Chapter 12

828 92 20
                                    

Chanyeol tengah duduk bersimpuh dengan posisi tegap dan raut datar. Di hadapannya terbentang sebuah meja berisi menu makan malam untuk satu keluarga. Di sisinya ada Sehun yang tengah menatap lapar semua makanan tersebut. Di sebelah kiri ada Seulgi yang terus memberinya tatapan memuja. Lalu di sebelah kanan ada Junmyeon yang memberinya tatapan menilai. Di hadapannya, ada dua calon mertua yang menatapnya penasaran.

Canggung rasanya. Seumur hidup, baru kali ini Chanyeol duduk lesehan di meja makan yang jauh lebih kecil dari meja makan di rumahnya. Dengan anggota keluarga Sehun yang duduk mengelilingi meja, Chanyeol merasa suasana menjadi kurang nyaman. Terlebih ketika kini ia menjadi pusat perhatian.

"Kalian tidak makan?"

Sehun bertanya setelah menelan satu suapan. Ia sempat memperhatikan seluruh anggota keluarganya yang masih belum menyentuh makanan di meja. Lalu saat menyadari situasinya, Sehun menoleh pada Chanyeol.

"Kau tidak makan? Kenapa? Kau tidak suka makanan sederhana? Makan saja apa yang ada. Ibuku sudah susah payah memasakannya untukmu."

Ucapnya.

Chanyeol gelagapan mendengar dua kalimat terkahir Sehun. Akhirnya dengan kaku ia memakan apapun yang ada di depannya. Chanyeol menelan makanan dengan kelu. Bukan karena rasanya, atau karena menunya yang tidak sesuai dengan seleranya, tapi karena tatapan mereka yang serasa mengulitinya.

"Berhenti menatap calon suamiku terus-menerus. Kalian membuatnya tak nyaman."

Sehun mengatakannya tanpa mengalihkan atensi dari makan malamnya. Semua anggota keluarganya lantas segera makan dengan canggung. Kecuali Seulgi yang masih tak melepas pandang dari Chanyeol. Sehun yang sadar lantas menghela nafas kasar.

"Oh Seulgi, berhenti menatapi Chanyeol-ku atau ku congkel matamu itu!"






Tiga puluh menit makan malam yang terasa seperti berhari-hari bagi Chanyeol itu akhirnya usai. Begitu kenyang, Sehun langsung mengajaknya masuk kamar.

Dan disinilah ia. Berbaring di kasur busa tanpa dipan milih Sehun, dengan si empunya yang sudah terlelap sambil memeluknya. Tadi Sehun sempat meminjamkan baju untuk ganti Chanyeol agar lebih nyaman di kenakan saat tidur. Lalu dia merebahkan diri di kasur dan meminta Chanyeol untuk ikut berbaring di sisinya. Setelah melingkarkan lengannya pada perut Chanyeol, Sehun terlelap begitu saja.

Kini Chanyeol tengah merenung. Memikirkan tingkah aneh Sehun yang tak biasa. Chanyeol merasa Sehun tampak seperti seorang kekasih yang posessive padanya dan ingin terus menempelinya. Padahal sebelumnya Sehun menghindarinya. Juga pernah mengatakan bahwa ia keberatan dengan rencana pernikahan ini dengan alasan bahwa ia pria lurus yang hanya ingin menikahi wanita.

Chanyeol sempat menduga bahwa Sehun mungkin sudah jatuh cinta padanya. Tapi mengingat ucapan Sehun yang itu, Chanyeol menepis dugaannya. Lalu ia yang tadinya berbaring terlentang bergerak mengubah posisi menjadi miring menghadap Sehun. Posisi ini membuatnya dapat mengamati wajah Sehun dengan jelas.

Cantik.

Tak perlu di deskripsikan, terlalu sulit untuk menggambarkan kecantikan wajah pemuda di hadapannya ini. Kata cantik dan indah saja tidak cukup.

Kenapa tidak dari dulu saja Chanyeol di pertemukan dengan Sehun? Pikirnya.

Akhirnya Chanyeol terlelap setelah mencuri satu kecupan pada bibir kecil merah muda calon istrinya itu.







Chanyeol tengah bermimpi. Mimpi indah dimana Sehun menjadi tokoh utamanya. Di mimpi itu, Sehun tengah duduk di atas perutnya dengan keadaan telanjang. Sehun memandang Chanyeol dengan tatapan seductive, seperti sengaja menggoda. Dan Chanyeol memang tergoda.

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang