Chapter 30

727 47 10
                                    

Tubuhnya terbaring lemah di atas ranjang dengan selang infus yang menghiasi punggung tangan kanannya. Ketika seseorang memasuki ruangan, ia menyambutnya dengan senyuman hangat meski wajahnya tampak lemah.

Orang itu langsung mendekat dan mencium keningnya sambil menggenggam satu tangannya yang bebas dari selang infus. Ia memejamkan mata merasakan kecupan lembut itu sambil mendengarkan ucapan terima kasih yang sosok tersebut gaungkan dengan penuh rasa syukur.

"Terima kasih. Terima kasih karena telah menjaga buah hati kita di dalam rahimmu selama sembilan bulan empat hari. Terima kasih karena telah berjuang untuk melahirkannya kedunia. Dan terima kasih karena telah kembali dengan selamat."

Suster yang tadinya ada di sana untuk menyelesaikan tugas mereka dalam memindahkan Sehun sudah keluar sejak Chanyeol mencium kening istrinya.

Sehun baru membuka mata ketika ia merasakan bibir Chanyeol telah meninggalkan keningnya. Lantas netranya bertemu tatap dengan mata sang suami yang memberinya pandangan prihatin. Sehun menemukan bahwa penampilan suaminya itu tampak kacau dan ada gurat lelah di wajahnya.

"Ada apa denganmu?"

"Huh?"

Di tanya demikian, Chanyeol tak paham maksudnya.

"Aku baru saja melahirkan anakmu, tapi kenapa kau terlihat kacau? Seharusnya kan kau senang?"

Sehun hanya mengkhawatirkan suaminya. Berpikir mungkin sang suami mengalami kejadian buruk ketika ia berada di ruang bersalin tadi.

"Tentu saja aku senang Sehun. Aku bahkan merasa bahwa saat ini aku adalah orang yang paling beruntung dan bahagia di dunia. Aku hanya masih belum bisa menyingkirkan rasa takutku."

Ucap Chanyeol setelah ia duduk di sebuah bangku yang tersedia di samping ranjang tempat istrinya terbaring lemah. Genggamannya pada telapak tangan Sehun belum ia lepaskan, bahkan semakin erat namun tetap berusaha untuk tidak menyakiti istrinya.

"Apa yang kau takutkan, huh? Anak kita baik-baik saja kan?"

"Dia baik Sehun. Kau melahirkan seorang gadis kecil yang sehat dan sangat cantik sepertimu."

Ah.. jadi anak mereka perempuan.

"Taukah kau, aku takut sekali melihatmu meringis dan menangis kesakitan tadi. Aku ingin sekali menggantikanmu merasakan sakitnya. Tapi aku tak bisa dan aku menyesalinya."

Sehun tersenyum haru mendengarnya. Lalu sempat-sempatnya ia terpikirkan ide jahil.

"Kalau begitu lain kali kau saja yang mengandung dan melahirkan anak kita, bagaimana?"

Chanyeol sontak melotot. Dan Sehun terkekeh melihat reaksinya. Tentu saja itu hanya candaan. Chanyeol tak mungkin bisa mengandung, dia tak punya rahim seperti Sehun.

Lalu pintu ruangan terbuka dari luar dan seorang suster muncul dengan buntalan kecil dalam gendongannya.

"Sehun-ssi, bayi anda baru selesai di mandikan dan di pakaikan baju."

Sehun tampak bersemangat dan menggerakkan tubuhnya untuk duduk. Chanyeol pun dengan sigap akan membantu sebelum sang suster menegur mereka.

"Jangan bangun dulu Sehun-ssi. Jahitan di perut anda masih baru, rentan lepas. Anda di haruskan untuk tetap berbaring selama beberapa hari ke depan."

"Ugh.. tapi aku ingin menggendong anakku."

Sehun berucap sedih.

"Saya akan meletakkan putri anda pada ruang kosong di sisi anda."

Dan Suster melakukan apa yang ia katakan. Buntalan berwarna merah muda berisi putri Chanyeol dan Sehun itu kini terbaring di sisi sang ibu yang menatapnya takjub. Sehun hanya bisa memperhatikan putrinya dengan berbaring menyamping.

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang