Chapter 9

825 81 16
                                    

Sehun tengah berjalan ogah-ogahan dengan satu tangan yang di tarik oleh Baekhyun. Pemuda Byun itu menyeret Sehun hingga ke taman belakang fakultas ekonomi.

"Katakan dengan jujur. Benar kau tidur dengan Chanyeol di malam pesta ulang tahunku?"

Sehun sedikit terkejut. Namun raut wajahnya datar saja.

"Siapa bilang?"

Inginnya mengelak. Tapi-

"Kata Jongin. Dan Jongin mendengar hal ini dari ibunya Chanyeol."

tak ada gunanya mengelak. Sehun masih bungkam. Tak mau mengakui, tapi tak kuasa menyangkal.

"Benar kan?"

Desak Baekhyun.

"Hmm."

"Sial! Aku kalah taruhan!"

Umpat Baekhyun begitu Sehun mengakuinya meski hanya menyuarakan gumaman ambigu.

"Taruhan apa?"

Tanya Sehun dengan dahi berkerut.

"Jongin mengatakan jika ibu Chanyeol melamarmu karena kalian sudah ketahuan tidur bersama. Aku tak percaya. Kau bilang kan kau stright? Tapi dia kekeuh. Jadi kita bertaruh. Jika benar kau tidur dengan Chanyeol, maka aku harus mau jadi kekasihnya. Dan jika tidak, maka Jongin harus menjadi budakku selama setahun penuh."

Sehun memutar bola matanya jengah. Untuk apa Baekhyun bertaruh?

Tanpa perlu bertaruh pun, Jongin sudah jadi budaknya selama ini. Budak cinta yang mau di suruh-suruh dan mau melakukan apapun yang Baekhyun minta. Sehun bahkan yakin Jongin akan meyanggupinya jika Baekhyun meminta Jongin untuk terjun ke bak penuh coklat.

Jongin benci coklat ngomong-ngomong. Entah intuisi dari mana, ia takut kulitnya makin gelap jika makan coklat.





















Sehun melarang Chanyeol mendatanginya di universitas. Juga melarangnya menghubungi Sehun ketika pemuda Oh itu sedang sibuk belajar atau bekerja.

Apa kalian pikir Chanyeol akan menurutinya?

Tentu saja tidak!

Bukan maksud Chanyeol untuk tak mengindahkan peringatan dari Sehun. Tapi dia punya masalah di sini.

Ibunya.

Ibu Park ingin bertemu Sehun. Rencananya beliau ingin mengajak Sehun untuk mengobrol demi mengakrabkan diri. Sehun akan jadi menantunya, tapi mereka belum cukup dekat. Dan Chanyeol yang tak bisa menolak permintaan ibunya-selain untuk di jodohkan dengan anak temannya-, terpaksa menyanggupi.

Persetan jika Sehun marah. Lebih baik menghadapi kemarahan Sehun dari pada mendengar omelan ibunya yang bisa berlangsung hingga lima jam lamanya.

Soal Sehun, Chanyeol bisa membujuknya dengan Bubble Tea seperti sebelumnya. Chanyeol ingat, mood buruk Sehun bisa enyah setelah ia mendapatkan satu cup Bubble Tea rasa vanilla tempo hari. Saat itu Sehun terlihat senang sekali. Tersenyum begitu manis hingga matanya membentuk seperti bulan sabit.

Cantik.

Oh! Dan sekarang Chanyeol sudah tiba di universitas tempat Sehun kuliyah. Menurut jadwal yang telah Sehun beritahukan padanya tempo hari, seharusnya sepuluh menit lagi kelas terakhir Sehun selesai.

Iya. Chanyeol memiliki daya ingat yang luar biasa seperti gajah. Ia mengingat setiap hal yang Sehun ucapkan tanpa perlu mencatat. Karena itulah Chanyeol selalu menjadi juara kelas saat masih sekolah dulu.

Hebat bukan?

Menunggu itu menyebalkan ngomong-ngomong. Chanyeol selalu ontime. Hal ini juga berlaku untuk pegawai di perusahaannya hingga ke client kerjanya. Tapi Chanyeol akan dengan sabar menunggu Sehun keluar dari gedung universitas kali ini.

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang