Chapter 11

900 90 35
                                    

Chanyeol merasa ia mendapatkan jackpot malam ini. Esok, dirinya akan berterima kasih pada Baekhyun dan Jongin. Sebab kedua orang itu telah membuat Chanyeol kerepotan mengurusi Sehun yang mabuk.

Bercanda~

Chanyeol memang sempat kesal karena kerepotan mengurusi Sehun. Tapi dia tak menyesal melakukannya. Sebab kini Sehun tengah berada di bawahnya dengan tubuh yang terhentak-hentak kasar karena pergerakan maju-mundur yang pinggulnya lakukan. Mereka tengah melakukan penyatuan, entah untuk yang keberapa kali. Kulit putih Sehun tidak lagi bersih. Ada banyak kissmark di sana. Mulai dari leher, dada, perut, pinggang, paha, bahkan pantat dan betisnya.

Duh! Chanyeol ganas sekali!

Seluruh tubuh Sehun telah terjamah oleh tangan dan bibir nakalnya. Ajaibnya, Sehun pasrah saja. Pemuda Oh itu sudah terjaga sepenuhnya sejak Chanyeol melumat habis bibirnya. Tanpa di sangka-sangka, Sehun membalas lumatan panas Chanyeol. Dan mereka berakhir melakukan sex semalam suntuk.

Keduanya saling mendesah keras dengan menyebutkan nama masing-masing. Sehun tampak menikmatinya, dan tentu saja begitu juga dengan Chanyeol.

Hingga fajar menjelang, kegiatan panas itu baru usai. Keduanya kelelahan. Lelah beraktifitas ranjang dan lelah mereguk nikmat yang terasa tiada tara.

Sementara di sebuah ruangan yang terletak tepat di sebelah kamar Chanyeol, seseorang tengah mendesah kasar. Matanya merah dengan lingkaran hitam di sekeliling kelopak mata. Sosok itu duduk di atas ranjang sambil menatap kosong udara di depannya.

"Pasangan sialan!"

Umpatnya dengan nada lesu dan jengkel.

Ternyata itu Jihoon, yang terbangun pada dini hari tadi karena mendengar suara-suara laknat dari kamar sebelah. Bocah itu tak bisa lagi terlelap sebab keributan yang di ciptakan oleh sepasang kekasih di ruang sebelah.





































Siang hari ketika matahari hampir berada di atas kepala, Sehun baru membuka mata. Ia mendapati dirinya tengah berbaring menyamping menghadap seseorang yang masih terlelap sambil memeluknya.

Dada bidang yang menyapa penglihatannya pertama kali, Sehun tau siapa pemiliknya. Ingatan semalam menyerbu otaknya, dan wajah Sehun memerah karena rasa malu yang tak terkira.

Semalam, Sehun sudah tidak lagi mabuk ketika Chanyeol mulai memanjakan titik-titik sensitivenya. Ia telah sadar sepenuhnya. Tapi kenikmatan yang ia terima membuat akal sehatnya terbang ke nirwana.

Tak ada jalan untuk mundur, Sehun memilih abai pada prinsipnya yang tak ingin lagi melakukan sex dengan Chanyeol. Ia berakhir menikmati semua perlakuan Chanyeol padanya.

Dan sekarang, ia baru menyesal. Tak sepenuhnya menyesal memang. Bagaimanapun, Sehun juga menikmatinya semalam. Tapi tetap saja, harga dirinya sebagai lelaki lurus kembali terasa terinjak.

Bagaimana Sehun harus bersikap di depan Chanyeol nanti? Pikirnya.

Sehun harus segera kabur dari sini dan minggat dari hidup Chanyeol. Kemanapun, asal tidak menampakkan wajahnya di depan Chanyeol lagi. Hidup menyendiri di padang pasir tampak lebih baik baginya saat ini.

Niatnya sih begitu. Tapi baru bergerak sedikit, Chanyeol justru mengeratkan pelukannya. Hangat dan nyaman adalah hal pertama yang ia rasakan.

Sebelum egonya kembali mengambil alih. Sehun bergerak lebih keras, ingin segera enyah dari sana. Dengan terburu berusaha melepaskan lengan Chanyeol yang melingkar di perutnya.

Tapi-

"Sepuluh menit, Sehun. Hanya sepuluh menit saja. Biarkan tetap seperti ini hanya untuk sepuluh menit saja."

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang