Ruangan serba putih. Bau obat-obatan yang menyengat. Ranjang pesakitan. Selang infus yang terpasang pada tangan. Baju pasien. Wajah cantik yang tampak pucat.
Pemandangan yang membuat hati Park Sehun tersayat oleh rasa iba sementara ia duduk di bangku yang terletak di sisi ranjang bersama Chanyeol di sebelahnya.
Jadi siang ini Chanyeol mengajaknya untuk kembali mengunjungi mantan kekasih pria itu. Dan kali ini Sehun tak di ijinkan untuk hanya menunggu di luar ruangan.
Moon Gayoung menyambutnya dengan senyuman hangat ketika Sehun memasuki ruang rawat wanita itu. Senyum indah yang tampak menyedihkan itu bahkan masih tersaji hingga Chanyeol selesai memperkenalkan Sehun sebagai istrinya.
Sejak tadi Sehun tidak berkata apapun. Hanya menampilkan senyuman kikuk sebagai balasan atas sambutan hangat dari wanita yang lebih tua darinya.
"Chanyeol sudah menceritakan tentangmu padaku. Aku sangat bersyukur karena Chanyeol memilikimu di sisinya. Ah.. maafkan adikku karena telah membuatmu tidak nyaman dengan permintaannya."
Ucap wanita bernama Moon Gayoung tersebut.
"Emm.. tak apa. Adikmu hanya mengkhawatirkanmu."
Jawab Sehun dengan nada canggung.
"Tetap saja. Tidak seharusnya ia meminta seorang istri untuk mempertemukan suaminya dengan mantan kekasih sang suami."
Sehun tidak lagi berkomentar. Tak tau harus membalas apa. Lalu sang pasien yang duduk di atas ranjang itu meraih salah satu telapak tangan Sehun untuk ia genggam, membuat si empunya terkejut dan menjadi gugup.
"Sehun-ssi. Meski aku masih mencintai Chanyeol, tapi aku tak memiliki niat untuk memintanya kembali padaku. Aku ingin ia bahagia, dan ia tak akan mendapatkannya jika tetap bersamaku. Itulah tujuanku membohonginya dulu. Aku lega sekali karena kini ia memilikimu sebagai istrinya. Chanyeol adalah pria yang baik, begitu juga dengan dirimu. Aku tak asal bicara, Chanyeol telah bercerita tentangmu dan aku bisa melihat betapa besar cinta yang ia miliki untukmu. Aku bisa menjamin, kalian akan bisa hidup bahagia selamanya."
Tuturnya.
"Aku tau."
Jawab Sehun, merasa bangga karena memiliki Chanyeol sebagai pendamping hidupnya.
"Sehun-ssi, maukah kau untuk sesekali mengunjungiku di sini dengan atau tanpa Chanyeol? Aku cukup kesepian di sini dan adikku itu sama sekali tidak asyik untuk di ajak ngobrol. Dia terlalu pendiam dan selalu serius dalam segala hal. Waktuku tidak banyak lagi dan aku tak mau mati dalam kesepian. Aku tau permintaanku ini merepotkan, tapi-"
"Aku akan melakukannya, Nona Gayoung."
Senyum Gayoung terkembang lebar, tampak begitu cerah meski dengan kondisi wajahnya yang pucat.
"Sungguh?"
Sehun mengangguk mantap, melirik sebentar pada suaminya lalu mencondongkan tubuhnya lebih dekat dengan wanita yang masih menggenggam tangannya. Sehun menempatkan mulutnya di hadapan telinga Gayoung yang langsung mengerti dengan maksudnya. Kemudian Sehun membuat pagar dengan telapak tangan di sekitar wajahnya, bermaksud untuk menghalangi penglihatan Chanyeol yang kini menatap keduanya dengan satu alis terangkat, sepertinya curiga.
"Kita bisa membicarakan hal memalukan yang Chanyeol alami dan menertawakannya sampai puas."
Sehun berbisik dengan suara keras, memang sengaja agar Chanyeol mendengarnya.
Lalu apa gunanya gestur berbisik yang ia lakukan?
Dan Chanyeol melotot tak terima mendengarnya.
"Yak! Park Sehun! Aisshh, kau nakal sekali!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Together
FanfictionOh Sehun merasa harga dirinya terluka ketika ia terbangun di pagi hari pada sebuah kamar hotel bersama seorang pria yang tak ia kenal dalam satu selimut. Celakanya, ia dan pria itu tak mengenakan apapun di balik selimut yang mereka gunakan. Sebagai...