9

3K 230 12
                                    

Luna dan fairuz duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya untuk sekedar bercerita dan menikmati segelas teh dan cemilan di malam hari yang tampak sepi, luna memandang bintang bintang yang bertaburan di langit yang menghitam itu.

"ngantuk yah"ucap luna

"yaudah tidur aja yuk sudah jam 10 lebih"fairuz dan luna bangkit dari duduknya, mereka berjalan beriringan tangan kanan fairuz memeluk luna dari samping seskali fairuz mencium pipi dan rambit luna, kan luna sudah pernah bilang kalau fairuz itu pendiam tapi dari dulu fairuz lah yang paling bucin ke luna.

Luna mengerutkan keningnya heran saat melihat bed caver yang ada di atas kasurnya sedikit berantakan padahal tadi sebelum luna ke balkon masih rapi, luna menyibak bed cavernya alangkah terkejutnya saat melihat siapa di balik bed cover"astaghfirullah adek"

Arhan menyengir memamerkan gihi rapihnya, arhan merubah posisinya menajadi duduk"sementara waktu aku tidur sama ayah dan bunda nggak boleh protes, awas saja ayah dan bunda bikin adik lagi"

Fairuz menghembuskan nafas pelan, ini bukan pertama kalinya arhan bersikap seperti ini sejak dulu jika ada yang menyinggung tentang luna kenapa tidak mau hamil lagi pasti arhan akan tidur bersama fairuz dan luna katanya biar fairuz tidak melakukan hal yang macam macam ke luna yang membuat luna hamil.

"terserah kamu aja dek"ucap luna mulai merebahkan tubuhnya ke atas kasur empuk, di ikuti fairuz juga merebahkan tubuhnya, mereka berdua berada di kanan kiri arhan.

Saat tengah malam tiba tiba arhan terbangun dengan tubuh yang lemas sudah di pastikan kalau tidak gula darahnya tinggi ya gula darahnya rendah, tidak sekali dua kali arhan harus terbangun tengah malam karena penyakitnya yang berulah karena gula darah arhan akan naik sangat cepat dan akan turun juga cepat jadi arhan harus sering mengecek gula darah agar terkontrol.

Jika di kamarnya arhan akan membangunkan arkan tapi jika tidur dengan orang tuanya ya salah satu orang tuanya harus arhan bangunkan, arhan melirik fairuz dan luna yang tengah tertidur dengan damai sebenarnya juga kasian tapi mau bagaimana lagi ia bisa mati kekuarangan gulakan tidak lucu.

Arhan mengguncang tubuh fairuz dengan pelan tidak membutuhkan waktu yang lama fairuz terbangun dari tidurnya karena fairuz bukan luna yang sangat sulit di bangunkan tapi luna selalu tepat waktu jika bangun tidur padahal tidak pernah menggunakan alarm tapi luna selalu bangun jam 4 pagi dan saat puasa luna juga yang akan membangunkan mereka semua agar bisa sahur bersama.

"kenapa?"tanya fairuz.

Arhan tidak langsung menjawab, ia menatap manik hitam milik fairuz"lemas"

Fairuz langsung mengerti maksut arhan tanpa mengatakan sepatah katapun fairuz langsung mengubah posisinya menjadi duduk dan mengambil alat cek gula darah yang selalu tersimpan di laci nakas.

Fairuz menyiapkan alat cek gula darah lalu mengambil tulunjuk arhan yang sudah ia bersihkan dengan alkohol swab kemudian menusuk jari tulunjuk arhan dengan lanset setelah darah keluar fairuz mendekatkan ke strip gda"50 pantes kamu lemas mau jus apa teh anget"

"teh anget"

"tunggu jangan tidur"ucap fairuz kawatir karena takut arhan tidur malah keblabasan pingsan seperti yang sudah sudah, fairuz mengguncang tubuh luna agar luna terbangun, harus membutuhkan waktu 3 menit agar luna terbangun dari tidurnya"jangain adek gula darahnya rendah, ayah mau buatin teh anget"

Luna yang masih mengantuk langsung tidak ngantuk lagi saat mendengar kalau gula darah arhan turun"iya, kenapa nggak bangunin dari tadi"gerutu luna

Luna mengelus pelan rambut arhan, rasa kawatir di hatinya tidak pernah berubah sejak dulu padahal sudah sering melihat tiba tiba arhan drop karena penyakitnya"istighfar dek jangan tidur"ucap luna saat melihat mata arhan yang sudah tidak tahan untuk terjaga.

arhan-2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang