimpuk bahu arhan"lo kalau bicara jangan asal jeplak, gue gampar baru rasa! Enggak bun arhan aja tiap hari lihat vidio purno"

"arhann"panggil fairuz dingin

Arhan langsung gelagapan bisa bisamya arkan berbicara seperti itu ke luna dan fairuz padahal arhan hanya sekali atau dua kali lihat vidio yang kenurutnya menjijikan yang kata orang orang bikin candu tapi arhan malah sebaliknya"bohong yah bun, aku cuma sekali atau dua kali gitu nonton itu kak arkan tuh yang tiap hari nonton"

"enak aja lo tuh tiap rebahan nonton bokep gue aja pernah ngegep lo nonton bokep"

"iya setelah itu gue nggak pernah nonton, kak arkan tuh bun"

Luna menghembuskan nafas kasar adu mekaniknya sudah mulai"terserang kalian bunda sama ayah mau bikin adek"ucap luna menarik tangan fairuz.

Arhan langsung menarik tangan fairuz"bundaaa nggak boleh"

Fairuz melepas cengkraman dari arhan"ayuk bun"

Arhan gelagapan ia tidak mau punya adik sampai kapan pun arhan tidak mau punya adik luna dan fairuz cukup punya 2 anak saja nggak boleh nambah lagi, arhan memeluk fairuz dari belakang"nggak boleh"
.
.
.
.

arhan-2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang