Tubuhnya terbaring lemah di atas ranjang pesakitan dengan mata terpejam. Sehun masih dalam keadaan pingsan meski sudah di pindahkan ke ruang rawat. Namun syukurlah, detak jantung dan pernafasannya sudah normal.
Chanyeol dan Junmyeon duduk bersisian di sofa panjang yang tersedia di dalam ruang rawat vip itu. Tentu, jika bukan karena Chanyeol mengatakan bahwa ia yang akan menanggung semua biaya, Junmyeon akan lebih memilih menempatkan adiknya di ruang rawat biasa.
Sesayang atau sekhawatir apapun Junmyeon pada keadaan adiknya, putra sulung keluarga Oh itu tetap harus mempertimbangkan isi dompetnya.
Biaya rumah sakit kan selalu mahal? Makanya jangan sampai sakit!
"Jadi kau dan Sehun sudah melakukannya?"
Tanya Junmyeon setelah cukup lama hening. Pertanyaannya menjurus pada penyebab kehamilan sang adik.
Chanyeol taunya mengangguk, tak mungkin mengelak lagi sebab kenyataannya, kecebong miliknya telah menjadi janin di rahim sang calon istri. Tak mungkin juga menyangkal dengan mengatakan bahwa janin itu bukanlah darah dagingnya, sebab ia tau bahwa Sehun hanya melakukan itu dengannya.
"Berapa kali?"
Tanya Junmyeon lagi.
"Tiga, dengan yang semalam."
Junmyeon berdecak kesal.
"Aku tidak tau bahwa Sehun mau di gagahi oleh pria. Ku kira dia suka wanita. Kami sudah memperingatkannya untuk tidak membiarkan pria lain membobolnya. Inilah akibatnya karena dia tak menurut!"
Gerutunya.
"Apa hanya aku yang tidak tau bahwa Sehun bisa hamil?"
"Sebenarnya hanya keluarga saja yang tau tentang hal ini. Kami pun baru memberitahunya beberapa tahun lalu dan dia ingin masalah ini di rahasiakan dari orang luar karena tak ingin di anggap aneh. Tapi jika dia sudah memutuskan untuk menjalin hubungan denganmu yang seorang pria, seharusnya dia berterus terang padamu."
Chanyeol berpikir. Mungkin jika mereka menjalin hubungan atas dasar cinta sama cinta, Sehun akan berterus terang padanya.
Tapi mereka tidak. Semuanya terjadi begitu saja atas dasar ketidak sengajaan yang membuat mereka terpaksa harus setuju untuk menikah.
Lalu Chanyeol ingat ketika Sehun menanyakan padanya tentang pengaman. Pantas saja Sehun langsung down saat tau bahwa Chanyeol tak mengenakan pengaman ketika malam pertama mereka melakukannya.
Junmyeon terdengar kembali menghela nafas.
"Tapi aku sedikit bersyukur karena Sehun akan menikah denganmu. Setidaknya Sehun tak akan merasa sakit hati sebab spermanya tak bisa membuahi sel telur pada wanita. Aku tak bisa membayangkan jika ia berakhir menikahi seorang wanita dengan kondisi dirinya yang tak bisa menghamili istrinya. Sehun pasti akan sangat terluka."
Tidak. Tak perlu menunggu bayangan Junmyeon terealisasi untuk membuat Sehun terluka. Karena Sehun yang memiliki harapan untuk membina rumah tangga bersama seorang wanita akan segera tau bahwa ia tak akan pernah bisa memiliki keturunan dengan wanita.
Membayangkan reaksi Sehun setelah mengetahui kenyatannya membuat Chanyeol menjadi resah. Chanyeol merasa tak tega melihat Sehun berduka.
"Hamil?"
Lirihan itu keluarnya dari bibir kecil Sehun. Tatapannya nanar pada udara kosong di hadapannya. Sementara Chanyeol duduk di sebelah ranjang dengan sebuah kursi yang tersedia.
Junmyeon tengah pulang ke rumahnya untuk mengabarkan keadaan Sehun pada kedua orang tua mereka. Junmyeon merasa kurang pas jika mengabarkan berita mengejutkan ini melalui panggilan telephone.
KAMU SEDANG MEMBACA
Together
أدب الهواةOh Sehun merasa harga dirinya terluka ketika ia terbangun di pagi hari pada sebuah kamar hotel bersama seorang pria yang tak ia kenal dalam satu selimut. Celakanya, ia dan pria itu tak mengenakan apapun di balik selimut yang mereka gunakan. Sebagai...