Chapter 3

991 101 25
                                    

Sehun berjalan dengan tergesa meninggalkan Jongin dan Baekhyun di Coffee Shop. Wajahnya merah padam.

Sebelum ini, Sehun sama sekali tidak mengingat kegiatan panasnya bersama Chanyeol malam itu. Dan Sehun memang tidak berniat untuk mengingatnya. Sehun ingin melupakannya hingga pada titik bahwa ia bersedia hilang ingatan jika perlu.

Tapi sial, kini ia justru mengingat semuanya.

Dari waktu dirinya di bawa pergi oleh Chanyeol dari Club malam menuju hotel hingga kegiatan intim keduanya. Sehun merasa sangat malu mengingat bagaimana ia memohon pada pria yang baru di temuinya satu kali itu untuk tidak berhenti memuaskan hasratnya.

Meski sekarang ia telah mengetahui bahwa tindakannya itu karena terpengaruh oleh obat perangsang, Sehun tetap menganggapnya tidak benar. Sehun merasa dirinya bertindak seperti seorang jalang yang haus sentuhan malam itu. Dan hal tersebut sangat memalukan baginya.

Sehun bersumpah ia tak akan sudi bertemu lagi dengan pria itu.

Mau di taruh dimana mukanya?

Lalu Sehun yang tengah berjalan melalui gang sempit menuju rumahnya tak sengaja melihat seseorang yang ia kenal.

Park Jihoon.

Anak itu tidak sendirian. Ada tiga anak lain yang mengenakan seragam sekolah sepertinya dan salah satunya tengah menunduk dengan tubuh terpojok pada dinding.

Sehun langsung paham bahwa Jihoon dan kedua anak lain tengah melakukan perundungan. Maka ia segera menghampiri lalu menarik telinga Jihoon hingga anak itu berseru kesakitan.

"Ya! Apa yang- kau?!"

Jihoon melotot pada Sehun yang masih menjewernya sebelum mengenyahkan tangan Sehun dari telinganya dengan kasar.

"Apa maumu hah?!"

Seru Jihoon, marah. Sehun membalasnya dengan tatapan galak.

"Kau, aku akan mengadukanmu pada ibumu!"

Ucapnya penuh ancaman. Jihoon menanggapinya dengan senyum miring meremehkan.

"Memangnya apa yang akan kau katakan pada ibuku, huh?"

Tanyanya sambil menyilangkan kedua lengan di depan dada. Menantang.

"Tentu saja aku akan mengatakan pada ibumu bahwa putranya yang nakal ini telah melakukan perundungan pada teman sekolahnya."

Jihoon melebarkan matanya. Begitu juga dengan kedua temannya yang lain.

"Yak! Aku tidak melakukan perundungan! Jangan asal menuduh!"

Sangkalnya. Sehun melirik pada satu remaja yang masih menundukkan wajahnya. Lalu kembali menatap Jihoon.

"Kau melakukannya. Aku melihatnya."

Ucap Sehun, yakin.

"Hyung, kau salah paham. Kami tidak melakukan perundungan pada si sialan ini."

Ucap salah satu teman Jihoon. Jihoon dan temannya yang lain mengangguk menyetujui.

"Lalu apa yang kalian lakukan barusan? Jangan mencoba mengelak, aku melihatnya dengan jelas."

Bantah Sehun.

"Hyung, dia yang mencari gara-gara duluan dengan kami. Dia mengadu pada guru bahwa kami merokok di-"

"Yak!"

"Aww!"

Teman Jihoon yang berusaha menjelaskan duduk permasalahannya lantas mendapat hadiah sebuah bentakan dari temannya yang lain serta pukulan keras di kepala oleh Jihoon.

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang