Chapter 24

598 59 13
                                    

Baekhyun menatap miris seseorang yang kini meringkuk di atas ranjangnya dengan pundak bergetar. Isak tangis mengalun pilu, mengisi kesunyian di kamar besarnya.

Baekhyun sedang patah hati. Masih belum bisa bangkit dari keterpurukannya yang baru kemaren mendapat penolakan atas cinta pertamanya.

Tapi kondisinya tidak lebih buruk dan lebih serius dari apa yang tengah menimpa sang sahabat yang kini tengah meratap penuh duka.

Ya. Seseorang yang menangis di ranjangnya itu adalah Sehun. Sahabat sejatinya selain Jongin.

Sehun mendatangi rumahnya pada pukul tiga dini hari dan langsung menghambur ke pelukannya sambil menangis. Ketika Baekhyun menanyakan penyebabnya, ia mendapatkan jawaban yang cukup membuat emosinya hampir meledak.

"Hun-ah, haruskah ku berikan pelajaran untuk si brengsek itu, hem? Kau ingin dia ku apakan? Berani-beraninya dia menyakiti hati sahabatku! Lagi pula, bagaimana bisa dia tak mempercayai ketulusanmu setelah semua yang terjadi?"

Ucap Baekhyun penuh emosi. Sebenarnya sebelum ia bertanya demikian pada Sehun, pemuda Byun itu sudah menyusun rencana untuk melubangi kepala seorang Park Chanyeol dengan senapan angin milik ayahnya yang terpajang pada dinding ruang keluarga di rumahnya.

Di tanya begitu, Sehun malah menangis semakin keras sambil merengek-

"Huhu~... jangan hiks.. apa-apakan.. suamikuuuh Byuuuuun! A.. hiks.. aku belum mau jadi jandaaaaaa... hiks.."

Baekhyun melotot tak terima mendengar hal itu.

"Kau masih membelanya setelah apa yang ia lakukan padamu?!"

"Aku.. hiks.. aku masih mencintainya bagaimanapun! Hiks.."

Baekhyun menggeleng tak habis pikir.

"Lalu kenapa kau datang kemari dan mengganggu tidurku jika kau tidak keberatan dengan kelakuan brengsek suamimu itu, hah?!"

Seru Baekhyun dengan kekesalan yang telah mencapai ubun-ubun. Selain kesal karena Sehun masih saja melindungi suaminya setelah mendengar pengakuan tak tau diri dari si pria Park itu, ia juga kesal karena tidur nyenyaknya terganggu.

Sehun lalu menghentikan tangisnya dan bangkit dari posisinya. Ia duduk dengan kaki bersila dan menundukan kepala, menatapi jari-jemarinya yang ia mainkan.

"Aku hanya berniat menggertaknya dengan berpura-pura ingin pergi. Ku pikir ia akan menahanku, tapi ia hanya diam saja melihatku pergi dan tidak mengejarku sama sekali."

Jawabnya.

"Jika begitu, bukankah sudah sangat jelas bahwa ia tidak sungguh-sungguh mencintaimu?"

Sehun lantas memberikan tatapan tak terima pada Baekhyun.

"Chanyeol bukannya tidak mencintaiku, dia hanya belum bisa mempercayaiku!"

Baekhyun memutar bola matanya mendengar ucapan Sehun.

"Jika dia sungguh-sungguh mencintaimu, maka seharusnya dia tidak meragukan perasaanmu dan mempercayaimu. Kepercayaan adalah salah satu pondasi dari sebuah hubungan, terlebih jika itu melibatkan cinta di dalamnya. Kalian bahkan sudah menikah, demi Tuhan!"

Baekhyun berucap yakin dengan pendapatnya.

"Chanyeol memiliki trauma dari masa lalu, Baek. Tidak mudah baginya untuk mempercayai seseorang meski ia mencintai orang itu."

Balas Sehun.

"Tapi kau sudah merelakan statusmu sebagai pria lurus dan membuang harga dirimu untuk menjadi sibmissive baginya. Bukankah kau pernah mengatakan bahwa impian masa depanmu adalah menjadi suami dan ayah dari seorang istri yang cantik serta anak-anak yang lucu? Dan lihat apa yang kau korbankan untuk menjadi istri dari si tak tau diri Park Chanyeol?"

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang